Download App

Chapter 3: Mengingat

Untuk kedua kalinya Alice bangun di tempat yang tidak ia kenali. Ruangan yang ia tempati sekarang berbeda dari sebelumnya. Kamar berukuran luas dengan perabotan yang mewah dan juga elegan. Bahkan setiap detail ukiran di kerjakan dengan begitu rapih. Kasur yang ia tempati pun begitu empuk dan luas, ditambah beberapa aksen emas membuat kasur semakin mewah.

Sekarang pun pakaian tidur yang Alice kenakan memiliki kain begitu lembut dengan warna biru langit cerah. Walaupun masih sakit, Alice memaksakan dirinya untuk berdiri dan bercermin di kaca.

Ini pertamakalinya Alice melihat wajahnya yang sekarang. Gadis ini memiliki fitur wajah lembut, mata besar, bulu mata yang panjang, bibir merah muda yang begitu disukai banyak orang.

"Ternyata gadis ini memiliki wajah yang sangat cantik," gumam Alice.

"Anda sudah bangun nona." Seorang wanita tua dengan pakaian pelayang menundukkan badannya pada Alice.

"Anda harus kembali beristirahat. Tubuh anda belum sehat secara total. Saya akan membawakan makanan anda ke kamar dan nanti siang dokter akan datang memeriksa keadaan anda."

Alice hanya menganggukkan kepalanya dan kembali berbaring di kasur yang empuk. Tidak berselang waktu lama, wanita tua tadi masuk kedalam dengan seorang gadis muda yang membawa makanan.

"Mulai sekarang gadis ini akan melayani anda nona."

"Perkenalkan nama saya Luna. Panggil saja saya jika nona perlu sesuatu."

"Baik."

Luna memiliki kulit putih dan tubuh yang ramping. Ada beberapa bintik hitam yang memenuhi pipi dan hidunya. Semua itu membuat Luna memiliki daya tarik tersendiri.

Luna menaruh meja kecil di atas Alice dan meletakkan makanan yang sudah dia bawa. Maknan dihadapannya memiliki tampilan yang begitu menggugah selera. Alice yang sudah tidak makan sedari semalam pun mulau merasakan lapar.

"Silahkan menikmati nona."

"Terimakasih."

Alice makan dengan tenang. Meski makanan di sini berbeda dengan makanan di kehidupan sebelumnya, ia masih merasakan makanan yang dihidangkan masih memenuhi seleranya.

Pintu kamar Alice kembali terbuka dan masuklah pria tampan yang semalam bersamanya. Kali ini pria tampan itu memiliki pakaian yang mewah dan wajahnya sudah bersih dari debu. Hal itu membuat fitur wajah tampannya semakin jelas terlihat. Melihat tuannya masuk, Luna langsung pergi keluar kamar.

"Bagaimana makanannya?"

"Enak, aku ingin minum sesuatu yang dingin. "

"Bawakan minuman manis dan juga dingin," Damian berkata pada Luna yang berada di luar kemudian melanjutkan perkataannya pada Alice. "Dokter berkata kalau tulang rusukmu patah, mungkin butuh waktu satu bulan untuk sembuh."

Alice mendengarkan perkataan pria tampan itu sembari makan.

"Dan juga," beberapa saat pria itu menahan perkataannya, "Selain patah tulang, kau memiliki racun di dalam tubuhmu. Apa kau tahu akan hal itu?"

"Aku baru saja tahu."

"Begitu. Jenis racun itu sangat langka dan susah untuk disembuhkan. Racun itu membuat mana di tubuhmu tidak dapat menyebar dengan rata, sehingga kau tidak bisa menggunakan sihir."

"Aku ingin bertanya satu hal," ujar Alice.

"Tanyakanlah."

"Kau siapa?"

"Namaku Damian Osborne. Kau bisa memanggilku Damian. Siapa namamu?"

"Namaku Alice," ditengah perkatannya, Alice merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Gambaran demi gambaran mengenai ingatan sang pemilik tubuh menghantam kepala Alice, "Alice Ramsey, namaku Alice Ramsey."

Tubuh yang ia tempati memiliki nama yang sama dengannya. Perbedaannya adalah kehidupan dari pemilik tubuh ini sangat berbeda dengan dirinya yang dulu.

