Download App
66.66% OBLIVION ARMY

Chapter 2: Roch Suci

~~~

Alarm rutin berbunyi yang berarti sudah menunjuk jam 6 pagi. Aneh rasanya, tiap kali bangun selalu memberi 1 pertanyaan yang sama dalam seminggu terakhir ini. Kenapa aku selalu bermimpi hal yang sama persis ? Bukan cuma sekali tapi kali ini membuat aku semakin bertanya-tanya. Apa ini wajar ? Atau akan ada bertanda dari mimpi-mimpiku ? Di dalam mimpi aku selalu menjadi seorang superhero dengan kekuatan menakjubkan. Suasana adalah entah dimana tapi nampak sudah hancur dan amat berantakan. Kemudian aku diharuskan memimpin sebuah pasukan bercahaya dan melawan monster monter, layaknya dalam sebuah video game akhirnya aku berhasil menang melawan monters itu sampai akan bertemu dengan yang paling paling kuat atau bisa jadi inilah misi terakhir, melawan raja. Tapi anehnya tiap dia hendak membalikan badan untuk menunjukan seperti apa wujudnya. Aku pasti langsung terbangun, seolah tak diberi ijin untuk sekedar melihatnya. Sampai kemudian aku buang semua pikiran mengenai mimpiku, bangkit. Merapikan kamar, mencuci muka lalu membuat sarapan mie instan untukku dan adikku satu-satunya, surya.

Oh iya namaku amar, seorang pemuda biasa berusia 20 tahunan, yang tinggal diperkotaan semarang, pekerjaanku sebagai kasir di salah satu supermarket dikota ini. Seperti biasa, tak ada percakapan berarti dengan adikku, selain siapa yang akan mandi duluan, lagi pula dia seorang yang sangat pendiam dan amat sibuk dengan ponselnya entah hal apa yang membuatnya seperti mumi berjalan. Selesai membuat sarapan, langsung gantian mandi, ganti seragam kebanggan tempatku kerja lalu sarapan bersama. Setelahnya aku akan antar adikku ke sekolah. Tak ada yang spesial sepanjang perjalanan, selain deru mesin motor bututku yang makin hari makin tak karuan. Sampai akhirnya tiba disekelohannya atao sama tempat sekolahku dulu yang akhirnya bertemu dengan seseorang, dia pamit dan aku putar gas ke arah tempat kerjaku. Entah bagaimana suasana mendadak menjadi lebih membuat bersemangat, udara juga bagus. Ahh rasanya menyenangkan bisa berjumpa lagi dengan iliria.

***

" pagi mar, semangat dong ahh " sapa si idola di tempat kami, iliria yang ku maksud tadi.

" pagi juga juragan daleman wanita " jawabku malas.

" Kenapa lagi woy ? ? " Ucapnya setengah teriak ke arah kuoingku yang sambil membuka loker kecilku.

" Kedengeran kali "

" Masih terlalu pagi kalau mau malas malasan "

" Siapa yang malas malasan ? Ga tahu ini dah semangat 45 ? "

" Nah gitu dong.. "

" Tapi, aneh aja gitu "

" Kenapa ? "

" Aku masih mimpiin hal yang sama kayak aku ceritain kemarin ? "

Iliria mencoba berpikir sebelum akhirnya.

" apa jangan jangan ? " seloroh temanku yang lain,mona

" jangan jangan apa ? "

" ga jadi deh " ucapnya berlalu sambil melirik tajam ke arah atas kepalaku.

" Hahaha ya udah jangan diambil pusing , kerja yuk . Buat modal nikah "

" Ready kalau Sama kamu ? "

Dia hanya mencemberutkan bibir.

" sudahlah aku harus bekerja juga " batinku.

***

Oke hal ini yang membuatku semakin heran, semenjak mimpi tersebut dari 3 malam terakhir membuat tubuhku jadi terasa mudah lelah, seolah dipundakku ada yang sengaja menduduki. Aku tak berpikir buruk mulanya, hanya saja ucapan mona yang tadi membuatku berpikir juga. Apa mona tahu sesuatu ? Dia orang yang paling aneh diantara kami. Selain dia yang selalu bercerita seputar hal gaib, meski endingnya dibuat bercandaan. Bahkan aku dengar dengar kalau dia memiliki kemampuan spritual. Maka seusai jam istirahat dan hendak makan siang, aku sengaja menghampiri mona untuk makan bersama dan diapun setuju.

