Download App

Chapter 38: Kakak, Aku akan Mengabdikan Diriku

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mereka adalah berandalan kecil di lingkungan sekitar sana, mengganggu perempuan adalah hal yang sering mereka lakukan, masuk kantor polisi adalah hal biasa. Malam ini saat berjalan-jalan di sekitar bar, mereka melihat Yan Xi yang sedang sendirian.

Semula saat melihat Yan Xi yang memakai barang bermerek di seluruh tubuhnya dari atas sampai ke bawah, mereka berniat untuk merampok uangnya. Siapa sangka wajah gadis ini ternyata begitu luar biasa, ketiga orang itu pun tidak dapat menahan diri dan menyeret Yan Xi ke gang kecil yang sepi ini.

Melihat dua orang mengepung Shen Qinglan, Yan Xi benar-benar panik. Dia ingin melepaskan diri dari belenggu si rambut kuning, namun apa daya tenaganya terlalu lemah. Dia sama sekali tidak bisa memberontak, maka dia pun berteriak menyuruh Shen Qinglan lari.

"Apa kalian tahu aku siapa? Kuberitahu kalian, sebaiknya sekarang kalian lepaskan aku dan kakak, maka aku tidak akan membuat perhitungan dengan kalian tentang kejadian malam ini. Kalau tidak, tunggu sampai keluargaku mencariku, kalian tunggu saja untuk makan makanan penjara seumur hidup!"

Baru saja dia selesai berbicara, si rambut kuning tertawa terbahak-bahak, "Hanya mengandalkanmu gadis kecil ini, kalau kamu bisa mengantar kakak ke penjara dan makan makanan penjara seumur hidup, kakak bahkan akan berterima kasih kepadamu."

Mereka sedikit pun tidak takut dengan ancamannya. Bagi mereka itu hanya gertakan saja.

Selama mereka berbicara, si rambut merah dan rambut hijau sudah berjalan ke depan Shen Qinglan. Tangan si rambut hijau bahkan sudah akan meraba wajah Shen Qinglan, hanya saja tepat pada saat itu, terdengar suara jeritan keras yang merobek langit.

Terlihat pergelangan tangan si rambut hijau dicengkeram oleh Shen Qinglan dan terputar ke sudut yang aneh. Si rambut hijau kesakitan dan langsung berlutut dengan satu kaki di tanah. Jelas bahwa dialah yang mengeluarkan suara jeritan keras tadi.

"Sakit, sakit, sakit! Perempuan busuk, lepaskan aku!" Si rambut hijau berteriak. Raut wajah Shen Qinglan tidak berubah dan malah meningkatkan kekuatan pada tangannya. Suara jeritan yang lebih keras dari tadi keluar dari mulut si rambut hijau. Tangan lainnya yang masih utuh bertumpu di tanah, dia tidak bisa berkata-kata.

Melihatnya, si rambut merah pun tahu kalau mereka bertemu dengan lawan yang kuat. Melihat tangan Shen Qinglan yang lain masih memegang sesuatu, matanya pun memandang sekeliling lalu mengambil sebuah tongkat di samping tong sampah. Dia memelototi Shen Qinglan dan berkata dengan bengis, "Lepaskan saudaraku!"

Shen Qinglan meliriknya dengan datar, sama sekali tidak memedulikan tongkat di tangannya.

Sorot mata si rambut merah menjadi buas, dia mengangkat tongkat dan mengayunkannya kepada Shen Qinglan. Sasarannya adalah tangan Shen Qinglan yang memegangi si rambut hijau.

Melihat tongkat yang akan mengenai tangan Shen Qinglan, Yan Xi menjerit dan memejamkan matanya.

"Ah!" Terdengar suara jeritan seorang pria, tetapi bukan si rambut hijau.

Yan Xi membuka matanya dan melihat si rambut merah yang saat itu tergeletak di sudut dinding sambil memeluk perutnya. Wajahnya terlihat kesakitan, sedangkan Shen Qinglan menarik kakinya dengan santai.

Mata Yan Xi berbinar, sorot matanya yang memandang Shen Qinglan penuh pemujaan.

Pandangan mata Shen Qinglan jatuh kepada si rambut kuning, "Lepaskan dia."

Begitu bertemu dengan tatapan Shen Qinglan, si rambut kuning gemetar, tangannya terjatuh tanpa sadar. Begitu memperoleh kebebasan, Yan Xi langsung berlari ke samping Shen Qinglan. Matanya yang memandang ketiga orang itu penuh dengan kemenangan.

"Sudah dari tadi kukatakan kepada kalian, kami tidak semudah itu diganggu. Kalian masih tidak percaya. Sekarang sudah tahu kehebatan kakakku, kan? Huh!"

Dari sudut matanya Shen Qinglan melihat wajah Yan Xi yang penuh kebanggaan, sebersit ketidakberdayaan muncul di matanya yang indah. Siapa tadi yang menjerit ketakutan?

Tapi Yan Xi tidak peduli itu semua. Dia hanya tahu bahwa dia bukan hanya bertemu sekali lagi dengan kakak yang disukainya, tapi kakak ini bahkan menolongnya.

Shen Qinglan sudah melepaskan tangan si rambut hijau. Dia memandang ketiga orang itu, "Masih belum pergi?"

