Download App
100% *Dreamer*

Chapter 4: Loong Nap #1

Gelap, Sunyi dan sendiri itu yang kurasakan sekarang. Aku tak ingat akan apa yang terjadi padaku sebenarnya. Yang aku tau tiba - tiba aku terbangun dan berada di sini. Perlahan aku terbangun dan mulai berjalan. Entah kemana arah tujuanku akupun tak mengerti karena tempat ini sangat gelap. Aku hanya ingin berjalan saja.

Cukup jauh aku telah berjalan tetapi tetap saja hanya kegelapan dan kesepian yang selalu menemani. Namun tak selang lama tiba - tiba muncul beberapa gambaran ingatan masa laluku.

*Kehidupanku di saat SMP

Masa muda yang sangat ingin aku lupakan. Seseorang yang kurus kecil dan pendiam, iya itu aku. Bulian sering datang silih berganti hingga membuat hidupku terasa sangat mengkahwatirkan. Aku hanya bisa diam dan pasrah akan kekejaman teman - temanku. Pemerasan juga tak luput dari kelakuan mereka. Perlakuan itu hampir berlangsung selama 3 tahun lamanya.

SMP ku terletak cukup jauh dari rumahku. Dengan menaiki mobil angkutan umum membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk sampai di sekolahku.

Perlakuan itu berawal saat aku duduk di kelas 1. Pada saat jam istirahat berlangsung aku berjalan menuju ke kantin sekolah. Tiba - tiba munculah 3 siswa datang mendekatiku. Salah satu dari mereka mencoba meminta uang ku. Akupun memberikan sebagian uang jajanku kepada mereka. Aku berfikir mungkin mereka memang membutuhkanya. Tetapi hampir setiap hari perlakuan mereka tak ada habisnya. Hingga suatu hari aku beranikan diri untuk menolaknya. Pada saat itulah kekerasan akhirnya terjadi. Mereka menyeretku ke tempat yang sepi dan menghajarku. Tak cuma menghajarku, seluruh uang jajanku tak luput mereka ambil juga. Karena seluruh uangku habis diambilnya akupun pulang dari sekolahku dengan berjalan kaki. Perlakuan mereka berlangsung hampir setiap hari, jika aku tak memberi uang jajanku mereka tak segang - segan untuk menghajarku.

Pada saat aku naik ke kelas 2. Perlakuan mereka semakin menjadi - jadi. Karena kami berada di kelas yang sama. Setiap hari mereka memintaku untuk mengerjakan seluruh tugas - tugas rumah mereka. Pada saat di kelas terkadang mereka juga menyuruhku untuk membersihkan sepatu mereka. Pernah sesekali aku mencoba melaporkan kelakuan mereka kepada guru tetapi mereka selalu tau dan perlakuan mereka bertambah ganas dan sadis kepadaku. Sempat aku merasa sangat terpuruk dan sempat berfikir untuk mengakhiri hidupku.

Namun saat itu ada seseorang yang membebaskan aku. Dia seorang murid pindahan entah aku lupa siapa dan darimana dia berasal. Dia merupakan teman dan sahabat pertamaku. Dia muncul disaat aku hampir putus asah, tepatnya pada saat aku menginjak kelas 3. Dia sering membantu dan menolongku dari perlakuan yang sangat membuatku tersiksa.

Setiap aku akan dimintai uang oleh mereka dia datang menolongku. Tak sekali bahkan setiap saat dia datang membantuku. Disaat mereka memulai menghajarku dia selalu datang membantuku. Perlahan demi perlahan keberanianku muncul. Sebelumnya aku tak berani melawan mereka tetapi disaat dia datang dialah orang yang membuatku berani melawan mereka. Kehadiranya saat itu membuatku bangkit kembali. Kehidupanku yang suram akhirnya menjadi berwarna karenanya.

Seiring berjalanya waktu perlakuan mereka menghilang. Walaupun perubahan ini tak terasa lama hingga akhir kelulusan kami. Setelah kami berdua lulus SMP aku tak pernah melihatnya kembali.

Gambaran ingatan ini membuatku merasa sangat sedih. Tak terasa air mataku metes di wajahku. Ingatan pertemanan dan persahabatan yang singkat membuatku kembali bangkit dari keterpurukan.

