Download App

Chapter 2: CHAPTER 02

Pagi ini Rindu sedang ada pemotretan promotion Jaket kulit milik Tn. Mitra Sanjaya. Maka dari itu Ia bangun pagi, dan ia juga sudah menyiapkan sarapan buat dirinya dan Gregi kekasih tercintanya. Ya, Rindu sudah tinggal di apertement Gregi, tentu saja ini permintaan Gregi. Dengan cara rayuan yang super Devil, dan akhirnya Rindu mau tinggal bersama di apartementnya.

Rindu sedang menuang susu Almond ke dalam gelas. Tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang melingkari perutnya dari belakang. Itu adalah perbuatan Gregi, jadi Rindu tidak kaget lagi. Gregi menghirup ceruk leher Rindu, sangat harum. Gregi menyukainya, harum Rose Flower.

"Morning Baby, tumben kamu bangun pagi dan nyiapin Breakfast buat kita juga, sayang!"

"Ya donk, kan hari ini aku ada pemotretan promotion Jaket Kulit. Jadi aku harus bangun pagi. Sekalian menyiapkan Breakfast buat kita."

"Morning kiss dulu donk sini!" Pinta Gregi yang langsung melumat bibir Rindu. Dasar mesum, gumam Rindu.

"Emmpp emppp udah donk Gregi, ayo kita sarapan dulu." Tolak Rindu, sembari mendorong dada kekasihnya. Tapi Gregi malahan memperdalam ciumannya. Dan akhirnya Rindu mengalah, ia membalas ciuman Gregi.

Gregi yang mendapat balasan Rindu menyeringai. Ia terus melumatnya, mencecapnya, menghisapnya. Lidahnya menerobos masuk, bertaut dengan lidah Rindu. Bener-bener mesum si Gregi ini. Rindu yang takut terlambat dan kena omelan managernya ia mendorong dada Gregi.

"Sebaiknya kita sarapan dulu My love, ayo duduk. Semalam kamu sudah menguasai bibirku apa masih kurang puas hemm? Bahkan tiap malam kau menguasainya sampai bibir ku bengkak." Ucap Rindu sebal.

"Sudah aku bilang, bahwa aku tidak akan pernah bosan menikmati bibir dan tubuh indahmu sayangku," ujarnya sembari menggigit pipi Rindu. Rindu cuma geleng-geleng saja melihat kemesuman kekasihnya. Kini mereka sedang sarapan sembari bercanda. Saling suap-suapan, kadang Gregi menyuapi lewat mulutnya. Rindu menerimanya, berujung sampai Gregi menggigit bibir Rindu dengan gemas.

Makan pagi pun sudah selesai, keduanya berjalan keluar ingin berangkat bekerja. Tangan Rindu tidak lepas dari genggaman Gregi. Malahan Rindu sangat nempel.

Mereka sedang menunggu lift, Gregi menggigit hidung Rindu yang mancung.

"Aaww, sakit Gregi! Kenapa kau gigit hidungku?" Rengek Rindu. Gregi tersenyum jahil, karena ia senang melihat rengekan Rindu yang begitu manja.

"Abisnya gemas banget sama kamu Baby. Pengennya gigit kamu mulu."

Rindu cemberut, bibirnya manyun. Gregi mengecup bibir Rindu yang manyun.

"Udah ku kecup, jangan manyun lagi."

Rindu mencubit perut Gregi dengan pelan.

Pintu lift terbuka. Gregi dan Rindu ingin masuk kedalam. Namun, langkahnya terhenti. Karena ada Sandra Mamanya Gregi keluar dari lift. Entah kenapa pagi-pagi begini ibunya datang ke apartementnya? Gregi juga tidak tau, padahal Gregi sudah mau berangkat kantor. Sandra tersenyum melihat putra bungsunya yang sudah tiga minggu ini tidak ketemu. Paling hanya dengar suara Gregi lewat telephone.

"Mama! Mama ngapain pagi-pagi kesini?"

"Apa Mama tidak boleh datang kesini hem? Ingin melihat putra kesayangan Mama, kamu kan sudah tiga minggu nggak pulang kerumah!"

"Bukan gitu Ma maksudnya, tapi Gregi kan sudah mau jalan Ma, ini sudah pukul delapan."

"Kamu kan bosnya, pemilik Garment itu. Jadi tidak masalah dong jika kamu datang terlambat."

"Gregi tau Mama, tapi Gregi mau antar Rindu dulu, dia ada pemotretan pagi ini."

Pandangan Sandra langsung tertuju kearah Rindu yang di sebelah Gregi. Terlihat tangan Rindu sedang menggenggam tangan Gregi. Sandra memperhatikan Rindu dari atas sampai bawah. Matanya naik turun melihat penampilan Rindu. Wajahnya begitu sinis, seperti tidak menyukai Rindu.

