Putih
Itu lah pertama kali yang ku lihat.
Cahaya hangat dari jendela menusuk manik mata ku.
Sepoian angin dari balik celah tirai gorden berhasil membuat kulit ku meremang.
Kosong
Aku tidak bisa memikirkan apa-apa.
Aku tidak bisa berpikir
Aghhh...
Tangan ku, kaki ku, tubuh ku, semuanya terasa mati rasa.
Di mana ini?
Apakah aku berada di rumah Tuhan?
Tidak! sepertinya tidak!
Hei, siapa aku?
Kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun?
Kenapa dada ku terasa begitu sakit?
Aku ingin mengeluarkan suara. Tapi tenggorokan ku terasa mati rasa, pita suara ku tersekat.
Hei! seseorang! siapapun!
Tolong aku...
Kenapa? kenapa aku merasa kehilangan?
Seperti ada sesuatu yang berharga pergi meninggalkan ku.
Aku... Aku...
BRAAKKKK!!!
Suara apa itu?
Keras sekali?
Aku takut!
Derap langkah kaki itu. Siapa itu?
Deg
Mata itu, kenapa memancarkan kesedihan?
Tunggu! Dia mendekat dan... dia menangis?
Kenapa?
Ada apa?
Apa yang terjadi pada ku?
Greeepp
Ughh sesak...
Dia mendekap ku terlalu erat dan sayup-sayup aku mendengar suara tangisannya.
Siapa dia?
Kenapa dia menangis untuk ku?
Lelaki ini? Apa dia mengenal ku? Apa dia keluarga ku?
"Hiks... Syukurlah... Syukurlahh... Hikss... Terimakasih Tuhan..."
Kenapa?
Kenapa setelah mendengar suaranya, rasanya aku ingin menangis?
Siapa dia?
Dan... Perasaan kehilangan ini semakin besar menumpuk di hati ku. Membuat dada ku terasa sesak hingga tanpa sadar mengeluarkan air mata.
Aku... Menangis...
"Maaf kan aku... Stella"
Deg