Download App

Chapter 2: pertengkaran

Hari terakhir ujian untuk tingkat SMP

Ada kebahagian untuk siswa maupun siswi menentukan SMA pavorit mereka walaupun ada perasaan gunda tuk melepaskan sahabat semasa smp 3 tahun.sebagian besar dari mereka sepakat untuk merayakan hari kelulusan mereka seperti empat serangkai ini Arkam Rifki Radit dan Ghani

"Adu lama banget ni Ghani keluarnya"ucap Rifki yang mulai ngak sabar

"Sabar Rif ... tuh dia Ghani" tunjuk Arkam ke arah ruangan sesi 4 dimana Ghani baru saja keluar dari ruangan itu

" Tem(teman) . Mau kumpul dimana ni tuk rayakan hari kelulusan kita " ujar Arkam semangat

" Ya di rumah Radit lah... Kan dit"ucap rifki membuyarkan lamunan Radit

" Iya ni dit. Ngelamun terus " ucap Ghani.

"Lama banget tau tunggunya " seketika Arkam mengajukanpertanyaan ke Ghani yang baru saja menghampiri mereka

" Iya ni . Lama tau nungguin sampai sampai aku kelaparan jadinya "ucap Rifki seperti menghakimi

"Santai aja kali. Emang kalian fikir kerjakan soal soal UN semudah buang sampah pada tempatnya .SUSA TAU emang kalian berdua asal jawab aja" Ghani membela diri

" Idih .. mana ada. Kamu aja tuh dapat

Kelas sesi paling terakhir jadinya kami harus tunggu lama"

" Untung.., kita dilahirkan diwarisi sifat sabar dan Baek hati. iya kan Rif"

Ucap Arkam tak mau kalah

" Terusin aja pertengkaran kalian"ucap Radit dingin lalu beranjak pergi

" Aaadit... "Serempak mereka lalu berlari menyusul adit.

Raditya Fauzan fakih itulah nama lengkapnya terkenal ramah dan baik hati menjadi dingin, ngak care dan irit bicara, satu tahun terakhir ini. takada yang tau apa yang terjadi dengannya , tak ada

Yang tahu masalah apa yang sedang ia sembunyikan.hal ini membuat sahabatnya bertanya tanya walaupun mereka sangat kesal terhadap sikap aneh radit,mereka menyembunyikan kekesalan mereka terhadapnya karena mereka tak mau merusak persahabatan mereka.

"Adit .. tunggu lah"

Tak lama kemudian Adit berhenti bukan karena panggilan mereka melainkan panggilan orang lain

"Akhirnya ..berhenti juga "

"Bukan karena kita " ucap Ghani menghela nafas panjang memperhatikan ketiga cewek yang sekarang di hadapan radit.

"Radit ..." Ucap Erika sambil menyodorkan sebuah kotak berisi kan

Jam tangan

" Ini apa..."

" Anggap saja kenang kenangan dari aku"ucapnya gugup

Radit kemudian memperhatikan keadaan di sekitarnya.mereka seketika menjadi tontonan orang orang yang melihat kejadian tersebut

"Emang harus" jawabannya sambil menaikan sebelah alisnya

Erika haya diam atas jawabannya

" Maaf ngak butuh"saat Radit hendak pergi Erika menahannya dengan memegang lengan Radit

Aku kan udah bilang .... Ngak butuh..kamu mengerti kan ucapan ku"ucap Radit melepaskan tangan Erika

"Ngak papa ko kalau kamu emang ngak mau mengambil apa yang aku berikan, aku juga ngak memaksa" ucapnya sedih

"Baguslah kalau begitu.."ujarnya cuek

Karena merasa tak di pedulika Erika mencari pembahasan lain.

"Kamu mau lanjut di mana dit.."tanya Erika lagi

"Emangnya kenapa? "

"Ngak ko cuma nanya "ucapnya mulai sedih

"Maaf . Ngak ada hubungannya dengan mu"

" Dit aku kan cuma tanya"

" Haruskah aku jawab?"taya Radit dengan tatapan tak bersahabat

Jawaban Radit kini membuat Erika menangis

"Dit ngak seharusnya kamu berkata seperti itu ke Erika "kini Arkam mulai membuka suara

"Terus"

Arkam mulai kehilangan kesabarannya

"Sabar Arkam " cegah Ghani

" Aku pergi dulu " ujar Erika yang masih saja menangis kemudian ia berlari meninggalkan mereka.

"Erika ... tunggu " panggil kedua sahabatnya salfa dan Fani

"Dit. tegah bangat sih"

" Padahal Erika bermaksud baik " ucap salfa dan Fani tak tega melihat sahabatnya yang diperlakukan demikian

Kemudian mereka menyusul Erika pergi.

"Dit aku ngak nyangka kamu setegah itu ke Erika " ungkap Arham

"Bukan urusanmu"ucap Radit dingin seperti tidak terjadi apa apa

"PLAAK"satu tinjuan Arkam melayang ke rahang Radit .Arkam kini tidak dapat lagi menahan emosinya,

Kenapa tidak, Erika adalah sahabat kecil Arkam bahkan Arkam sudah menganggapnya sebagai adik sendiri walaupun ia merasakan perasaan lebih ke Erika tapi Erika tak dapat menerima perasaan Arkam kepada nya karena bagi Erika,hanya menganggapnya sebatas sahabat

Radit tak menerima pukulan Arkam yang mengenai rahangnya, kini Radit membalas pukulan Arkam tapi...

" Radit ...."cega Rifki dan Ghani

Tapi pukulan Radit melesat mengenai hidung Ghani alhasil nya hidung Ghani mengeluarkan dara.

Seketika mereka menjadi bahan tontonan. di kelilingi siswa maupun siswi yang berkumpul melihat kejadian tersebut.

" Eh .. semuanya bubar ....." Teriak satpam " bubar -bubar"ucapnya lagi agar semuanya bubar.

"Kamu bukanlah Radit yang aku kenal ... Sekarang kita musuh... " ucap Arkam geram lalu pergi

"Maaf dit ,aku juga sudah menganggap mu.... musuh ..."ucapGhani dan pergi menyusul Arkam

Air mata Radit jatuh begitu saja ada perasaan bersalah tapi ia tak mampu mengungkapkannya

" Dit. aku tahu apa yang kamu rasakan "ucap Rifki membuyarkan lamunannya

" Hanya aku yang tahu masalahmu"

"Dekk...."

Radit langsung menatap dingin Rifki

" Aku ngak mengerti apa yang kau katakan . Lagi pula aku ngak punya masalah sama sekali ?"ujarnya bohong

"Dit aku sahabatmu dari kecil . "Tapi Radit hanya diam.kemudian ia melangkah hendak meninggalkan rifki

"Aku tahu kedua orang tua mu sudahceraikan dua bulan  yang lalu...." Radit langsung berhenti melangkah .masalah yang ia sembunyikan dari semua orang kenapa bisa Rifki mengetahui nya.(batinnya).

"Itu bukan urusanmu"serga Radit kemudian cepat cepat meninggalkan Rifki


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login