Rindu hanya memberi senyuman dengan ramah, tapi Rindu sudah peka jika Mamanya Gregi tidak menyukainya. Di lihat dari wajahnya sudah keliatan. Wajahnya jutek tidak ada senyuman sama sekali, tapi Rindu berfikir positif thinking saja. Memang selama tiga tahun berhubungan dengan Gregi, Rindu belum pernah bertemu dengan Sandra. Rindu juga tidak pernah menayakan soal orang tuanya. Ia hanya mengikut kemauan Gregi saja. Apa lagi Rindu juga sibuk dengan pekerjaannya.

"Dia siapa?" Tanya Sandra sinis.

Gregi mengenalkannya.

"Kenalin Ma, dia Rindu kekasih Gregi."

"Sayang ini Mama aku!"

Rindu mengulurkan tangan kepada Mamanya Gregi, "Saya Rindu Tante." Ucap Rindu begitu lembut. Namun, tangan Rindu menggantung di udara begitu saja. Sandra mengabaikan Rindu, dan tidak mau menyambut uluran tangan Rindu.

Rindu kecewa, ia sakit hati. Belum apa-apa sudah seperti ini, di abaikan.

"Ma! Kenapa Mama nyuekin Rindu?"

"Kalian sudah tinggal bersama?"

"Ma Gregi antar Rindu dulu ya! Mama tunggu di apartement. Tidak lama kok."

"Dia kan bisa berangkat sendiri pake taxi apa ojeg online. Kenapa harus di antar! Nggak usah manja jadi cewek." Ucap Sandra pedas yang buat hati Rindu tertohok. Gregi tidak terima oleh ucapan Mamanya yang begitu pedas terhadap Rindu. 

"Mama, omongan Mama bisa nyakiti hati Rindu." Kesal Gregi.

"Udah gi nggak usah ribut, malu sama tetangga. Nggak apa-apa kok aku naik Taxi saja." Ucap Rindu sembari melepas genggaman tangan Gregi. Ia langsung masuk ke dalam lift, saat pintu lift terbuka.

"Sayang tapi-!"

Panggilan Gregi terpotong, karena pintu lift sudah tertutup dan membawa Rindu turun kebawah. Di dalam lift Rindu menangis, ia ingat betul ucapan Mamanya Gregi yang begitu pedas tadi. Baru awal ketemu sudah menyakiti hatinya. Belum apa-apa, baru perkenalan sudah membuatnya menangis. Apa jangan-jangan Mamanya Gregi tidak menyukai dirinya?

Ting

Pintu lift terbuka Rindu mengusap air matanya. Lalu ia keluar, menunggu taxi di lobby. Tidak lama taxi pun datang. Ia langsung masuk dan bilang sama supir untuk mengantarkannya ke Green Link. Ponselnya berbunyi, ada pesan masuk dari Gregi.

My Gregi 😘

Sayang maafin Mama ya!  nanti pulangnya aku jemput ya! Dan Jangan lupa makan siang nanti. Kerja baik-baik ok! Hubungi aku jika ada apa-apa. I love you my lady.

Rindu tidak membalasnya, ia kembali menangis. Ia berpikir apa hubungannya dengan Gregi tidak akan dapat restu dari orang tuanya?

Apa ini arti dari kegelisahannya dari kemaren, apa ini arti mimpi dan ketakutannya beberapa hari ini? Rindu menggelengkan kepalanya. Tidak, aku tidak mau kehilangan Gregi. Aku sangat mencintai dan menyayanginya. Tuhan semoga hubungan ku dengan Gregi baik-baik saja. Lirih Rindu dalam hati.

Taxi yang di tumpangi Rindu sudah sampai dan berenti tepat di depan Green Link. Ia membayarnya. Setelah membayar ongkos taxi lalu keluar dan buru-buru masuk kedalam. Ia mencari keberadaan Ega.

Ega ada di ruang ganti sedang mepersiapkan barang-barangnya yang ingin ia bawa nanti. Beruntung Yeyen, Gana dan yang lain belum berangkat. Ia takut kena semprot sama Yeyen jika telat.

"Ega sorry gue telat, soalnya gue naik Taxi tadi. Cepetan rampiin rambut gue."

"Whatt? Lo naik taxi, memangnya kekasih tampan lo itu kemana?"

"Dia sibuk ada meeting pagi hari ini, jadi dia tidak bisa mengantar gue." Dusta Rindu.

"Ohh, ya udah cepetan lo benerin make up lo bentar lagi berangkat.

Benar saja, beberapa menit kemudian Yeyen masuk memanggil Rindu. Memberi taunya bahwa sebentar lagi akan berangkat ke Mall Citra Land. Tempat Rindu pemotretan promo Jaket Kulit.

