Download App

Chapter 2: Naura kabur

Khanza benar- benar terkejut. Dia mendapati jendela kamar Naura yang terbuka.

'Mungkinkah, kakak kabur lewat jendela' fikir Khanza.

Khanza benar-benar cemas. Kakaknya itu benar- benar tidak ada di kamarnya. Sudah seluruh sudut kamar dia putari untuk mencari kakaknya. Namun Khanza melihat jendela yang terbuka lebar dan tali yang menggantung ke bawah.

Khanza kemudian segera turun memanggil ibunya.

"Mama...mama..." Ucap Khanza sembari menuruni anak tangga.

Khanza mendekat ke arah Bu Arin. Dia kemudian berbisik pelan.

" Kak Naura kabur Ma." Kata Khanza menuturkan.

" Apa...!" pekik Bu Arin.

" Mana mungkin dia kabur Khanza. Kamu jangan bercanda." Kata Bu Arin yang masih sama sekali tidak percaya, kalau Naura kabur.

Karena setahu dia, hubungan Dilan dan Naura itu selama setahun ini baik-baik saja. Mereka tidak pernah ada yang mempersalahkan perjodohan ini. Mereka tidak menolak pun sedikit dengan perjodohan ini.

" Benar Ma, untuk apa sih Khanza bohong.

Kalau mama tidak percaya, lihat saja sendiri." Ucap Khanza.

Bu Arin sangat penasaran dengan Khanza. Apa mungkin Khanza itu sedang bercanda. Karena keseharian Khanza memang suka sekali jahil, atau Naura itu benar-benar tidak ada di kamarnya.

Tanpa fikir panjang lagi, Bu Arin melangkah naik ke atas dan melangkah ke arah kamar Naura. Dan ternyata benar, kalau Naura tidak ada di kamarnya.

" Astaga, Naura. Kemana anak itu?" Ucap Bu Arin.

" Apa benar yang di ucapkan Khanza. Apa benar kalau Naura itu kabur. Kenapa dia harus kabur. Ah, bagaimana ini...!" Kata Bu Arin yang kelihatan sangat bingung sekali.

Bu Arin panik. Fikirannya saat ini sudah berkecamuk. Antara cemas, takut, malu, dan berbagai kegelisahan sedang merundungnya. Dia langsung turun ke bawah. Namun Bu Arin tidak akan menunjukan kepanikannya pada tamu- tamu undangan. Dia tidak mau ada yang tahu dulu kalau anaknya itu kabur dari pesta pernikahan mewah itu.

Bu Arin Mendekati Pak Andre suaminya.

" Ada apa Ma? kok mama kelihatan panik?" Tanya Pak Andre.

Bu Arin kemudian menyeret Pak Andre menjauhi kerumunan orang. Dia kemudian berbisik.

" Pa, Naura kabur Pa...!" Bisik Bu Arin.

" Apa. kabur? kok bisa Ma. Kenapa Mama biarin Naura kabur !?" Pak Andre terlihat sangat marah. Tangannya sudah mengepal kuat, rahangnya juga sudah mulai mengeras.

" Siapa yang biarin Naura kabur Pa. Mama juga tidak tahu." Kata Bu Arin.

Pak Alex memandang ke arah Pak Andre dan Bu Arin.

" Kenapa mereka. Sepertinya mereka kelihatan panik? Ada apa sebenarnya." Pak Alex yang ikut penasaran juga mendekat ke arah orang tua Naura.

" Ada apa ini? kenapa kalian seperti orang panik?" tanya Pak Andre. Sedari tadi fikirannya di penuhi tanda tanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Bu Arin dan Pak Andre.

Bu Lani ibu Dilan mengahampiri ketiga orang itu.

" Ada apa ini, kenapa kalian malah kumpul di sini?" tanya Bu Lani.

" Jeng, maafkan kami Jeng..." Ucap Bu Arin dengan perasaan yang sudah berkecamuk. Dia saat ini sudah di liputi perasaan cemas, panik, khawatir, takut, dan entahlah, mungkin saat ini akan menjadi bencana besar untuk keluarga Andre Widodo. Gara- gara kelakuan anaknya, Pak Andre akan menanggung malu di depan tamu- tamu undangan, di depan calon besannya, juga calon menantunya.

Bu Arin dan Pak Andre saling menatap. Dia bingung dengan apa yang harus mereka katakan pada orang tua Dilan.