Air mataku tak berhenti menetes walaupun aku telah berusaha menahanya. Luapan emosi kesedihanku yang teramat akhirnya terlepaskan.

Aku mulai melanjutkan perjalananku kembali. Mungkin saat ini aku dapat melepaskan semua emosiku. Cukup jauh disaat aku berjalan tiba - tiba munculah beberapa gambaran ingatanku kembali.

*Kehidupaku disaat SMA

Kehidupanku saat itu tidak terlalu buruk dibandingkan saat aku di SMP dulu. Sekolahku kali ini tidak terlalu jauh dari rumahku hanya sekitar 10 menit berjalan kaki untuk sampai di sekolahku. Saat aku duduk di kelas 1 , aku duduk di bangku paling belakang dan sendiri. Setiap hari kulalui dengan kesendirian, tanpa adanya teman. Pernah sesekali aku mencoba mendekati seseorang dan mencoba berkenalan tetapi setiap orang yang akan aku dekati mereka mulai menjauh. Setiap hari kulalui dengan kesendirian , pada saat jam istirahat aku selalu berada di perpustakaan sekolah dan sendiri. Sepi dan sunyi, tapi entah kenapa aku mulai terbiasa dan mulai merasa nyaman seperti ini. Hingga pada saat aku naik ke kelas 2. Ada seseorang murid pindahan dari sekolah lain. Dia seorang wanita dan berada di kelasku. Beberapa hari berlalu dengan rutinitas dan kebiasaanku menyendiri. Hingga akhirnya suatu saat ketika aku sedang membaca buku di perpustakaan sekolah dia tiba - tiba datang menghampiriku dan mulai mengajak ku berbicara. Dia teman wanita pertamaku yang datang dan memulai obrolan. Setiap hari setiap aku berada di perpustakaan sekolah dia selalu datang menemaniku. Seiring berjalanya waktu aku mulai kembali merasakan warna kehidupan. Obrolan ringan dan candaan selalu menemani kami berdua. Suatu saat perasaan aneh muncul, setiap dia berada bersamaku waktu terasa berjalan sangat lambat seakan - akan obrolan yang kita berdua bicarakan tak ada habisnya. Jantungku terkadang berdetak lebih kencang saat melihat senyuman dan tawanya. Sempat terlinta di fikiranku aku tak mau jika kehilangan dia. Semua itu berlangsung cukup lama hingga kami berdua lulus dari bangku SMA. Pada hari sebelum acara kelulusan aku memberanikan diri untuk mengajaknya berjalan bersama sepulang acara kelulusan. Kami berjanji untuk bertemu di kolam air mancur depan Sekolah.

Disaat akhir kelulusan SMA dia akhirnya menghilang. Hampir lebih dari 5 jam aku menunggu, diapun tak datang. Rasa sedih dan kecewa datang kembali padaku. Hingga akhirnya aku putuskan untuk pulang. Sepanjang perjalanan pulang air mataku tak tertahankan perasaan sedih yang mendalam melepaskan emosi kesedihanku.

Setelah selesai aku melihat gambaran ingatanku, lagi - lagi air mataku tak tertahan dan menetes membasahi wajahku. Perasaan sedih muncul kembali. Aku mulai berjalan kembali, semakin dalam rasa kesedihanku muncul. Hingga aku tersadar, Karena ini semualah aku lebih merasa nyaman sendiri. Aku berhenti sejenak dan kuluapkan seluruh kesedihanku. Aku menangis sekeras - kerasnya. Aku ingin menghilangkan semua kesedihan ini secepatnya. Tetapi semakin aku berusaha melupakan perasaan ini semakin terasa sakit. Hingga aku putuskan untuk berjalan kembali.

Sepanjang aku berjalan air mataku terus membasahi wajahku. kesedihan selalu menemaniku. Semakin aku berjalan perasaan sedih ini semakin dalam merasuk di hatiku. Semakin lama semakin terasa sakit. Semakin lama semakin sesak.

"Lebih baik aku disini." kataku pelan.

Aku memutuskan untuk berhenti berjalan dan menetap di kegelapan ini.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login