Semua sudah siap, kini Rindu, Ega dan lainnya berada dalam mobil ingin menuju lokasi pemotretan. Ega memperhatikan Rindu yang sedari tadi melamun dengan pandangan kosong. Ega menebak Rindu pasti ada masalah. Tidak biasanya Rindu bengong terus sedari tadi.

"Rindu! Lo kenapa melamun mulu dari tadi? Lo ada masalah? Cerita sama gue jika ada masalah?"

"Nggak kok nggak ada."

"Ya sudah jangan melamun, semangat dong," ucap Ega menyemangati Rindu.

Rindu mencoba melupakan kejadian tadi pagi. Tapi tidak bisa, jika mengingat Sandra mengabaikan tangannya dan mendengar ucapannya yang begitu pedas. Hatinya sakit, kecewa. Rindu semakin takut untuk kehilangan Gregi. Air matanya menetes, ia langsung menghapusnya. Sebelum Ega melihatnya.

***

Di apartement, Gregi sedang berdebat dengan Mamanya. Gregi tidak terima jika Mamanya berkata pedas terhadap Rindu. Coba bayangkan, Rindu mengulurkan tangan dengan sopan, namun di abaikan. Pasti rasanya sakit, kecewa, malu. Berarti itu kode buat Rindu, bahwa Rindu tidak di terima oleh orang tuanya Gregi.

"Mama jangan ikut campur urusan Gregi Ma. Rindu gadis yang baik, keluarganya juga orang baik. Kenapa Mama tidak menyukai Rindu?"

"Gadis baik dari mana! penampilan seperti itu di bilang baik, pake pakaian terbuka. Mama yakin pasti dia jual diri dulu supaya bisa jadi model, semua orang yang ingin jadi model pasti tubuhnya di icip dulu sama bosnya atau  Photographynya."

"MAMA! Jaga ucapan Mama! Rindu tidak seperti itu Ma. Jangan menghinanya. Justru Gregi yang icip tubuh Rindu duluan Ma. Lebih baik Mama pulang, Gregi mau ke kantor."

Gregi sangat murka mendengar Rindu kesayangannya di hina oleh Mamanya. Rindu bukan wanita murahan yang jual diri demi bisa jadi model. Dulu Gregi yang masukin Rindu ke Green Link. Karena Green Link itu milik sahabatnya Gregi. Ia percaya sama Rindu, buktinya pertama ia menyentuhnya Rindu masih perawan. Justru Gregi lah yang merawani Rindu.

Entah kenapa Sandra tidak menyukai Rindu?

Gregi langsung menyambar kunci mobil dan ponselnya yang tergeletak di meja. Lalu ia keluar sembari membanting pintu begitu keras.

Braaaakkkk

"Gregi," panggil Sandra. Ia kaget saat Gregi menutup pintu begitu keras.

"Ini pasti gara-gara gadis itu, putraku jadi berani melawanku. Awas saja nanti kamu Rindu!" Ancam Sandra.

Gregi melajukan mobilnya dengan kecepatan yang tinggi. Sesampainya di kantor ia di sambut oleh skretarisnya yang bernama Indri Ansari. Gregi tidak menjawab, ia langsung masuk keruangannya. Di mejanya sudah ada berkas-berkas laporan dari ADM ingin minta tanda tangan.

Tok

Tok

Tok

Indri masuk ingin memberi undangan, "Permisi Tuan, ini ada undangan dari Tn. Reyneis."

Gregi menerimanya, ia sempat terkejut mendengar sahabatnya ingin menikah.

"Ok terima kasih Indri, kamu boleh kembali ke mejamu."

"Tuan nanti siang jam satu anda ada jadual makan siang dengan Tn. Mitra Sanjaya di Citra Land."

"Ok!" Jawab Gregi singkat, sembari mengirim pesan ke Reyneis. Ia meledek Rey yang mau menikah.

Gregi sibuk mengerjakan berkas-berkas laporan dari ADM. sampai tak terasa hari sudah siang. Dia lupa bahwa siang ini ada janji makan siang dengan Mitra rekan bisnisnya. Ia menyambar ponselnya dan kunci mobilnya yang berada di atas meja. Tidak lupa ia juga mengambil jasnya yang bergantung. Lalu bergegas keluar dari ruangannya.

"Indri saya keluar dulu!"

"Iya Tuan."

Gregi memasuki lift, menekan tombol satu. Setelah pintu lift tertutup ia mengecek ponselnya. Tidak ada pesan atau panggilan dari Rindu. Biasanya Rindu dalam sehari tidak bisa di hitung untuk mengirim pesan padanya. Apa Rindu marah?

Ini semua gara-gara Mamanya yang sangat keterlaluan. Pintu lift terbuka Gregi keluar dan memghampiri Ian asistentnya atau orang kepercayaannya. Ian sudah menunggunya di lobby. Lalu Ian membukakan pintu mobil untuk Gregi.