Maka tujuan kami adalah mbok marni penjual warteg langganan. Tanpa babibu batbet dua piring nasi pecel dan gorengan tersebut habis terbabat. Setelah kami duduk santai sambil membawa rokok eceran yang kami beli, langsung ku bawa dibawah pohon dekat warteg tersebut, aku cerita lebih spesifik soal mimpiku dihadapan mona.

" tapi kalau dipikir-pikir mimpiku seolah olah kayak nyata bro " kataku memulai.

" emang gimana mimpinya ? "

" yah gitu , seolah olah aku seperti terlibat dan berperang dengan manusia aneh yang mempunyai sayap dan lawanku samar samar mereka memiliki tanduk, berbadan monster dan seluruh tubuhnya berwarna hitam dan berapi " selorohku, menjelaskan " apa aku lagi diikuti jin yah ? " lanjutku mencoba menjelaskan resahku.

" kayaknya sih iya , tapi seru juga kalo perang benaran " jawabnya enteng.

" seruu seru ndassmu !!! tapi beneran aku ada yang ngikuti yah ? Aku denger denger kamu punya indera keenam ? " Tanyaku lagi ke mona.

" kalau misal iya gimana ? "

Aku hanya diam, tak menjawab.

" kamu gampang lelah kan ? " tebakannya.

" la iya kok tahu ? " Aku semakin yakin kalau mona orang yang punya indra keenam.

" tapi kayaknya dia bukan jin biasa "

" hah ?? Beneran yah ?? Duhh bisa disembuhin gak ?? Bahaya gak ?? " jawabku panik.

" tenang dulu kenapa sih "

" yah gimana bisa tenang kon " keluhku

" oke , nanti kita buktiin kalau kamu mau, aku bisa bantu itupun kalau kamu mau "

" caranya ?? "

" nanti abis pulang kerja, jangan pulang dulu kita lihat bareng bareng apa beneran atau enggak , soalnya aku juga penasaran " jawaban mona makin membuatku penasaran

" oke dimana ? "

" kamar mandi di gedung belakang " jawabnya yang membuatku langsung tak tertarik sama sekali. Itu tempat yang katanya angker, hanya saja ada rasa penasaranku jauh lebih besar daripada rasa takutku.

" oke , aku akan coba " jawabku yang dijawab anggukan mona. Sementara aku hanya terus bertanya " apa gerangan mona memilih tempat itu atau apa benar aku diikutin oleh bangsa jin ? " batinlu lalu bodoh amat. Selesai sebat , balik lagi untuk kerja.

***

Sore bergerak melambat, rasa rasanya aku ingin membatalkan saja untuk ke kamar mandi yang ada belakang gedung itu. Apalagi konon disana ada yang pernah bunuh diri lantaran hamil lalu di tinggal kabur oleh kekasihnya. Hanya saja di sisi lain hatiku, aku ingin tahu apa gerangan yang terjadi dengan tubuhku. Maka aku bulatkan tekad untuk menuju kesana bersama mona. Karena katanya dia bisa membantu masalahku.

Saat jam kerja telah usai, aku langsung menuju lokerku. Mengambil barang yang perlu ku bawa pulang, lalu ku lihat mona sudah menunggu. Seperti tanpa kode aku langsung mengikutinya. Tak butuh waktu lama menuju ke tempat itu. Dan tak lupa

" Abang pulang dulu ya iliria sayang ? "Yang dikode hanya membalas sambil mangacungkan jari tengah ke arahku, lalu tertawa.

***

Sudah jelas hawa dingin dan bau tak sedap langsung tercium, tempat ini memang sudah tak layak didatangi, di tambah lampu penerangannya yang tak seberapa, sisanya hanya kamar mandi kotor nan mengerikan.

" jadi kamu siap " tanya mona yang sedari tadi diam saat membawaku ke tempat ini.

" mau bagaimana lagi ? siap ga siap sih kalau ini "

" baiklah, yang aku lakukan hanya akan membuka titik buta indera ke enammu. Konsekuensinya, kamu akan bisa melihat sesuatu hal hal lain yang bukan dari dimensi kita "

" Oh begitu, apa bisa ditutup kembali ? " tanyaku sedikit ragu.

