Download App

Chapter 2: Awal....

"Tidak mungkin" ucap Sika.

"Namun kurasa itu lah yang akan terjadi" ucap ku.

"..."

"Ini sulit di percaya, perubahan susunan dunia dengan menambahkan variabel di luar logika, tapi memang sih, sudah ada buktinya" ucap Ira.

"Soal kejadian aneh, sepertinya saat di rumah aku ngelihat ada cacing tanah gede bangat deh" ucap Harto.

Kami mendengar bel sekolah dan langsung dengan cepat berlari ke kelas.

"Hadeeeh sampai lupa kita" ucap Sika.

"Untung bu teri blom datang" ucap Harto.

15 menit kemudian*

"Maaf anak anak, tadi di jalan macet bangat, seperti ada orang demo di jalan saja"

Istirahat*

"Huaaah pr lagi"

"Pr?" Tanya Harto.

"Hoh, kemaren aja kita di kasih 12 tugas"

"Mana ada, coba kamu cek ulang grup  chat, kita cuma disuruh baca doang" ucap Harto.

"Hah!?"

Aku mengambil HP ku dari tasku dan membuka aplikasi chat.

"Buset, kok gak kebaca"

"Lol"

"HEI LIHAT!!! ITU APAAN!!!"

Kami melihat ke orang yang berteriak, dia menunjuk ke arah kota.

Kami melihat sebuah tank lewat

"Buat apa bawa tank?"

"Lah aku baru tahu di desa kita ada tank"

"Lol, kan dah lama, itu kan tank buatan orang gabut"

"Hm?"

"Lihat aja baik baik, ada foto cewe ahegao di tank nya"

"Eh iya, njiir"

Lalu ada beberapa tank lagi lewat, dan muka ahegao nya beda beda.

"Buset, wibu garis keras"

"Lah kamu kan juga wibu"

"Iya sih tapi aku sekarang lagi baca novel"

"Novel apa?"

"I can do anything i want in another world, emang kenapa?"

"Gak, cuma mau tahu, abis tumben aja kamu baca buku"

"Nyeeh, di hp tahu"

"Ok ok"

Pulang sekolah*

"Buset masih kamu bawa itu kucing?" Tanya ku ke Sika.

"Soalnya mereka gak tahu sih kalau aku bawa kucing"

Tiba tiba HP ku berbunyi.

Rupanya pesan dari Harto.

"Cuk cepat ke taman kota, aku dan Ira dah disini, bawa juga si Sika"

"Ada apa nih?, Sika yuk ke taman kota"

"Hah!? Kok mendadak sih, aku kan blom siap"

"Kamu mikir apa sih??, Si Harto yang ajak"

"Oooh, ok"

Kami berjalan ke taman kota, lalu melihat beberapa orang berdiri di jalan.

"Permisi kami mau lewat" ucap Sika

"Sika mundur pelan pelan"

"??"

Dia berjalan pelan pelan ke belakang, aku juga.

"Zombie?"

"Mungkin, tapi kenapa malah zombie?"

Kami memutuskan memutar arah.

Dan akhirnya kami tiba di taman kota.

"Ada apa tod?"

"Dah lihat yang di jalan kan?" Tanya Harto.

"Udah"

"Mungkin yang muncul duluan adalah undead, soalnya undead tidak memiliki pikiran dan hanya bergerak dengan insting yang rendah" ucap Ira.

Tiba tiba kami merasakan hempasan angin yang kuat dan terlihat ada burung berwarna merah yang lewat dengan sangat cepat.

""....""

"Ok jangan panik, sekarang kita lari ke rumah masing masing, beri tahu orang yang di rumah" ucap ku.

"Aku di tinggal sendirian, keluarga pergi liburan ke Hawaii" ucap Sika.

"Ayahku dinas luar negri" ucap Harto.

"Aku kan kabur dari rumah" ucap Ira.

"Kalau begitu ada yang punya ide kita harus apa?" Ucap Sika.

"Cari senjata?" Ucap Harto

"Ke markas militer biar aman?" Ucap Ira.

"Bentar kalian dengar suara?" Tanya Sika.

Kami semua terdiam lalu mendengar suara gesekan.

Kami melihat sekeliling dan menemukan beberapa zombie datang dari arah kota.

"Sepertinya mereka tidak bisa melihat" ucap Harto.

"Hmm classic bangat" ucap Sika

"Ayo diam diam kita menjauh" Ucap harto.

Kami melepas sepatu kami dan berjalan secepat yang kami bisa tanpa mengeluarkan suara.

