Download App

Chapter 9: Bab 8. : Dia tahu namaku.

Istirahat tiba..

Bel istirahatpun berbunyi seperti biasa nya, semua penghuni kelaspun berhamburan keluar kelas termasuk Dita dan Beby.

Sekitar lima belas menit tadi Dita pergi kePerpus.

Setelah membahas tugas SenBud bersama Rio yang tanpa sengaja.

Mereka berduapun sepakat mengerjakan tugas bersama tentu dengan konsep yang berbeda.

Karena tugas SenBud itu individu membuat contoh proposal project Seni Budaya.

Baru beberapa langkah Dita dan Beby keluar kelas, terdengar suara memanggil namanya

" Ditaaa.. " panggil suara itu dari arah berlawanan dan orang itupun semakin mendekat.

Mata Beby seketika melebar seolah ingin keluar, melihat siapa yang memanggil Dita. Sementara Dita hanya tersenyum menanggapinya.

Sorry ganggu, gua boleh ngomong sama Dita sebentar nggak? ucap Rio pada Beby.

Oh..eh.. oke, oke! jawab Beby reflek, gua duluan ya dita, gua tunggu dikantin ya ta.

Iya beb, jangan lupa pesenin gua yang biasa ya.. Nanti gua nyusul.

Sip jawab Beby kemudian melangkah meninggalkan Dita dan Rio didekat koridor lantai atas.

" Tahu nama gua juga ternyata lu "

,tanya Dita pada Rio. Ya tahulah jawab Rio seketika, siapa juga yang nggak tahu perempuan cantik disekolah ini. hehe.

Astaga.. Gombalin aja gua terus, gerutu Dita.

Btw ada apa nih nyari gua? tanya Dita.

Boleh pinjem hape lu sebentar nggak? ucap Rio.

Hape gua? Ditapun meraih saku baju seragam nya dan mengeluarkan ponselnya, memberikan nya pada Rio.

Seketika ponsel Dita telah berpindah tangan, berada ditangan Rio kini.

Riopun segera mencari angka angka dalam panggilan keluar diPonsel Dita, menggabungkan nya menjadi sebuah nomer dan memanggil nomer tersebut.

Tak lama ponsel disaku celana Rio bergetar, Rio meronggoh ponsel dalam saku celana nya.

Dan mengembalikan ponsel Dita pada sipemilik nya. Done ya ucap Rio, tadi gua lupa minta nomer hape lu. Gara gara keasikan bahas tugas diPerpus..

kita kan mau bahas tugas Senbud sama sama nanti, Masa iya gua nggak tahu nomer lu? Kalau gua punya nomer hape lu kan jadi gampang juga gua hubungin lu nya.. Iya nggak?

Jangan lupa save nomer gua ya, seru Rio diiringin senyum nya.

Dita yang dari tadi hanya tercengang masih tak menyangka, Rio menghampirinya.. Rio memasukan nomer hape nya sendiri diponsel Dita dan yang lebih membuat Dita girang bukan kepalang dalam hatinya, ternyata Rio

" tahu namanya. "

Dengan tetap bersikap tenang dihadapan Rio, padahal dalam hati Dita sudah jedak..jeduk.. seperti biasa, hehe.

Oke gua save ya nomer lu nya.. sahut Dita dengan tersenyum.

Sementara tadi disaat Beby hendak berjalan menuju kantin, didekat tangga Beby papasan dengan Galih hendak menyusul kekelas nya Dita. Namun Beby menghalangi Galih agar tidak kelantai atas.

Lu kok sendirian beb? Dita mana? tanya Galih ketika Beby menuruni anak tangga, Nyusul katanya nanti lih masih diatas dia. Dita ada perlu dulu.

Galihpun segera menaiki anak tangga, namun dihentikan nya oleh Beby, seketika menarik tangan nya Galih. Mau kemana lu lih? sahut Beby. gua mau keDita lah..

Kekantin duluan aja bareng gua lih, nanti Dita nyusul tenang aja. Udah yuk kekantin buruan takut nggak kebagian meja loh,,

Beby menarik Galih turun dari tangga.

Dita pesen ketoprak kalau nggak kebagian salah lu ya lih, mau? ucap Beby ngotot mengajak Galih kekantin duluan.

Iya hayu kekantin ucap Galih dengan Ragu, tapi ini gimana beb? Galih menunjuk saku hoodie nya yang memang ada dibagian depan.

Beby baru menyadari ternyata saku hoodie Galih terlihat penuh dari dalam yang ternyata dilapisi kantung plastik berwarna hitam.

Apaan itu lih? tanya Beby,

Galihpun mengeluarkan sesuatu dari saku hoodie nya, sesuatu yang dibungkus kantung plastik.

Bebypun merebut sesuatu dikantung plastik itu dari tangan Galih, dan mengecek isinya..

