----------------
Aku mempercepat langkah ku menuju kampus tempat aku menuntut ilmu. Perkenalkan, aku Aluna Azzahra Putri bisa dipanggil Aluna, gadis desa yang berasal dari salah satu desa di Bandung. Hari ini hari pertama ku berkuliah setelah hampir dua bulan menikmati libur panjang perkuliahan.
Aku berkuliah di salah satu universitas swasta di Jakarta. Saat ini perkuliahan ku sudah memasuki semester 6 dan aku sangat merasa bahagia karena tak lama lagi aku akan meraih gelar S. Ked (Sarjana Kedokteran). Ya, aku memang dari desa dan terlahir dari keluarga yang sederhana. Namun, hal tersebut tidak membuat ku kehilangan kesempatan untuk bisa mewujudkan cita-cita dan impian ku berserta kedua orang tua ku yaitu menjadi seorang dokter.
Tiga Tahun yang lalu, setelah aku lulus SMA. Aku mendapatkan beasiswa sehingga bisa berkuliah di kampus ini, ya kampus ku memang bukan kampus elit tapi kampus juga tidak jelek-jelak amat. Semua biaya perkuliahan ku ditanggung oleh pihak pemberi beasiswa, yaitu salah satu perusahaan besar yang ada di Indonesia. Tidak hanya itu, aku juga mendapatkan uang bulanan sehingga dapat aku pergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup ku selama di Jakarta meski kedua orang tua ku tetap memberi uang bulanan. Tapi setidaknya aku bisa sedikit meringankan beban mereka untuk masalah biaya.
----------------
"Hai Lun, apa kabar?". Ini suara Zevanya Zikra, akrab dipangil Zeze. Teman dekat Aluna.
"Hai, Alhamdulillah baik, kamu sendiri gimana? asik nggak liburannya?". Tanya Aluna.
"Yah gitu deh biasa-biasa aja, liburan serasa cuma pindah rumah doang, orang tua ku tetap aja sibuk dengan urusan mereka masing-masing". Suara Zeze tampak tak bersemangat, terlebih wajah masam yang ia tampilkan.
"Hei udah jangan cemberut gitu, masih untung bisa liburan sama keluarga". Aluna tersenyum melihat wajah teman yang hampir tiap saat bersama.
"Hmm..., iya sih, tapi kan aku tetap aja kesel liat kedua orang tua ku yang selalu aja sibuk dan seakan-akan nggak punya waktu buat anak nya". Dengan nada ketus, Zeze semakin kesal kala mengingat moment liburan nya.
"Udah ah Ze, jangan sebel mulu mending kita ke kantin aja, gimana?". Tawar Aluna dengan tujuan agar Zeze melupakan obrolan saat ini.
"Oke, ya udah ayok". Seketika yang diajak malah berubah kegirangan.
Zeze merupakan salah satu teman deket Aluna, gadis cantik yang juga berprofesi sebagai model ini merupakan gadis asal kota Palembang. Berbeda dengan Aluna, Zeze berasal dari keluarga yang bisa dibilang berkucukupan. Namun, kondisi tersebut tidak membuat Zeze enggan untuk berteman dengan Aluna.
Orang tua Zeze selalu mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa berteman tidak boleh memandang kaya atau miskin. Percuma kaya dan cantik, tapi tidak mempunyai hati yang baik karena attitude buruk hanya akan membuat orang kehilangan segalanya didepan orang lain. Sehingga Zeze selalu senang berteman dengan siapapun asalkan orang tersebut baik. Karakter tersebutlah yang membuat Zeze Pernah memenangkan kontes kecantikan paling fenomenal di Indonesia meskipun hanya meraih juara 2.
----------------
"Kamu mau pesan apa Lun?". Tanya Zeze sambil melihat-lihat daftar menu yang tertempel di depan etalase pemilik kantin.
"Jus alpukat aja deh Ze, aku udah sarapan tadi". Jawab Aluna sambil memainkan Handphone.
"OKEY....,". Teriak Zeze sambil menyatukan ujung jari telunjuknya dengan ujung ibu jari membetuk kode seperti yang ia suarakan.
Sembari menunggu Zeze, Aluna fokus melihat kontrak perkuliahan nya untuk 6 bulan kedepan di layar ponsel.
"HALO HALO...". Teriak seorang pria sambil menggebrak meja yang ada di hadapan Aluna. Membuat semua orang terkejut, tak terkecuali gadis cantik yang tengah fokus dengan ponselnya.
"Ya Tuhan, Riko bisa nggak sih sekali aja nggak buat ulah". Balas Aluna dengan muka datarnya sambil melihat ke arah pria tersebut.
