Download App

Chapter 44: Kebenaran Itu Terungkap

Ajeng tidak suka bertele-tele, jadi dia bertanya langsung, "Anda harus sangat jelas menjawab semua ini ya? Indah Permata, apakah Anda akan mengakui kalau anda salah?"

Indah Permata mengerutkan kening dan tersenyum, "Profesor, saya tidak begitu mengerti apa yang Anda maksud, tolong beritahu saya mengapa saya salah?"

Ajeng membetulkan kacamatanya dan berkata dengan dingin. "Dina Baskoro baru saja mengatakan kepada saya bahwa makalahnya telah diganti secara diam-diam sebelum dipublikasikan dan orang yang secara diam-diam mengganti makalahnya adalah Anda."

_ _ _ _ _ _

Ketika Indah Permata mendengar perkataan itu, dia menggigit bibirnya dengan gugup.

Tentu saja, dia tidak akan mengakuinya bahkan jika dia mau.

Jadi Indah Permata tiba-tiba tertawa dan melihat Dina Baskoro. "Dina Baskoro, jika kamu mau membuktikan diri sendiri pakai kepalamu. Apa kamu tidak punya cara lain untuk membuktikan diri, jadi kamu mencoba menggunakan kebohongan yang buruk seperti ini?"

Indah Permata tersenyum jijik, sambil menutupi hidungnya, "Bahkan jika kamu menuduhku, memangnya kamu punya bukti apa? Kamu tidak bisa mengatakan apa-apa, mengerti? "

"Bukti? Tentu itu sangat diperlukan." Dina Baskoro tiba-tiba tersenyum.

Dan melangkah mendekati Indah Permata.

"Kamu mau bukti? Oke, aku akan memberikannya padamu."

Kemudian, Dina Baskoro menatap langsung ke mata Indah Permata dan berkata dengan tegas, "Pada hari saya menulis tesis, aku tahu aku akan dijebak. Jadi, setelah aku selesai menulis hari itu, aku membuat salinan dan menyimpannya di email."

"Jika kamu ingin bukti, aku dapat menunjukkan email dan salinan itu."

"Aku dapat memberitahumu dengan pasti bahwa tesis yang aku kerjakan pasti telah diambil dan diganti oleh seseorang dan orang itu adalah kamu, Indah Permata. "

Dina Baskoro menatap mata Indah Permata dengan tatapan mata yang tegas. Dan merasa harus melihat apa yang ingin Indah Permata katakan.

Benar saja, ketika mendengar itu, Indah Permata sedikit panik tapi matanya sedikit mengelak.

Tapi kemudian, dia tiba-tiba tertawa. Indah Permata dengan cuek berkata, "Itu tidak berarti apa-apa. Dengan teknologi canggih jaman sekarang, ada banyak ahli komputer di mana-mana. Dan email bisa diganti dengan mudah."

"Selain itu, meskipun makalahmu ada salinannya. Mengapa kamu bersikeras bahwa aku yang mengganti kertas tesismu?"

Indah Permata kemudian mengingat kembali apa yang Renata Sanjaya katakan tadi, "Ingat, jangan bicara apa-apa, pastikan kamu tidak mengatakan apa-apa. Rekaman video CCTV telah dihapus, dan mereka tidak akan menemukan apa pun. Jangan khawatir."

Memikirkan hal itu, Indah Permata menjadi lebih percaya diri.

Sayang sekali semua ini memang yang diharapkan oleh Dina Baskoro.

Dina Baskoro sudah bisa menebak bahwa jika dia menyalahkan Indah Permata hanya berdasarkan email, Indah Permata pasti akan mengelak.

Dina Baskoro sudah menduga bahwa Indah Permata akan berkata begitu, jadi Dina membuat lebih banyak persiapan.

Tapi Dina Baskoro juga berpikir, "Apakah dia benar-benar berpikir bahwa jika rekaman video CCTV dihapus, dia kemudian akan aman?"

Kemudian, Dina Baskoro tersenyum dan berkata padanya, "Jika kamu berpikir bahwa alasan email tidak cukup, maka aku akan memberimu palu sungguhan untuk menyadarkanmu, oke?"

Indah Permata memandang Dina Baskoro dengan panik saat Dina Baskoro memperlihatkan rekaman video CCTV di tangannya. Indah Permata tiba-tiba merasa sangat panik dan bingung.

"Apa ini?"

Dina Baskoro tersenyum, "Ini adalah rekaman video CCTV di dalam dan di luar kantor Profesor Ajeng sesaat setelah aku menyelesaikan tesis hari itu."

Setelah mendengar ini, ekspresi Indah Permata berubah.

Tapi dia tetap berusaha mengelak, "Terus kenapa?" ​​

Tapi dalam hatinya panik, "bukankah Renata Sanjaya mengatakan kalau video itu sudah dihapus, harusnya baik-baik saja!"

Setelah tertawa sebentar, Dina Baskoro berkata lagi, "Meskipun kamu mengira rekaman video CCTV sudah dihapus dan kamu sendiri yang mengatakan padaku kalau sekarang jaman sudah canggih dan banyak ahli komputer, jadi mengembalikan rekaman video CCTV yang sudah dihapus tentu saja bukan perkara sulit bukan?"