Astaga Galih.. Beby pun tertawa dibuat nya, setelah melihat isi dari kantung plastik itu.haha.

Lu ngapain bawa bawa ginian Galih?

Hehe.. itu punya Dita, timpal Galih.

Tadi pas pelajaran olahraga dikelas gua,

Dita chat gua nitip beliin itu diMini market depan sekolah kita.

Diruang Pmr stock nya lagi kosong kata Dita. Makanya gua mau kasihin dulu keatas, masa bawa beginian kekantin..hmm.

Santuy aja Galih. sini biar gua yang bawa. Dasar Galih..Galih..

Beby masih tertawa karena memang lucu.

Baik banget sih lu lih, sampai mau dimintain tolong beli beginian ucap Beby yang sedang berjalan beriringan bersama Galih menuju kantin sekolah.

Emang nya lu nggak malu beli beginian? ucap Beby sambil memperlihatkan isi sesuatu itu dari dalam kantung plastik..

Duh Beby jangan dikeluarin gitu dari plastiknya, haha.. Galih.. astaga masih nggak habis pikir gua, beruntung banget Dita punya sahabat model lu yang selalu ada.

Kenapa kalian nggak jadian sekalian aja kan lucu tuh..

Galih tersenyum mendengar perkataan Beby.

Galih dan Beby pun sampai dikantin sekolah mereka berdua segera memesan makanan, tiga ketoprak dan tiga gelas es jeruk.

Selang beberapa menit kemudian Dita pun sudah bergabung bersama keduanya.

Selesai berbincang bincang sesaat bersama Rio tadi,

Dita dan Rio berjalan bareng dari koridor lantai atas menelusuri koridor sekolah dan keduanya berpisah diujung lorong,

Dita berbelok kekantin sekolah, sementara Rio menuju ruang klub basketnya.

Setelah Galih, Dita dan Beby selesai makan.. Beby pun menyerahkan kantung plastik hitam itu pada Dita. " Dari Galih nih ta, "

Galih yang terlihat seperti biasa tenang juga cool sedang asik berselancar didunia maya, duduk disebelah Dita.

Dita membuka isi dari kantung plastik itu, mengeceknya yang ternyata itu adalah..

" sebungkus pembalut berisi delapan buah, merek laura. "

Astaga hampir gua lupa.. Lih..Galih..

Dita memanggil Galih yang masih asik berselancar didunia maya.

" Galiiiiiiiihhhhhhhh..... "

Dita membuyarkan fokus Galih dari dunia maya, hingga teralih pada Dita kembali.

Iya ta.. iya.. kenapa? tengok Galih pada Dita.

Ditapun meronggoh sesuatu dari saku baju seragamnya, kemudian menyodorkan selembar uang kertas nominal dua puluh ribuan pada Galih.

Buat gantiin pembalut ini unjuk Dita pada kantung plastik itu.

Udah kaya sama siapa aja sih lu ta, ngapain diganti segala ucap Galih.

Ambil nggak duit nya seru Dita pada Galih. Males ah jawab Galih.. Buruan ambil nggak Galih?

Udah..udah.. kalau Galih nggak mau buat gua aja sini ta, timpal Beby dengan senyuman menggoda nya. hehe.

Beby mengambil lembaran uang dua puluh ribu itu dari tangan Dita. dan pergi begitu saja kewarung kantin.

Galih dan Dita yang melihat tingkah Beby pun tertawa bersama sama.. Dasar Beby. haha.

Tak lama kemudian Beby datang dengan membawa beberapa snack ditangan nya. Dan meletakannya diatas meja kantin, Nah ginikan lebih enak jadi bisa dimakan bareng bareng ucap Beby pada Galih dan Dita.

Beby yang sudah membuka salah satu snack dan sedang memakannya kini.

Monggo dimakan guys.. goda Beby pada keduanya..

Baiklah ibu Beby sahut Dita yang sudah mengambil salah satu snack dari atas meja, Ditapun segera membuka choco pie ditangannya dan memakannya.

Galih hanya tersenyum melihat tingkah Dita dan Beby,

Galihpun tak mau kalah, Galih mengambil satu buah permen lolypop starbuah rasa jeruk dan memakannya.

🌹🌹🌹


CREATORS' THOUGHTS
Tita_Nurlaila Tita_Nurlaila

Hallo readers tersayang..

terimakasih sudah membaca

" Galih dan Dita, Bukan Galih dan Ratna "

jangan lupa support terus author ya,

karena support dari kalian semua adalah moodboster bagi author.

follow juga ig author ya

@titawiradisastra

Mari kita berteman :)

dan jangan lupa mampir ya di BLOG author

https://titawiradisastra.blogspot.com

Jangan lupa tinggalkan jejak nya ya!

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C9
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login