Download App
28.57% A Divergent

Chapter 2: Perubahan

Di kota Z

"Ayah, apakah Ian sudah kembali?"

"Belum sayangku, kenapa?"

"Tidak biasanya dia terlambat pulang, sekarng sudah jam 5 dan sudah mau malam, bagaiman kalau dia kemalaman dihutan? dia masih kecil"

"Mungkin dia sudah dalam perjalanan pulang, jangan khawatir, hutan itu kan jarang biantang buasnya, jadi dia pasti baik baik saja"

"sudah kubilang kan jangan mengizinkannya pergi ke hutan sendirian, terlalu berbahaya, meskipun binatang buas jarang di hutan itu, tapi kemungkinan kecilnya masih ada"

"baiklah baiklah, ini akan menjadi terakhir kalinya dia ke hutan sendiri, kalau dia mau ke hutan harus ada yang menemani"

"baguslah"

...

"Ayah ini sudah jam 7 malam, tapi kenapa Ian masih belum kembali juga? apakah kita harus melaporkannya kepada penjaga?"

"sebentar lagi sayang, kalau sampai jam 9 Ian masih belum datang maka kita akan meminta tolong kepada penjaga"

"baiklah sayang"

.....

" bagaimana ini Ayah, Ian masih belum balik juga, kita laporkan ke penjaga ya?" pintanya

" baiklah, ayo siap siap"

....

dari kejauhan terlihat 2 orang tergesah gesah menuju ke penjaga kota

penjaga kota" Tuan Arya, Nyonya Emely, ada apa? kenapa kalian terlihat terburu buru?

Emely " Pak Tom, Anakku.. Anakku Ian belum kembali dari hutan"

Tom "Ian belum kembali? tidak biasanya dia terlambat pulang"

Arya "Tadinya kami juga berpikiran begitu, mungkin ada kendala sedikit atau bagaimana karena di hutan itu jarang muncul binatang buas, jadi kami menepisnya, dan sekarang Ian masih belum kembali" ucapnya dengan khawatir

Emely " Pak Tom, bisakah kamu membantu kami mencari Ian di hutan? aku sangat khawatir padanya, dia adalah anak satu satuku, kalau terjadi sesuatu padanya maka.. maka..." sambil terisak isak

Tom melihat Arya dan Emely, mereka adalah orang yang baik dan suka membantu orang lain, meskipun mereka mampu, mereka hidup dalam kesederhanaan jadi Tom merasa kasihan pada mereka

Tom "Baiklah, tunggu di sini, aku akan memanggil beberapa orang untuk mencarinya bersama"

Emely "Terima kasih Pak Tom"

Tom "Kalian adalah orang baik, jadi pasti orang orang disini dengan senang hati membantu anda"

setelah 10 menit, Tom dan beberapa orang datang menghampiri pasangan tersebut

Tom "ayo kita bergegas, semakin cepat semakin baik, karena kita tidak tau apa yang akan terjadi di sana jika kita terlambat"

kemudian mereka semua bergegas kehutan untuk mencari Ian di malam hari yang gelap gulita

satu setngah jam sudah mereka mencari di bagian luar dan agak kedalam dari hutan tapi mereka belum melihat kehadiran Ian

mereka berkumpul kembali

Emely "mungkinkah Ian memasuki bagian dalam hutan?" tanyanya dengan wajah pucat memikirkan kemungkinannya

Tom " bisa jadi itu, salah satu anggota tadi melihat ada bekas jejak yang baru apa lagi jejak kakinya agak kecil

Emely" bagaimana ini sayang, bagaimana dengan Ian?" sambil terisak

Arya "tenang Emely, kita pasti akan menemukan Ian"" bagaimana pak Tom? apakah kamu mau membantu kami melanjutkan pencarian Ian ke tempat yang lebih dalam?"

