Download App

Chapter 25: Akad Nikah

Saat yang dinantikan oleh Ihsan dan Aira tiba,Ihsan duduk berhadapan dengan pak kepala desa dan pak penghulu,didampingi oleh papa dan om Irvan sepupu papanya. Disebelah kanan,pak Camat duduk sebagai saksi mempelai pria dan pak Kapolsek yang duduk disebelah kiri sebagai saksi mempelai wanita.

Bapak Kepala desa yang akan menikahkan langsung putri kesayangannya,dengan pria pilhan hatinya,tanpa diwakilkan oleh Pak Penghulu.Bapak penghulu membacakan khutbah Nikah,setelah itu membimbing pak kepala desa dan Ihsan untuk melakukan ijab kabul.Ihsan dan ayah Aira berjabatan tangan dengan erat.

"Wahai ananda Ihsan Airlangga Saputra bin bapak Arya Saputra,saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan putriku yang bernama Aira Salsabila binti Zaenal Arifin, dengan Maskawinnya yang berupa satu set perhiasan emas dua puluh empat karat, seberat seratus gram,dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Aira Salsabila binti bapak Zaenal Arifin dengan maskawin tersebut,tunai!"Ihsan mengucap ijab kabul itu dengan lancar dan dalam satu tarikan nafas saja,dengan sikapnya yang tenang dan penuh percaya diri.

Bapak penghulu bertanya kepada kedua saksi,apakah ijab kabul yang diucapkan oleh Ihsan itu sah atau tidak. Kedua saksi itu mengucapkan kata"sah"dengan kompak bersamaan,yang disambut oleh tepukan tangan yang riuh dari para tamu yang hadir ditempat itu.

Bapak penghulu membaca doa untuk kedua mempelai,agar pernikahan mereka dapat membawa kebahagian di dunia dan akhirat. Dan menjadikan rumah tangganya,rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah. Amiiin.....

Ibu membawa Aira keluar dari kamarnya, semua mata tertuju kepadanya,gadis itu sungguh luar biasa.Meskipun dengan riasan yang natural soft,Aura kecantikan Aira sangat mempesona dan memukau semua orang yang menyaksikan prosesi akad nikah tersebut.

Aira laksana bidadari yang turun dari atas khayangan,lemah gemulai dia melangkah, dan duduk bersebelahan dengan Ihsan. Dokter muda yang sudah menjadi suaminya Aira itu tidak berkedip memandang istrinya "Masya Allah..."gumamnya lirih.

Selesai menandatangani dokumen nikah, saatnya Ihsan menyerahkan maskawinnya kepada mempelai wanita. Aira menerima maskawin itu secara simbolis,lalu keduanya dipersilahkan untuk saling memasangkan cincin pernikahan di jari manis mereka. Sedetik berlalu,Aira mencium tangan Ihsan dengan malu.Ihsan membalasnya dengan mencium kening Aira lembut. Wajah gadis itu merah merona,hatinya berdebar debar.

Selanjutnya Aira dan Ihsan dipersilahkan sungkem kepada orang tua masing masing kedua belah pihak,sebagai tanda bakti dan hormat serta rasa terima kasih mereka atas bimbingan orang tua semenjak lahir sampai menuju pernikahan.

Selain itu kedua pengantin mohon doa restu kepada kedua orang tua dan keluarga,agar dalam membina kehidupan berumah tangga yang baru,mendapat keridhoan,kemurahan rezeki dan keberkahan dari Allah SWT.

Aira menangis sendu dihadapan ayah dan ibunya,teringat betapa mereka menyayangi Aira dengan sepenuh hatinya,mengasuhnya dengan cinta dan kasih sayang yang tulus tanpa rasa pamrih.Aira belum bisa berbuat apa apa untuk membalas kebaikan orang tuanya,ibu menangis pilu, perempuan itu tak tahan melihat putrinya menangis.

Ayah dan ibu berusaha menguatkan putri kesayangannya,karena ini adalah hari kebahagiaan putri tunggal mereka.Kakek dan nenek memeluk Aira dan Ihsan secara bergantian dengan penuh rasa bahagia dan bangga.

