Download App

Chapter 22: Jangan Ditunda

Kemudian Aira menjelaskan kepada ayah, ibu dan Aiman bahwa Ihsan telah datang ke Jakarta dengan ditemani oleh Hendra sahabatnya.Mereka makan malam bersama dan pada saat itu juga Ihsan menyatakan cintanya.

"Asyik kakak akan menikah,sebentar lagi kak Ihsan akan menjadi kakakku."Ucap Aiman yang kegirangan seperti anak kecil.

Ungkapan Aiman yang polos itu membuat

ayah dan ibunya tertawa renyah.Aiman sangat ingin mempunyai seorang kakak laki laki untuk menjadi temannya.Sementara Aira bisa tersenyum dengan lega setelah menyampaikan berita bahagianya tersebut kepada ayah dan ibunya.

Pak Kepala Desa Zainal Arifin dan ibu Siti Mutiah sangat gembira mendengar kabar baik dari putrinya,dan menyetujui rencana Ihsan untuk segera menikahi Aira.Kabar bahagia itupun sampai ditelinga kakek dan neneknya,kedua orang tua dari pak Zainal Arifin.Mereka sangat mendukung rencana pernikahan Aira cucu kesayangannya itu

dengan Ihsan Airlangga yang telah dikenal dengan baik oleh kakek dan nenek Aira.

Sementara kedua orang tua dari ibu Aira sudah lama telah tiada,kakek yang lebih dulu meninggal.Setahun kemudian,nenek pun meninggal dunia menyusul kepergian kakek,ketika itu Aira masih duduk dikelas dua Sekolah Menengah Atas.

Sebenarnya ada beberapa orang tua yang datang lebih dulu kepada pak kepala Desa untuk membicarakan perjodohan dengan Aira putri semata wayangnya.Tetapi bapak Zainal sang kepala desa menanggapi prihal tersebut secara diplomatis.Pria berkumis itu

menyerahkan sepenuhnya kepada putrinya

untuk menentukan siapa pilihan hatinya.

Kepala Desa Silih Asih itu sangat mengenal sifat dan karakter dari putrinya.Apalagi anak gadisnya tidak mempunyai teman dekat laki laki selain Ihsan Airlangga calon suaminya.

Bapak kepala Desa sudah sangat mengenal pribadi Ihsan,dimatanya Ihsan adalah anak yang sangat baik,berpendidikan dan tidak sombong meskipun anak orang kaya dan terpandang.Bahkan pak Zainal Arifin sudah menganggap pemuda itu seperti putranya sendiri.Ihsan sering kali datang kerumahnya untuk bertemu dengan Aira. Secara diam diam lelaki berkumis lebat itu memperhatikan hubungan persahabatan antara kedua muda mudi tersebut.Kepala Desa itu berdoa didalam hatinya agar Allah memberikan jodoh yang terbaik untuk Aira dan Ihsan.

Kepala Desa Silih Asih itu segera memanggil para staf nya untuk membantu persiapan acara lamaran tersebut.Lalu mereka bahu membahu meyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut kedatangan keluarga Ihsan Airlangga putra seorang dokter yang terkenal dermawan dan ramah itu.

Dirumah besarnya itu dokter Arya sedang menelepon beberapa orang kerabat dekat yang dapat menghadiri acara lamaran nanti malam.Sementara dengan mamanya Ihsan yaitu dokter Marliana,sedang sibuk dengan persiapan persiapan yang akan dibawanya nanti kerumah calon besan dan menantunya.

Suami istri yang berprofesi sebagai dokter itu bergerak dengan sangat cepat,setelah menerima persetujuan dari keluarga Aira. Mama Marliana berpesan kepada Aira,agar keluarganya tidak perlu repot repot dalam menyambut kedatangan Ihsan Airlangga bersama keluarganya.Semua sudah diatur oleh mama sendiri,termasuk catering untuk keluarga besar Kepala Desa.

Rencananya dokter Arya akan membawa beberapa orang saja,sebagai perwakilan dari keluarga besarnya yang sebagian berada di Jakarta.Kedua putri kembarnya yaitu kak Silvy dan kak Silmy tidak dapat hadir.Mama memberitahu prihal lamaran tersebut kepada mereka secara mendadak,

sehingga kedua anak kembarnya itu tidak

bisa mempersiapkan waktunya.