"Hehehe....". Si pria cuma bisa nyengir tau akan kesalahannya.
Pletakk!!...
"Aduh...,". Keluh sang pria sambil mengelus kepalanya ketika dihadiahi sebuah pukulan oleh Zeze.
"Lho Ze. Sakit tau kepala Gue, kalo gue geger otak gimana?". Tanya si pria dengan muka dibuat sesedih mungkin.
"Yah elah LEBAY banget si Lho". Balas Zeze dengan sengaja menekan kata 'Lebay' dan memasang muka sesinis mungkin.
Muhammad Riko Alamsyah, pria tampan berdarah Melayu ini merupakan salah satu teman dekat Aluna dan juga Zeze. Dia selalu ada ketika Aluna sedang menghadapi berbagai masalah. Pria ini siap menjadi Superhero ketika Aluna butuh sandaran untuk sekedar menumpahkan beban yang sedang ditanggungnya.
"Au ah, mending gue pesan makan". Riko berlenggang meninggalkan Aluna dan Zeze.
"Idih, udah buat onar nggak merasa bersalah lagi". Zeze teramat kesal melihat tingkah laku Riko.
"Udah Lah Ze kayak nggak tau si Riko aja". Balas Aluna.
"Lun, ini kan udah semester 6 gue rasa mata kuliah lho udah nggak banyak lagi deh, lho kan sering ngambil matkul (mata kuliah) tambahan disetiap semester bener nggak?". Tanya Zeze yang sudah merubah haluan percakapan.
"Iya bener emang kenapa?". Aluna bertanya balik.
"Hmm.., lho itu masih muda kalik Lun, nggak usah pura-pura lupa deh....". Balas Zeze sedikit gemas dengan gadis di hadapan nya.
"Apasih Ze?, kenapa si?, kamu itu ngomongnya nggak jelas aku nggak paham". Balas Aluna yang sudah beranjak menatap ke arah Zeze.
"Yah elah Lun, masak lho lupa penawaran gue tiga bulan yang lalu..". Zeze semakin gemas dengan Aluna sambil menepuk jidatnya.
"Apasih, aku benar-benar nggak paham dan ngga tau.. ". Aluna tak kalah sebelnya melihat tingkah Zeze yang berbicara tidak jelas menurutnya.
"Itu loo...,". "Ada apa nih serius amat?". Omongan Zeze dipotong oleh Riko.
"hmm.., Lho bisa nggak diem...,". Kali ini omongan Zeze dipotong oleh pelayan yang membawa pesanan mereka.
"Terima kasih mbak". Ucap mereka serempak.
"Lho bisa diem sebentar nggak!!". Kali ini Zeze cepat-cepat berbicara melihat Riko yang ingin melanjutkan omongan nya.
"huuh....,,". Riko hanya mengelah nafas panjang sambil mulai menyantap sarapannya.
"Itu lho Lun, tawaran gue ke lho masalah bekerja part time di resto tempat tante gue. Lho sendiri kan yang bilang butuh biaya tambahan buat persiapan tugas akhir". Zeze kembali melanjutkan obrolannya.
"Oh itu, sepertiny ngga bisa deh Ze, tapi sebelumnya aku makasih banget sama kamu karena udah perhatian ke aku, tapi sekali lagi sorry". Ucap Aluna merasa sedikit bersalah.
"Loh, kenapa Lun?". Zeze keheranan melihat respon Aluna.
"Sebenarnya aku mau, tapi kamu kan tau kalo aku cuma punya waktu luang hari Sabtu dan Minggu aja, itu pun dari pagi sampai siang aja. Mana ada pekerja part time yang seperti itu". Balas Aluna dengan raut wajah sedikit murung.
Riko hanya mendengarkan tanpa komentar apapun, dia sudah tau apa yang diobrolkan oleh kedua temannya ini. Dia masih asik dengan makan nya.
"Hmm..., kalo itu mah jangan dipikirkan Lun, gue udah bilang ke tante gue dan beliau ngga permasalahan itu kok. Lho masih bisa kerja seminggu 2 kali dan setiap harinya 5-6 jam aja kerjanya". Jawab Zeze menyakinkan keraguan Aluna.
"bener tu Lun yang dibilang Zeze". Kini Riko mulai berkomentar dan telah menghabiskan makanan nya.
"beneran ni Ze?". Aluna masih tidak percaya dengan apa yang didengar.
"Iya Alunaaa...". Zeze sudah tidak tahan dengan sikap Aluna.
"Oke aku ambil..". Senyum cerah terukir di wajah cantik nya.
"Nah gitu dong". Ucap Zeze dan Riko berbarengan.
Mereka akhirnya melanjutkan aktifitas di hari pertama berkuliah.
***