" Bisa saja kalau kau manusia normal, hanya saja itu berbeda kalau kamu seorang... "

" Seorang apa ? " tanyaku lebih penasaran lagi.

" Sudahlah itu akan terjadi bila aku sudah membukanya , bagaimana ? "

" baik aku setuju " jawabku sambil meyakinkan diri.

" Baiklah, tutup matamu dan tahan bila sesuatu terjadi ditubuhmu ". Aku hanya menjawab dengan mengangguk.

Meski tak begitu mengerti dan terasa aneh. Aku hanya mengikutinya, mula mula tak ada yang aneh. Hanya saja mendadak suasana menjadi lebih dingin dan anehnya lagi tiba tiba sebuah angin berpusar cukup kencang menghempas wajahku. Sampai akhirnya tiba-tiba tepat di kedua alisku disentuh dengan jari mona, kemudian berlajut dengan dadaku di sentuh dengan telapak tangannya. Tak selang berapa detik tiba tiba suasana berubah lagi menjadi lebih sepi, tak ada angin dan tangan mona mendadak menjadi begitu panas sampai seolah membakar dadaku yang membuat aku sampai tersungkur terjatuh dan akhirnya aku membuka mata sambil nafas terengah engah.

Aku membuka mata dan mona juga tak sedang membawa api atau hal lainnya yang dapat menimbulkan panas. Lalu apa yang membuat panas di dadaku tadi ? Lalu ku lihat sekitar juga semua masih nampak sama. Sampai tempo nafasku kubuat normal kembali, Tak ada yang berubah kecuali aku melihat hal yang mungkin sama membuat aku dan mona terkejut. Diatas kepalaku telah berdiri seseorang yang sepertinya dari tentara roma dimasa lalu. Hanya saja di wajahnya, sengaja tertutup sebuah kain merah sementara tubuh kekarnya di apit kedua sayapnya yang melingakar, seolah hendak melindungi tubuhku. Dia diam dan tak bergerak. Sementara mona hanya berujar.

" Rupanya benar " Ucapnya menggantung sambil membantuku berdiri. Kemudian aku masih diam sambil terkejut ketika tiba tiba dia bergerak seolah melayang menuju dibelakang tubuhku. Saat aku berbalik dia akan bergerak dan berada di belakangku lagi. Sesuatu yang aneh, ditambah dia berpakaian ala seorang tentara romawi kuno dengan senjata pedang besar digenggam kedua tangannya yang menempel tepat dadanya.

" Sebenarnya makhluk apa dia ? Kamu tahu ? " tanyaku yang tak dijawabnya. Sementara mona sedikit menghindar lalu sibuk dengan smartphonenya dan agak sedikit menjauhiku.

Meski aku agak sedikit canggung, kesanku pertama rupanya hantu tak semengerikan itu. Lalu mencari kaca yang buram di depanku, rupanya dia juga tak terlihat disana meski begitu,aku bisa sedikit mendiskripsikan tentangnya. Kalau dia berpijak ditanah, mungkin tubuhnya sekitar berukuran 2 meter. Dia hanya mengenakan kain rompi lengkap untuk menutup tubuhnya yang kekar. Setelahnya aku hanya bisa melihat rambut ikalnya, sebagian tubuhnya ditutup sayap putih dengan bulunya yang lembut. Hantu yang keren menurutku, kalau begini aku tak kuatir kalau aku akan pingsan saat pertama kali akan melihat makhluk dari dimensi lain.

Lalu tak berapa lama, samar samar aku bisa mendengar suara seperti seseorang yang menangis, suara wanita yang sedang menangis tepatnya. Aneh tapi menurutku wajar, mungkin ada yang terpaksa kemari saat aku menutup mata. Lalu suara tangis itu berhenti dan aku masih fokus dengan makhluk dibelakangku dan takjub, jadi tak tahu kalau tiba tiba seorang gadis ada di sebelahku untuk ikut cuci tangan. Pakainya serba putih dengan rambut dibiarkan seluruhnya terurai.

" Embaknya yang tadi di toilet yah " tanyaku sok sopan. Kemudian dia tak langsung menjawab. Hanya memalingkan wajahnya dan seperti slow motion dalam film saat hampir melihat wajahnya. Tiba tiba sebuah pedang di ayunkan ke arahnya dari makhluk yang ada dibelakangku.