Kak Silvy berada di luar negeri mengikuti suaminya yang sedang mengambil program doktor disana.Sedangkan kak Silmy baru saja tiba di Surabaya dirumah mertuanya.

Malam itu suasana di rumah kepala Desa terlihat ramai,kakek dan nenek berada diruangan yang telah disediakan untuk para tamu calon besan.Mereka menunggu berlangsungnya acara tersebut dengan penuh khidmat dan antusias.

Aira masih berada didalam kamar dengan hati yang berdebar debar.Gadis itu sedang dirias oleh pemilik salon kecantikan yang dipanggil kerumah.Aira menggunakan gaun yang indah berwarna merah fanta dengan kerudung senada dengan gaunnya.

Putri kembang desa itu sangat anggun dan mempesona,dengan polesan make up yang simple dan natural.Aura kecantikan yang dimilikinya terpancar dari wajahnya,

Siapa pun yang melihatnya akan terpana.

Ihsan dan keluarganya sudah tiba dirumah Aira,mereka disambut oleh keluarga kepala desa dengan hangat.Mereka sudah saling kenal sebelumnya,tetapi tidak menyadari bila putra putri mereka saling jatuh cinta dan akan bertunangan.

Acara segera dimulai,Ihsan sangat tampan dan menawan,dengan setelan jas warna putih tulang senada lengkap dengan dasi. Pemuda itu duduk diapit oleh papa dan mamanya,sementara Hendra bersama para kerabat dokter Arya duduk dibelakangnya.

Dokter Arya menyampaikan maksud atas kedatangannya beserta keluarga di rumah kepala desa itu,untuk meminang putrinya. Papanya Ihsan itu menyerahkan barang bawaan atau hantaran untuk calon istri putra bungsunya dan calon menantunya.

Kemudian pak kepala Desa memberikan sambutannya,sebagai ayah dari Aira dan menerima pinangan dari keluarga Ihsan dengan penuh sukacita.Selanjutnya ibu Siti Mutiah membawa Aira keluar dari kamar

untuk bertukar cincin,semua mata tertuju kepadanya.Mereka terpesona dengan aura kecantikan yang dimiliki oleh gadis manis itu dan mereka berdecak dengan takjub.

Aira menjadi tersipu malu,manakala mata elang Ihsan Airlangga menatapnya dengan tajam kepada dirinya,sedetik pun berlalu

keduanya bertemu pandang,mereka saling menatap kagum satu sama lain.

Beberapa detik berlalu,Ihsan memakaikan cincin dijari manis Aira dengan senyum terkulum.Lalu Aira memakaikan cincin itu dijari manis kekasihnya.Kedua orang tua dari mereka merasa lega dan tersenyum bahagia.Semua hadirin bertepuk tangan.

Setelah acara selesai,mereka beramah tamah sambil mencicipi hidangan yang telah disediakan.Sembari mengenalkan anggota keluarga dan kerabat masing masing.Suasana berubah menjadi santai dan kekeluargaan.

Kemudian kakek bertanya kepada dokter Arya dengan logat Betawinya yang kental.

"Besan dokter,kira kira kapan mereka menikahnya?"Pertanyaan kakek disambut dengan gelak tawa kedua belah pihak keluarga.

"Bagaimana kalau bulan depan kek,sambil menunggu Aira selesai PKL dan wisudanya

Airlangga."jawab dokter Arya Ramah.

"Setuju besan dokter...kalau sudah punya niat baik,maka jangan ditunda...." Kemudian mereka bermusyawarah dan menentukan tanggal dan hari baik untuk pernikahan putra dan putri mereka.

Beberapa lama kemudian,dokter Arya dan keluarga mohon diri untuk meninggalkan kediaman bapak kepala Desa.Papa dan

mama Ihsan itu saling berpelukan dengan

calon besan mereka.Dokter Arya mencium tangan kakek dengan sopan dan diikuti oleh Ihsan,Hendra dan kerabat lainnya.

Dokter Marliana berpelukan erat dengan ibu Siti Mutiah .

☆☆☆☆☆

Wah...wah.....seneng banget hatinya Ihsan,sudah melamar Aira.....

Semoga lancar ya bang...sampai hari H

Terima kasih banyak kepada pembaca setiaku,yang sudah memberikan batu kuasanya .....love you full pokoknya mah.

Salam

Kamila Qha


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login