Trriiiing nyaaaaaaah~~~~*

"Eh buset hp ku berdering" Ucap Ira.

"Anjim ringtone hentai" ucap Harto

Para zombie itu bergerak ke ke arah kami dan mulai mengejar kami.

"Anjiiim!!!" Teriak Harto.

"Diam goblog!" Teriak Sika.

Kami berlari secepat yang kami bisa, namun kecepatan lari zombie luar biasa kencangnya.

"Lakukan sesuatu!!" Teriak Ira.

"Pinjam tas mu" ucap ku.

"Hah!? Gak, pakai tas mu aja kalau mau lempar mereka"

"Cih"

Dan hoki di depan kami ada sungai kecil.

"Lompati sungai itu" ucap Ira.

""Ok!!""

Kami semua melompati sungai itu dan akhirnya kami tiba di seberang.

"Cuk di sungai tadi aku lihat mata" ucap Harto.

""Hmm?""

Kami semua duduk untuk mengistirahatkan diri, tak lama kemudian para zombie itu berlari masuk ke sungai dan tiba tiba ada rahang raksasa muncul dan melahap mereka.

Lalu rahang itu masuk ke sungai lagi.

"Untung gak masuk ke dalam sungai" ucap ku.

"Ini gila, kira kira besok sekolah gak ya?" Ucap Sika.

"Hmm yuk ke sekolah, aku sembunyiin sesuatu di gudang sekolah" ucap Ira.

"Miaw"

Kami semua melihat ke tangan Sika, dia masih memeluk kucing itu.

"Dari tadi kamu lari sambil gendong itu kucing? Kuat juga kamu" ucap ku.

"Udah, ke sekolah, cepat"

Jarak ke sekolah dari taman kota gak jauh, jalan kaki 10 menit dah sampai.

"Wow ini sekolahkan?"

Sekolahku kini di tutupi tumbuhan merambat dan terlihat beberapa siswa di lapangan memegang pel, sapu dan sekop, seperti bersiap siap.

Kami kemudian menghampiri mereka.

"Para zombie nya dah di sini?" Tanya Ira.

"Bukan hanya sampai disini, siswa siswa lain yang extrakulikuler di serang zombie dan makhluk makhluk lain, sekarang tinggal kami ber enam" ucap salah satu siswa, sepertinya kakak kelas.

"Tunggu, kenapa tidak sembunyi di kelas" ucap ku

"Mereka memenuhi sekolah, dan sepertinya mereka keluar dari gudang, jadi lapangan tempat teraman sekarang karena zombie zombie itu mudah hancur"

"Apa!! Gudang!!"

Ira langsung berlari masuk ke dalam sekolah.

"Woi Ira!!" Ucap Harto sambil mengejarnya.

"Pinjam 1 sapu"

"Oh iya"

Aku dan Sika berlari menyusul mereka.

"Pasti yang di simpan nya di gudang benda superduper mahal" ucap Sika.

"Sudah kebiasaan nya, dah tahu susah cari uang"

Tak lama kemudian terlihat Harto yang menahan kerah Ira.

"Haah... Gila ini cewe larinya kencang bat"

"Kau juga"

Kami menenangkan Ira lalu kami melihat sekeliling.

"Hmm lorong kelasnya baik baik saja" ucap Sika.

"Hooh, bersih, kukira bakal penuh darah gegara tuh kakak kelas" ucap Harto.

Kami berjalan ke arah gudang, gudang biasa terletak di luar gedung sekolah, tapi sekolah kami malah membuatnya di atap, untung cuma 3 lantai.

Shyaaaah*

Kami melihat ke belakang, ada zombie yang berjalan dengan kaki, ya memang kaki, tapi badan nya terseret seret, seperti tidak ada tulang punggung.

Karena lambat kami biarkan saja, toh dia jalan nabrak nabrak.

Tak lama kemudian ada beberapa yang memakai baju sekolah, kebanyakan baju olahraga.

"Eh lihat itu, bukannya itu pak ketupat" ucap Harto

"Mana ketua kelas kita?" Ucap Sika

"Itu tuh"

""...""

Kami memutuskan untuk diam diam melewati mereka.

"Ira, matikan volume HP mu"

"Iya"

TUT TUT tut*

Para zombie itu langsung menoleh ke kami dan berlari.

"Si bangsat"

Kami langsung berlari masuk ke dalam kelas terdekat, lalu aku menahan pintu kelas dengan sapu.

"Untung kelas ini kosong"

Tiba tiba lemari kelas itu terbuka dan terlihat makhluk seperti manusia, tapi hijau kecil dan membawa 2 pisau.

""Goblin???""

--------------


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login