Download App

Chapter 2: TEROR si hantu betina

pagi itu sangat mendung ketika kedua kelopak mata sipit itu mulai terbuka, dingin cuaca di tambah ac yang menyala nonstop membuat badannya menggigil kedinginan. alarm baru berbunyi saat dirinya sudah bangkit dari ranjang empuk miliknya, ia mematikan alarm hp nya yang berisik lalu menguap menahan ngantuk.

"apa-apaan mimpi itu" Kyoshi beranjak dari ranjangnya, ia mengambil handuk dari laci lemari pakaiannya dan langsung menuju ke kamar mandi, mimpi buruk tadi selalu terngiang ngiang di pikirannya sampai selesai mandipun mimpi itu masih tergambar jelas di matanya.

"ck.. sial!.. bikin merinding aja"

***

di kelas sangat berisik, guru tak pernah ada yang mau berlama-lama di kelas yang dihuni anak setan itu. hampir setiap hari kelas XI-A mendapat jam kos sejak awal mereka masuk. semua alasan guru tak betah berlama-lama dikelas itu berpusat pada Sinna, ya siapa lagi kalau bukan gadis yang berpenampilan mirip hantu tiap harinya itu, ia selalu menakuti guru guru perempuan dangan ucapan ataupun wajah dan juga cara ia menjawab pertanyaan, ia benar benar menakuti para guru perempuan disana apalagi jika ia datang kekelas dengan mata bengkak yang merah dan rambut gimbalnya, ditambah ia memang terlalu aktif dalam mengcosplay hantu secara alami.

"sorry ya aku gak bisa bantuin pas ada osis, dan kau tau sendiri hampir seluruh murid di kelas ini gak ada yang suka samamu lagian bantuanku pun sia sia kalau aku ngebela pasti aku juga kena." Nina, teman semasa kecil sinna itu tiba tiba datang ke meja sinna dan minta maaf.

Sinna tak terlalu perduli dengan ucapan maaf dari nina, ia juga tau jika mau berteman dengannya saja sudah mengundang kesialan bagi nina.

"yoi santai aja." jawab Sinna singkat.

dari sejak awal kelas X Sinna hanya memiliki satu teman yaitu Nina. ia selalu dijauhi dan kadang di usili karna prilaku anehnya serta tampilannya yang begitu menakutkan. ia kerap menjadi bahan bullyan tapi mental Sinna sangat tangguh ia tak pernah sama sekali mengeluh atau takut pada meraka bahkan ia adalah pemecah rekor gadis yang tak takut apapun disekolah makanya ia di juluki sebagai hantu yang melegenda.

teng teng teng.....

suara bell istirahat berbunyi, Sinna panik dan langsung memasukkan semua bukunya ke dalam ransel.

"maaf nina, aku duluan!" ucap Sinna sambil berlari tergesa gesa keluar kelas, sedangkan nina hanya menatapi kepergian Sinna sambil terheran heran.

sinna terus berlari melewati lorong lantai dua dimana kelasnya berada menuju ke gedung sekolah satu lagi dimana ruang osis berada. sampai di depan pintu aula besar khusus rapat osis, sinna berhenti dan mengatur nafasnya yang terengah engah. dengan percaya diri sinna melanjutkan lankahnya dan membuka pintu aula itu,

"OYYYYYY!!!!!!"

teriakannya membuat anggota osis lain yang berada dalam aula itu terkejut. mereka menatapi Sinna tanpa bersuara sangking kagetnya.

"ngapain dia disini? dia yang kena kasus merokok itu kan?"

"aneh banget, gak jelas"

"dia kenapa sih?"

setelah itu baru mereka mulai membicarakan sinna yang masih berdiam diri di pintu masuk.

mendengar ada keributan sang ketua langsung keluar dari ruang penyimpanan bangku di dalam aula dan melihat apa yang terjadi.

"jangan bikin ribut.. ambil bangkunya bantu mereka nyusun, rapat bentar lagi mulai" Kyoshi menyuruh sinna membantu mereka untuk menyusun bangku besi untuk rapat, kyoshi tau betul jika sinna akan jadi sumber masalah bagi osis ia harus berjaga jaga dan mengawasi tingkah sinna.

"kenapa? kenapa aku harus repot repot nyusun bangku nya?" ucapan yang tak bernada itu sangat nyaring di telinga Kyoshi dan beberapa anggotanya, Kyoshi menatap sinna dan mendatanginya. mereka nampaaknya akan bertengkar hebat jika dilihat dari kyoshi yang menatap tak suka adik kelasnya itu.

tap tap tap... kyoshi tepat berdiri di depan sinna, ia mentap sinna sedikit menunduk karena perbedaan tinggi badan yang lumayan jauh.

"kalau gitu pergi, gak usah kesini." singkat padat dan jelas. Kyoshi mengusir sinna hanya dengan ucapannya yang singkat itu.

"okeh" dengan senyum lebar Sinna berbalik arah dan langsung pergi sambil melompat kegirangan menjauhi aula itu, tapi tiba tiba ia mengingat sesuatu.. dan memutuskan untuk kembali ke aula.

tanpa disuruh ia mengangkati dan menyusun bangku besi dengan rapi, semua memang memanggap sina gila.