Si rambut kuning bergegas memapah si rambut merah yang jatuh di tanah, lalu ketiga orang itu pun melarikan diri dengan panik ke luar gang.

Setelah melihat sosok ketiga orang itu menghilang barulah Yan Xi menghembuskan napas lega. Dia mengambil tasnya yang jatuh ke tanah lalu berlari kembali ke samping Shen Qinglan.

"Kakak, terima kasih karena telah menolongku." Matanya berbinar-binar.

"Mengapa kamu bisa seorang diri di sini?" Shen Qinglan melirik wajahnya yang seperti kucing, benar-benar tidak mengerti mengapa ketiga orang tadi juga mau memakan wajah seperti ini.

Yan Xi menggaruk-garuk kepalanya dengan canggung, tidak bisa mengatakan bahwa dia menyelinap keluar diam-diam tanpa sepengetahuan kakaknya.

Dia hanya ingin pergi ke bar untuk melihat-lihat, tapi biasanya keluarganya mengawasinya dengan ketat. Mana mungkin dia punya kesempatan untuk pergi ke bar? Hari ini dia diam-diam menyelinap keluar selagi kakaknya pergi dengan temannya. Tapi hasilnya dia malah mengalami hal semacam ini.

Saat ini Yan Xi juga merasa agak menyesal. Dia juga tidak tahu harus bagaimana seandainya malam ini Shen Qinglan tidak muncul.

Berpikir demikian, dia pun tidak bisa menahan diri dan memeluk lengan Shen Qinglan.

Tubuh Shen Qinglan langsung kaku, dia tidak menyukai kontak fisik apa pun dengan orang lain, apalagi orang yang tidak akrab dengannya. Namun saat bertatapan dengan sepasang mata Yan Xi yang lembab itu, pada akhirnya dia tidak melepaskan diri.

"Telepon keluargamu, minta mereka datang untuk menjemputmu."

Yan Xi menggeleng seperti drum mainan, "Tidak mau, Kak. Kalau kakakku sampai tahu, dia pasti akan memukulku sampai mati. Dia galak."

Bola matanya berputar, "Kak, bagaimana kalau aku pulang denganmu? Bukankah kamu tinggal di Hangzhou? Aku ikut pulang denganmu dan menginap semalam, besok baru minta kakakku datang untuk menjemputku, ya?"

"Tidak bisa." Shen Qinglan langsung menolak. Dia sendiri tinggal di hotel. Kalau Yan Xi ikut pulang dengannya, bukankah kebohongannya akan langsung terungkap? Walaupun dia tidak peduli, tapi bagaimanapun juga dia tetap agak malu.

"Kak, boleh ya?" Yan Xi bertingkah manja sambil memegangi lengan Shen Qinglan. Tapi tidak peduli bagaimanapun dia bermanja-manja, Shen Qinglan tetap tidak tergerak.

Yan Xi cemberut dan melepaskan tangannya dengan muram, "Baiklah kalau begitu. Aku akan menelepon kakakku. Tapi, Kak, temani aku menunggu kakakku, ya? Nanti aku akan meminta kakakku mengantarmu."

Kali ini Shen Qinglan tidak menolak. Yan Xi segera menelepon kakaknya sambil tersenyum lebar, sama sekali lupa kalau dia akan dimarahi.

Kedua orang itu berjalan ke mulut gang. Setelah berjalan tidak jauh dari sana, mereka pun tiba di jalan Changhua yang dikatakan oleh wanita muda tadi kepada Shen Qinglan. Ternyata ini adalah jalanan yang penuh dengan bar. Pantas saja dia berkata kalau di sini sangat mudah mencari taksi.

Di saat yang sama dia melirik Yan Xi. Awalnya dia masih bertanya-tanya bagaimana Yan Xi yang seorang gadis kecil ini berani datang sendirian ke gang kecil semacam ini. Sekarang sepertinya sudah ada jawabannya.

Wajah Yan Xi memerah karena tatapan Shen Qinglan itu. Dia menunduk dengan malu, namun pandangannya jatuh ke tangan Shen Qinglan. Dari sana tercium bau wangi yang samar.

Hidungnya yang kecil dan halus mengendus-endus, perutnya pun ikut mengeluarkan suara bergemuruh. Wajah Yan Xi semakin malu, dia tidak berani mengangkat kepalanya untuk memandang Shen Qinglan.

Shen Qinglan hanya bisa melihat puncak kepala si gadis kecil, namun dilihatnya kedua tangan mungilnya bergerak-gerak. Senyuman pun muncul di mata Shen Qinglan, dia lalu memberikan kue di tangannya kepada Yan Xi.

"Makanlah."

Mata Yan Xi berbinar, dia pun menerimanya. Dia hanya mengambil kotak paling atas dan membukanya dengan tidak sabar lalu mengambil sepotong kemudian memasukkannya ke mulut.

"Uhh, enyak, enyak. Kue inyi benar-benar enyak." Pipinya menggembung, kata-katanya pun tidak jelas.

Yan Xi menelan sepotong kue, "Kak, kamu begitu baik kepadaku. Aku harus bagaimana membalasmu? Bagaimana kalau mengabdikan diriku?"

Dia sepertinya merasa bahwa ini adalah ide yang bagus. Matanya berbinar, dia menatap Shen Qinglan dengan wajah penuh harap.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C38
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login