Selesai, Dina Baskoro memberikan rekaman video itu kepada Widodo.

"Karena kamu ingin bukti, mari lihat sendiri! Kak Widodo maaf merepotkan."

Widodo mengangguk, dan rekaman video itu kemudian diputar di komputer.

Melihat gerakan Widodo, Ajeng berpikir dengan kagum melihat ledakan di setiap gerakan tubuhnya.

Sedangkan wajah Indah Permata sudah berubah pucat saat itu.

Tidak lama kemudian video mulai diputar mundur.

Video itu diputar kembali di hari ketika Dina Baskoro menulis tesis nya. Ajeng terlihat pertama kali kembali ke ruangan dan segera keluar.

Setelah itu, ada bayangan menyelinap ke kantor Ajeng.

Layar beralih ke kantor.

Di dalam rekaman video itu terlihat Indah Permata mengobrak-abrik meja kerja Ajeng mencari sesuatu dan akhirnya menemukan kertas yang ditulis oleh Dina Baskoro di meja itu.

Segera setelah itu, Indah Permata mengeluarkan kertas tesis lain yang sudah disiapkan, dan kemudian mengganti kertasnya.

Setelah menyelesaikan semuanya, Indah Permata berjalan keluar pintu dan mungkin merasa tidak nyaman, Indah Permata mengeluarkan tesis Dina Baskoro, merobeknya lalu membuangnya ke tempat sampah. Tak lama kemudian, dia pergi.

Lalu rekaman video dihentikan.

Dina Baskoro kemudian menoleh dan memandang Indah Permata dengan ekspresi yang lucu, "Indah Permata, barusan kamu bilang aku tidak punya bukti. Sekarang ini buktinya, apa lagi yang bisa kamu katakan?"

Pada saat ini, ekspresi Indah Permata telah berubah dari pucat menjadi memerah karena malu dan merasa bersalah.

Indah berpikir dengan rasa jijik di kepalanya, "Dina Baskoro ini benar-benar kurang aja, video yang dihapus bisa dipulihkan olehnya!"

Melihat semua yang terjadi dengan matanya sendiri, Ajeng tidak bisa menahan amarahnya. "Indah Permata, bukankah di rekaman video ini terbukti bahwa kamu melakukannya?"

Indah Permata dengan cemas berkata, "Ya, saya masuk, tetapi saya hanya mengambil materi pelajaran, bukan kertas milik Dina Baskoro!"

Kemudian Widodo tiba-tiba marah, "Jika kamu mengambil materi pelajaran, kenapa lalu kertas itu kamu sobek? Caramu berbohong sangat buruk!"

"Harusnya kali ini kami tidak butuh untuk kamu mengakuinya atau tidak. Karena kamu terus mengelak, sedangkan bukti sudah jelas semuanya! Sekarang, saya akan memberitahu orang tuamu dan masalah ini akan dilaporkan ke dekan dan kemudian akan ada hukuman untukmu!"

Ketika mendengar Widodo akan menghubungi orang tuanya, Indah Permata akhirnya menunjukkan ekspresi panik.

Namun, Dina Baskoro tahu bahwa Indah Permata sebenarnya hanyalah bidak catur dan dalang sebenarnya dalam masalah ini adalah Renata Sanjaya.

Dan sekarang, jika Indah Permata membantunya untuk memberitahu yang sebenarnya, dia akan aman. Jika tidak, Renata Sanjaya yang akan aman-aman saja.

Memikirkan hal itu, Dina Baskoro merasa tidak terima, dia tidak akan pernah membiarkan Renata Sanjaya aman dan melakukan hal-hal keji lainnya pada dirinya.

Jadi, Dina Baskoro berusaha memaksa Indah Permata, "Indah Permata, aku tahu kalau kamu sebenarnya tidak menyimpan dendam apapun padaku. Dan aku tahu kamu disuruh oleh seseorang untuk melakukan ini, siapa orang itu?"

Indah Permata terkejut ketika dia mendengar ini, dan langsung berkata, "Tidak!"

Dina Baskoro tertawa, "Benarkah tidak?"

Namun, Indah Permata menatap Dina Baskoro dengan percaya diri, "Tidak, tidak."

Dina Baskoro lalu menghela nafas karena merasa tidak ada yang perlu ditanyakan lagi, Dina Baskoro menyerah mencoba menolong Indah Permata saat itu.

Kemudian, Dina Baskoro melihat ke arah Widodo, "Kakak Widodo, kejadian ini telah menimbulkan begitu banyak masalah dan sangat mempengaruhi reputasiku di kampus. Dan aku berharap sekolah akan memberikan keadilan kepadaku."

Widodo mengangguk dengan serius, "Kamu Jangan khawatir, itu pasti akan terjadi. "

Tetapi setelah beberapa saat, kepala fakultas dan ayah dari Indah Permata tiba di ruangan itu.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C44
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login