Pengantin wanita kabur lewat jendela kamarnya. Dan sekarang, apa yang harus di lakukan kedua keluarga itu ? bagaimana jika para tamu undangan tahu, kalau mempelai wanita kabur dari pesta pernikahan itu. Mungkin mereka akan kecewa bukan? atau orang- orang yang tidak menyukai Pak Andre atau Pak Alex, itu akan menertawakan mereka. Dan mungkin juga, besoknya di media masa akan muncul, seorang mempelai wanita kabur di hari pernikahannya. Benar-benar hal yang sangat memalukan.

" Ada apa sebenarnya ini? Kenapa dengan kalian ?" tanya Pak Alex menatap tajam kedua orang tua Naura.

" Sebelumnya maafkan kami Pak Alex. Sebenarnya..." Pak Andre tampak kelu untuk mengucapkannya.

Bu Arin hanya bisa pasrah sembari meremas- remas jarinya. Dia sudah terlihat sangat cemas. Wajahnya pun sudah sedikit memucat. Seandainya Dilan dan orang tuanya tahu, kalau Naura kabur, bagaimana ekspresi dan tanggapan mereka...? apakah ini akan menjadi pertanda berakhirnya hubungan kekeluargaan dari keluarga Andre Widodo dan Alexander Richardo.

" Ayo jawab Jeng, sebenarnya ada apa ini?" tanya Bu Lani.

" Kak Naura kabur. Dia kabur lewat jendela." Ucap Khanza mewakili ucapan kedua orang tuanya.

" Apa, kabur?" Ucap Pak Alex dan Bu Lani bersamaan. Mereka sangat terkejut sekali mendengarnya.

" Kenapa bisa kabur. Bagaimana ini...! benar-benar kurang ajar Naura! " Ucap Pak Alex geram.

Siapa yang tidak geram kalau di acara sebesar ini, seorang gadis mempermainkan pesta besar itu, dengan kabur dari rumahnya. Seharusnya, jika dia tidak mau menikah dengan Dilan, dia bicara dulu dari awal, supaya tidak seperti ini jadinya. Seharusnya jika Naura menentang perjodohan ini, dia juga harus bisa menolak dan membujuk orang tuanya supaya tidak menjodohkannya dengan Dilan.

Lalu, kalau sudah begini, siapa yang akan menanggung malu? pasti kedua keluarga kan?

" Terus, bagaimana ini, sebentar lagi penghulu akan segera datang. Dan sekarang, Naura kabur. Akan di taruh di mana wajahku ini...!" Ucap Pak Alex.

Yah, di sinilah Pak Alex orang yang sangat merasa di kecewakan. Pak Alex sudah sangat antusias sekali mengadakan resepsi pernikahan ini, dan orang tua Dilan itu sudah menyiapkan semua pesta pernikahan itu dengan biaya yang lumaya banyak. Tapi, setega ini Naura mempermainkannya.

Dilan sedari tadi memutar matanya ke sekeliling. Tapi dia tidak mendapati kedua orang tuanya. Dilan menatap ke arah tempat orang tua dan calon mertuanya itu berkumpul.

"Ada apa dengan mereka...?" Gumam Dilan sembari melangkah ke arah kedua orang tuanya.

" Ada apa ini? kenapa kalian berkumpul di sini?" tanya Dilan.

Semua orang yang berdiri di situ menatap Dilan. Mereka seperti tampak bingung untuk bicara apa pada Dilan. Seandainya Dilan tahu kalau Naura kabur, bagaimana dengan perasaannya itu.

" Em, Dilan." Ucap Pak Alex

" Ada apa?" tanya Dilan penasaran.

Dia sedari tadi tidak tahu, apa yang sedang di bicarakan oleh orang tuanya dan calon mertuanya itu.

" Dilan, yang sabar yah Nak. Naura Nak, Naura kabur. Dia tidak ada di kamarnya." Ucap Bu Lani.

" Apa? nggak mungkin. Mana mungkin Naura kabur...? Naura bilang, Naura itu sudah siap menikah denganku. Dia juga sudah siap menjadi istri ku. Dan kita juga sudah berjanji akan mencoba untuk saling mencintai." Kata Dilan yang sama sekali tidak percaya kalau Naura itu kabur.

Sejak orang tua Dilan dan Naura memutuskan untuk menjodohkan mereka, Dilan dan Nuara itu sudah sepakat untuk saling membuka hati mereka satu sama lain. Dan setengah tahun pertunangannya, mereka tidak pernah ada masalah. Dan Naura juga sepertinya sudah bisa mengimbangi Dilan, begitu juga Dilan yang sudah merasa cocok dengan sosok Naura, yang menurutnya sudah menjadi calon istri idaman karena kedewasaannya. Dia selalu bisa menyikapi semua masalah dengan baik. Mungkin sikap bijak dan kedewasaannya itu yang jarang di miliki wanita seusianya. Dia wanita yang sangat dewasa.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login