Tom" kalau aku bisa, tapi kalau yang lain.." berbalik dan berbicara kepada yang lain "aku, Arya dan Emely akan memasuki bagian hutan yeng lebih dalam untuk mencari Ian, kalau kalian tidak ingin ikut tidak apa apa"

salah seorang "kami akan ikut denganmu pak, karena kita sudah sejauh ini, lagi pula Ian adalah anak yang baik"

Tom" baiklah, kalau begitu kita lanjutkan mencari kebagian dalam hutan"

setelah masuk dan mencari hampir 3 jam, mereka masih belum menemukan Ian

Emely "Mungkinkah... mungkinkah... Ian sudah..." membanyangkan apa yang terjadi pada Ian, wajahnya sangat pucat, dia tidak bisa membayangkan bahwa putra satu satunya akan meninggal

Arya " tenanglah Emely, jangan berpikir yang tidak tidak, Ian pasti selamat dan cuma kita yang tidak menemukannya"

Setelah itu, dia memandang sekeliling dan ingin berbalik, tetapi, sektika, matanya menangkap sesuatu, dan dengan tergesa gesa, dia berlari ke tempat tersebut, sementara yang lain diam dan penasaran dengan apa yang dilakukannya, tapi ketika melihat tempat tujuannya, mereka semua melihat sesuatu, itu Ian.

Emely yang melihat sosok Ian sangat histeris sambil berlari menuju tempat Ian, dibenaknya banyak adegan yang terlintas dan dia tidak bisa bepikiran jernih, karena dia mengira Ian sudah tidak bernyawa.

Arya yang sudah dulu sampai langsung memeriksa kondisi Ian, setelah memeriksa kondisi Ian, iapun menghela nafas lega dan berteriak kepada Emely bahwa Ian baik baik saja. mendengar hal tersebut, Emely mempercepat larinya menuju Ian, setelah sampai Emely pun menangis histeris sambil memeluk Ian, setelah semua orang datang dan beberapa waktu berlalu, kondisi Emely sudah tenang dan memeperhatikan Ian, tapi Emely kaget karena rambut Ian memutih, tapi bukan putih karena Usia tua, tapi berwarnah putih sehat. Emely tidak mempermasalahkan perubahannya, menurutnya Ian adalah terpenting. setelah itu, Emely melihat sekeliling dan ternyata banyak Tanaman Mana tumbuh di sekitar tempat Ian pingsan, dan orang orang juga mulai memperhatikannya. Emely tidak memperdulikan Tanaman Mana tersebut, karena di benaknya hanya Ian. setelah yang lain memetik Tanaman Mana, mereka bergegas kembali ke kota.

Setelah sampai di kota, ketika mereka akan berpisah, yang lain menyerahkan sebagian Tanaman Mana kepada Emely dan Arya, karena berkat mencari Ian mereka dapat menemukannya, Emely dan Arya tentu saja langsung menolak karena dimata Mereka Ian tak ternilai harganya, tetapi mereka bersi keras untuk meberikannya kepada Emely dan Arya, akhirnya Emely dan Arya menerimanya dengan syarat hanya sebagian kecil dari yang mereka kumpulkan, karena Emely dan Arya tau mereka juga membutuhkan Tanaman Mana tersebut. selah mereka berpisah, Emely dan Arya kembali ke rumah mereka.

.....

Emely membaringkan Ian ditempat tidurnya dan membiarkannya tidur dengan tenang

Sementara itu Ian yang masih pingsan, kesadarannya berpindah ke tempat ruangan yang gelap gulita, menurut Ian ia sudah berada di sini sudah sangat lama, selama bertahun tahun tak terhitung jumlahnya. yang membuat Ian masih tetap waras adalah keluarganya Ayah Ibunya, dia tidak bisa menyerah pada saat ini, karena takut kalau dia menyerah maka dia tidak akan pernah lagi melihat kedua orang tuanya. betahun tahun telah berlalu di benak Ian, sudah sangat lama, samapai orang yang paling menyendiri pun pasti akan gila dengan keadaannya.

Setelah menunggu entah berapa tahun, mungkin puluhan tahun, ratusan tahun, ribuan tahun, bahkan mungkin jutaan tahun Ian telah ada dalam kesendirian, tapi Ian masih waras karena tekadnya yang sangat kuat, mungkin yang terkuat di dunia atau bahkan di alam semesat saat ini.

Akhiranya Ian melihat cahaya putih dikejauhan, dan perlahan dia bergerak kesana atau bisa saja cahaya tersebutlah yang bergerak ke Ian, stelah waktu yang lama dengan kegelapan, Ian yang dihadapkan dengan cahaya yang terang sangat terganggu, sehingga Ian menutup matanya cukup lama dan kemudian membuka perlahan agar terbiasa dengan cahaya. sekitar 5 menit kemudian, Ian pun terbiasa dengan cahaya dan Ian sangat senang karena akhirnya jalan kembali sudah ada.


CREATORS' THOUGHTS
aeoiu aeoiu

berikan semangat kepada penulis dengan cara meninggalkan komerntar \^_^?

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login