"dia memang gila, barusan aja dia sok sokan sekarang dia malah ngerjain tanpa disuruh"

"caper paling"

tidak ada kata minder, semua ujaran kembencian tertepis secara alami karena mental baja dan bodoh amat milik sinna. sampai semua selesai ia merasa sedikit lelah karena sudah lama tak mengerjakan hal hal begini bahkan piket saja ia tak pernah mau mengerjakannya.

sambil menatapi anggota osis lainnya berkerja menyusun dan menyapu di aula sinna menyisir rambut khusutnya dengan tangan dan mulai mengikatnya dengan karet gelang yang ada di tangannya.

"sial,,.. gerah banget" ucapnya sambil mengikat rambutnya.

dari atas mimbar kyoshi menatap ngeri sinna ia benar benar tidak bisa melupakan mimpi buruknya tadi malam, kakinya selalu ia hentak hentakkan pelan dan tanganya di lipat di dada dengan erat.

"kyoshi kau sudah tak waras.." gumamnya kesal.

setelah itu rapat osis pun dimulai, sinna duduk dengan anggunnya sambil menatapi kyoshi tanpa henti, wajah jeleknya menunjukan kesadisan dan kesialan level sss. rapat di mulai dengan moderator rio yang membacakan aturan yabg harus di patuhi selama rapat berlangsung, setelah itu baru permasalahan di bacakan oleh seksi kebersihan rahayu dan seksi olahraga ryuji.

"permasalahan yang di hadapi adalah putung rokok dan sampah plastik serta ketidak patuhan siswa dalam memilah sampah organik dan non organik." ucap rahayu di atas mimbar.

"permasalah kedua dari olahraga, untuk perwakilan volly putri dari kelas XI C, riani. mengalami kemalangan yaitu kecelakaan saat mengendarai motor 2 hari yang lalu dan mengakibatkan patah tulang kaki dan keseleo di pergelangan tangan." ucap ryuji di samping rahayu.

kyoshi dengan serius mulai memikirkan msalah di sekolah mereka dan mereka semua sedang mengadakan pemecahan solusi.

"untuk sampah plastik sebaiknya menegur pihak kantin sekolah agar menggunakan kantong kertas" usulan dari seksi humas

"atau bisa juga mengumumkan agar penggunaan kantong plastik di larang, jadi siswa harus membawa tempat sendiri untuk membeli jajanan atau minuman" usulan dari seksi keagamaan.

semua saran untuk permasalahan pertama sudah ditampung dan sekarang mereka sedang memikirkan permasalahan kedua.

"pemain inti, bukannya dia itu setter ya? apa gak ada pemain lain yang bisa gantiin gitu?" tanya lina salah satu anggota.

"kalau ada ya gak mungkin di rapatin" tiba tiba sinna nyerocos ke lina. ia sangat kesal saat mendengar lina berbicara sampai sampai beberpa orang menahan tawa dengan ucapan sinna.

"eh bisa diem gak? bukan anggota juga ih.. lagian kan banyak sih pemain pemain lainnya" ucap sina sini dan tak kalah kesal.

"eh santai dong, udah otak dongkol masih aja gak ngerti, pertama kenapa harus di rapatin kalau memang segampang itu nyari pengganti? situ waras?" balasan lebih menohok membuat semua orang malah diam dan menontoni mereka beradu mulut.

"kau diem aja lah males adu mulut sama orang gila na_"

sangking kesalnya kyoshi memukul meja mimbar dengan kuat.

"kalau masih ribut keluar!!" bentaknya kuat membuat lina diam tak berkutik.

"masalah gak akan siap kalau kalian tetap beradu mulut, yang satu ngundang emosi yang satu bodoh. kalian paham?" ucap tio sekretaris osis.

kyoshi menegaskan satu hal lagi pada semua anggotanya kalau sekarang sinna adalah anggota osis yang baru selama masa jabatannya. ia memasukkan sinna ke seksi olahraga karena anggotanya masih sedikit dan kasar kasar ia berharap jika sinna bisa cepat sembuh dan dapat terruqiah disana.

tapi dengan tegas ezza salah satu anggota seksi olahraga menentang, ia menolak jika sinna dimasukan kedalam anggotanya.

"aku gak setuju! kita milih anggota dari basicnya. kita kan gak tau dia ahlinya dibidang apa." ucapnya tegas membuat para anggota lainnya jadi was was.

" aku sih harap dia gak pande di seni" ujar salah satu anggota kesenian.

sinna tak ambil diam ia tertawa lebar sambil berdiri dari bangkunya, dengan percaya diri dan bangga ia menyebutkan semua keahlian dan prestasinya.

"aku pandai melukis, berenang, volly, bernyanyi, menari, berpuisi, berantem, masak, lari. aku ini multitalent dan atletis ha..ha..ha.."

tenang saja tak ada yang percaya dengan kata- katanya. sampai ryuji ketua olahraga mengiyakannya. sedari awal ryuji sudah memperhatikan sinna, sinna sangat tinggi jika dibangdingkan wanita wanita di sekolahannya jadi kemungkuninan sinna pandai dalam bidang olahraga dipercayai oleh ryuji.

"oke, gak papa cewek ini masuk ke anggotaku lagian kita kan gak bisa nilai orang karna mukanya jelek" ryuji menatap sinna kemudian tersenyum khas gummy bearnya.

"oke, kalau begitu gantikan irina di pertandingan volly minggu ini."

"hah???!!!!" semua orang tak percaya dengan ucapan ryuji


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login