Hal yang sama dilakukan oleh Ihsan pada papa dan mamanya,mama Ihsan menangis sesenggukan.Rasa bahagia bercampur haru menjadi satu,tak mampu mengungkapkan dengan kata kata,kedua orang itu memeluk Ihsan dengan penuh cinta.

Kemudian Ihsan sungkem kepada ayah dan ibu mertuanya,ayah berpesan agar Ihsan menjaga Aira dengan sebaik baiknya.Kini Putrinya sudah menjadi tanggung jawab pemuda tampan itu sepenuhnya,setelah dia menikahinya.

Papa mencium kening Aira dengan hangat, begitu juga dengan mama.Istri dokter Arya itu menangis sambil memeluk Aira, seakan enggan melepaskannya.Hati mama merasa bahagia dan bangga memiliki menantu yang cantik dan sholehah itu.

Setelah prosesi akad nikah dan sungkeman mereka selesai,kedua mempelai itu duduk dikursi pelaminan yang mewah dan megah.

Mereka duduk bersanding bagaikan raja dan ratu sehari,senyum kedua mempelai

itu merekah seperti buah delima.

Kemudian keluarga dan kerabat memberi ucapan selamat kepada kedua pengantin yang spektakuler itu,dilanjutkan dengan sesi photo bersama lalu menikmati jamuan yang telah disediakan dan tersaji dengan rapi dan bersih.

Keluarga dan rombongan besan dokter Arya berpamitan pulang ke rumahnya masing masing,begitu juga dengan kakak kembar dan keponakan Ihsan.Mama dan papa izin

pulang sebentar kepada ayah dan ibu Aira.

Hanya Hendra yang masih setia menemani Ihsan sahabatnya.

Resepsi pernikahan Aira dan Ihsan akan di gelar setelah Zuhur,sesuai dengan susunan acara tersebut.Aira dan Ihsan mempunyai waktu kurang lebih dua jam untuk berganti busana pengantin dan beristirahat.

Aira dan Ihsan masuk kedalam kamarnya, gadis itu mulai melepas aksesoris yang ada di kerudungnya.Ihsan membantu istrinya melepas satu persatu aksesoris itu.Jantung Aira berdegup kencang,gadis itu gugup saat Ihsan memandangnya.Nafasnya seakan berhenti,Ihsan berdiri dihadapannya dan melingkarkan tangannya ditubuh Aira yang langsing.Wangi tubuhnya semerbak harum, dan memabukkan Ihsan.

Wajah kedua muda mudi itu sangat dekat, mata saling menatap,bibir mereka bergetar, namun terkunci, tak mampu untuk bicara. Tubuh Aira merinding dan membeku,gadis itu hanya diam,saat dokter muda itu mulai melumat bibirnya dengan lembut dan hati hati.

Ciuman mereka makin lama semakin intens, tangan Ihsan mengelus bahu Aira perlahan. Kedua pengantin baru itu terlena,gadis itu menikmati setiap sentuhan yang membawa sensasi baru ditubuhnya,yang berkeringat dingin.

Aira dan Ihsan masih berciuman dengan mesranya,dan Aira mulai bisa mengimbangi suaminya.Dia membalas ciuman dari Ihsan tak kalah mesranya,mengikuti naluri yang ada dalam diri dan menjadi pengalaman pertama bagi pengantin baru yang resmi dihalalkan beberapa menit lalu.Keduanya sah menurut hukum Islam dan tatanan negara yang berlaku.

Tanpa disadari oleh kedua pengantin baru itu,ibu mengetuk pintu kamar Aira.Kedua insan yang sedang bercinta itu tergagap, mereka tersipu.Ibu tersenyum begitu pintu kamar mereka dibuka,ibu melihat wajah Aira dan Ihsan merona merah. Wanita itu dan seorang asisten membawa makanan dan menaruhnya diatas meja,ibu meminta mereka untuk makan,sejak tadi pagi Aira belum sarapan sama sekali.

Ibu segera berlalu dari kamar Aira,gadis itu menutup pintu kamarnya.Ihsan tersenyum jahil mengingat kejadian yang baru saja dialaminya,lalu dia menggoda istrinya itu dan membisikkan sesuatu ditelinga Aira. Gadis itu mengangguk sambil memberikan senyumannya yang teramat manis kepada suaminya,kekasih hatinya.

~~~♡♡~~~

Kamila Qha


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C25
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login