Membutuhkan waktu empat puluh lima menit. Mobil yang Gregi tumpangi sudah sampai di Citra Land. Gregi keluar dan bilang sama Ian untuk menunggunya di dalam saja. Jika jenuh nanti kan bisa jalan-jalan di dalam. Gregi mencari keberadaan Mitra Sanjaya. Liat sana sini sampai tidak sengaja menabrak bahu seorang gadis yang sama-sama tidak tau.Gadis itu juga lagi buru-buru.

"Maaf-maaf saya buru-buru-"

"Anda!" Ucap Gregi dan gadis itu bebarengan.

"Seolah-olah dunia ini sempit sekali, padahal kota Jakarta ini sangat luas. Tapi kenapa saya bertemu dengan anda lagi? Bahkan pertemuannya bertabrakan lagi," ucap Gregi sembari terkekeh.

"Maaf, saya juga tidak tau akan bertemu dan bertabrakan dengan anda lagi."

"Boleh kita berkenalan! Sapa tau kita bertemu lagi dan bertabrakan lagi! Sudah dua kali kita bertemu dalam tabrakan tanpa sengaja."

Lalu keduanya saling mengulurkan tangan. Memperkenalkan diri masing-masing.

"Saya Keke Mahariyani, panggil saja Keke."

"Nama yang cantik! Saya Gregi Lozenzas Maxwell panggil saja Gregi. Ngomong-ngomong anda sendirian saja?"

"Saya tadi lagi ada janji sama teman, tapi phonsel saya ketinggalan. Makanya saya buru-buru ingin mengambilnya."

"Boleh dong tuker nomer handphonenya?"

Mereka pun bertukar nomer telephone masing-masing. Dari kejauhan ada Rindu yang menyaksikan sedari tadi. Rindu sedang istirahat ingin mencari makan siang. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Gregi sedang berbincang dengan seorang gadis. Rindu tau gadis itu, gadis yang tabrakan dengan Gregi di Restaurant tempo hari. Kini hati Rindu semakin gelisah. Kata orang jika bertemu orang sampe beberapa kali itu namanya jodoh. Tidak ingin berfikir positif akhirnya Rindu pergi mengabaikan hatinya yang gelisah dan ketakutan. Takut jika ia akan kehilangan Gregi.

Rindu kembali ke lokasi pemotretan, ia tidak jadi beli makan. Untung saja masih ada snack, jadi bisa buat ganjal perutnya supaya tidak terasa perih. Phoneselnya berbunyi tanda ada pesan masuk.

My Gregi 😘

Babe sudah makan siang belum? Aku lagi da di Citra Land nih. Aku baru ingat bahwa kamu juga Pemotretannya disini juga. Jika kamu belum makan, kita makan siang bareng yuk. Kebetulan aku di undang makan siang sama Tn. Mitra Sanjaya. Apa kamu masih marah gara-gara omongan Mama tadi pagi hem?

Rindu hanya membalasnya singkat.

"Iya sayang aku sudah makan, dan aku tidak marah kok. Tapi maaf aku nggak bisa join Lunch ya!"

My Gregi😘

Emmmmm masih ngambek! 🙁 Ya sudah aku tunggu kamu disini sampai pemotretannya selesai. 😘

Rindu tidak membalasnya lagi, ia kembali sibuk, saat ini ia berganti pakaian lagi. Karena masih ada beberapa jacket dan dress yang belum di ambil gambarnya.

Pemotretan pun selesai, Rindu melihat hasilnya sangat bagus. Ia minta di kirim ke email dia buat kenang-kenangan. Saat ia sedang minum tiba-tiba perutnya terasa mual, dan tenggorokannya seperti ada sesuatu yang ingin keluar. Ia langsung lari ke kamar mandi.

Hweekkk hweekkk hwekkk

Ya tuhan kenapa ini mual banget? Apa karena aku belum makan siang tadi? Gumamnya.

Rindu membersihkan mulutnya, lalu ia mencuci mukanya supaya tidak kelihatan pucat. Nanti ia akan periksa kedokter selepas pupang dari sini. Mengingat ia telat mens juga. Ega menghampiri Rindu.

"Lo kenapa? Lo sakit?"

"Gue nggak apa-apa Ega, pemotretannya sudah selesai kan?"

"Nggak tau, ayo kita tanya Mba Yeyen."

Rindu berjalan sempoyongan, karena kepalanya terasa sangat pening. Ia duduk di sofa, sembari memejamkan matanya.

BERSAMBUNG.

               Semakin dalam perasaan

cintaku padamu,

Semakin takut juga aku

Bila harus kehilangan kamu

       Rindu to Gregi


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login