Seketika aku terduduk jatuh lagi, sekaligus terkejut dengan apa yang terjadi. Makhluk ini berbahaya pikirku, Hanya saja wanita tadi tak rubuh. Justru di ambilnya kepala yang sudah jatuh dilantai itu dan diarahkan tepat ke wajahku , rupanya itu adalah wajah yang hancur sambil tertawa. Buarr, aku ambruk lalu pingsang. Sementara Di suatu tempat dihutan edras. " Akhirnya kau bangkit juga " ucap lelaki tua itu.

Aku terbangun sambil tak ingat apa apa. Rupanya mona sudah membawaku ke rumah, tak ada orang selain makhluk yang sama saat pertama kali kulihat. Dia masih berdiri dengan diam seperti patung. Sampai kemudian aku bangun " apa yang sebenarnya sudah terjadi ". Oh iya aku ingat gadis berwajah buruk tadi yang membuatku takut. Dan makhluk ini, apa sebenarnya dia ? " Tanyaku dalam hati.

Karena hari rupanya sudah malam, aku coba mencari adiku apakah dia sudah makan malam. Dan saat hendak menemuinya ku lihat sebuah kaki yang besar tengah melintas dari jendela, aku terkejut dan reflek berteriak yang justru dihampiri adikku.

" apa ada sesuatu ? " ucapnya " oh inii ? ".

Ucapannya yang menggantung tak kuhiraukan aku masih teringat kaki siapa tadi, masa ada monster ? entalah. Kemudian adiku menutup jendela lalu membantu membuyarkan lamunanku.

" aku sudah makan dan tadi kak mona yang membawa kakak kemari " ucap adikku seperti seolah mengerti keadaan.

" Ooohh, iyaa iyaa . Baiklah aku akan mencari makan diluar saja kalau begitu " ucapku seusai tenang.

" Apa kau yakin baik-baik saja kak ? Biar aku saja yang pergi " balas adiku.

" Tak apa, kamu dirumah saja atau mungkin belajar ".

Meski sebenarnya tak yakin, aku akhirnya keluar rumah juga, aku tak tahu apa yang aku lihat nantinya, makhluk kayak apa yang bakal aku temui. Karena aku barusan ingat bila indera ke enamku sudah terbuka dan aku mesti lebih berhati-hati. Makhluk dibelakangku juga berada diposisi siaga dengan gagah sambil memposisikan pedangnya didekap didepan tubuhnya. Sementara sayapnya dibelakang tubuhnya seolah hendak terbang. Aku memilih untuk makan malam dengan mie ayam ditempat langgananku, di sekitar perempatan depan sana, mungkin waktu 15 menit dengan jalan kaki untuk sampai. Untungnya sepanjang perjalanan tak ada sesuatu yang membuat aku takut histeris, meski ditengah penyebrangan jalan ada seorang gadis belia dengan wajah rata. Atau nenek nenek tua di bawah pohon beringin pinggir jalan.

Semuanya diam seperti takut saat aku lewat. " Apa gegara makhluk dibelakangku yah ? " ucapku dalam hati. Kemudian saat hendak sampai rumah tiba tiba ada sesuatu yang mencurigakan yang keluar dari sebelah kamar adikku, si pemilik kaki besar tadi, maka otomatis aku lari bermaksud mengejar. Rupanya nihil, yang ku temui justru adikku yang membuang sampah di sebelah rumah yang ada pohon mangga. Dan ku lihat diatas sana seorang gadis tengah duduk meski terlihat dia sedikit takut. Entahlah maka aku menunggu adikku selesai membuang sampah dan ikut masuk bersama. Lalu saat menjuju kamar, makhluk ini seperti bodyguard yang terus mengikutiku, lalu oh ya dimana ponselku. Tak lupa ku cari inboi bernama iliria. Tak ada balasan chat kemarin. Lalu ku cari nama mona dan ku kirimi dia pesan.

" Sebenarnya apa yang terjadi denganku ? Kenapa makhluk ini ikut denganku terus ? Apa dia yang menggangguku " tanyaku beruntun sambil melihat makhluk yang berdiri disebelahku dengan posisi normalnya. Tak berapa lama pesan dari mona masuk yang bunyi pesan tersebut membuatku semakin bertanya-tanya.

" goblokk, kamu sekarang seorang roch suci


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login