Alice Ramsey adalah seorang dari keluarga bangsawan earl. Kedua orangtuanya telah meninggal dunia akibat serangan bandit saat berpergian. Kedua orangtuanya adalah seorang sarjawan yang bekerja untuk mengajar beberapa bangsawan. Mereka termasuk keluarga bangsawan yang begitu dihormati. Setelah keduanya meninggal, keluarga Alice dibantu oleh paman dan tantenya yang bersikap sangat kejam pada Alice dan memanfaatkan kekayaan keluarganya. Yang paling parah memberikan siksaan pada Alice adalah anak dari pamannya itu yang bernama Daisy.

Daisy selalu menjadikan Alice sebagai babu dan selalu menyiksanya dengan pukulan dan cambuk. Jika Alice diundang ke sebuah pesta, maka ia tidak akan datang. Daisy selalu mengambil alih seluruh perhatian para bangsawan dan menyebarkan rumor kalau Alice memiliki penyakit yang menular sehingga tidak dapat mengikuti pesta. Tidak heran jika tubuh ini memiliki banyak luka.

"Kau dari keluarga Ramsey?"

"Ya, kenapa?"

"Selama ini ada rumor beredar bahwa Alice Ramsey memiliki penyakit menular. Dan baru-baru ini ada sebuah berita jika satu-satunya keluarga Ramsey sudah meninggal dunia."

Alice menghela nafasnya dengan berat dan mulai meminum teh hangat agar menangkan pikirannya.

"Rumor tetaplah sebuah rumor." Perkataan Alice menegaskan bahwa rumor yang beredar di luar sana adalah palsu.

Damian dapat merasakan aura tenang namun juga keagungan dari Alice. Setiap gerakannya tidak lambat dan tidak juga cepat sakan menggambarkan bahwa ia memiliki ketenangan dan kekuatan yang luar biasa.Sehingga Damian sempat mendapatkan pikiran untuk menghormati dan tunduk pada Alice.

Begitu juga saat Damian bertemu dengannya saat di perbudakan. Walaupun Alice mepunyai tampilan yang begitu tidak layak dan dalam keadaan berbahaya, Alice tetap bersikap tenang dan tidak panik.

Jarang ada orang yang memiliki aura dan ketenangan seperti yang Alice keluarkan dan itu menarik perhatian Damian.

"Kita tidak perlu membahas itu sekarang. Sebaiknya kau beristirahat sembari menunggu dokter datang," ucap Damian sembari tersenyum.

Sebelum Damian sempat pergi Alice kembali berkata, "Kenapa kau baik sekali denganku? Bukankah kau adalah Duke of Taron?"

Alice baru saja mendapatkan semua ingatan dari tubuh aslinya. Dan di sana ada disebutkan Duke of Taron.

Duke of Taron adalah keluarga bangsawan yang sangat berpengaruh di kerajaan. Reputasinya di luar sana menyebutkan bahwa Damian adalah seorang yang begitu kuat, dingin dan kejam, namun semua orang masih menghargainya akibat jasa-jasa yang telah diberikan untuk kerajaan.

Kekuatan para kesatria yang dia miliki bisa mengalahkan satu negara. Ditambah dengan kenyataan baru bahwa Damian adalah Kapten dari kesatria kerajaan. Membuat kekuatannya semakin besar. Saking kuatnya keluarga Duke of Taron, sudah menjadi rahasia umum bahwa keluarga kerajaan pun takut pada mereka.

Dengan latar belakang seperti itu, Damian tidak memiliki alasan apapun untuk membantu dirinya. Lebih baik biarkan Alice ditempatkan ke sebuah kawasan evakuasi.

"Hmm sebutlah aku tertarik padamu."

"Apa kau sudah gila?" tanya Alice dengan heran.

"Haha Ini pertamakalinya aku mendengar seseorang berkata bahwa aku gila. Anggaplah seperti itu. Aku sangat tergila-gila denganmu."

Senyuman cerah terlihat di wajah tampan Damian yang membuat wajahnya semakin enak untuk dipandang. Sebelum Alice sempat membalas perkataannya, Damian sudah keluar dan Luna masuk membawakan minuman tang sudah di pesan.

"Ini minuman anda nona."

"Terimakasih Luna."

"Baik nona."

IG : Krt_tika


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login