Download App

Chapter 2: Murid Baru

Seminggu telah berlalu, selama seminggu ini Ian hanya berjalan jalan di sekitar kota dan sesekali pergi ke tempat Nisa untuk kegiatan mereka.

Di sekolah

"Selamat pagi anak anak" kata bu guru yang bernama Susan

"Selamat pagi Buu" jawab semua siswa

"Baiklah, sebelum kita mulai, hari ini kita kedatangan murid baru" kata Bu Susan

Siswa di dalam ruangan jadi riuh

"Murid baru?, wow, apakah dia perempuan Bu Guru?" kata seorang siswa laki laki

"Hehe, dia laki laki, kenapa? kamu kecewa?" Tanya Bu Susan

"Hehe, tidak Bu, cuma pengen tau aja Bu" Jawab siswa tersebut dengan malu

"Ok, semunya jangan ribut karena sebentar lagi dia datang" kata Bu Susan

"Baik Bu" jawab semua murid

"Tok! tok! tok!" suara ketukan dari pintu kelas

"Sialahkan masuk" kata Bu Susan

Kemudian seorang siswa laki laki memasuki kelas

"Woow, siwa baru!" teriak sebagian murid perempuan, tetapi semua murid laki laki terdiam

"Hei, dia cukup tampan ya?!" salah satu murid perempuan berkata pada teman sebangkunya

"Iya" jawab teman murid tersebut

"Baiklah, semua diam, dia akan memperkenalkan diri" kata Bu Susan

Semua orang langsung diam menuggu murid baru memperkenalkan dirinya

"Perkenalkan nama saya Ian, umur 17, mari kita berteman" ucap Ian dengan singkat sambil mengamati kelas. Di kelas ini terdapat 20 siswa, terdiri dari 12 perempuan dan 8 laki laki. itu dikarenakan sekarang jumlah perempuan lebih banyak dibanding dengan laki laki.

"Hah?, itu saja?" ucap salah satu murid perempuan

"Ya, itu saja untuk sekarang, kan kita bisa lebih mengenal nanti?" jawab Ian

"Ya ya, tentu saja bisa" jawab murid tersebut dengan buru buru

"Baiklah Ian, kamu duduk di kursi yang kosong di belakang ya, tidak apa apa kan?" kata Bu Susan

"Tidak apa apa Bu, saya suka duduk di bangku belakang, apa lagi dekat jendela, hehehe" jawab Ian dengan santai

"Baiklah kalau begitu, silahkan duduk"kata Bu Susan

"Baik Bu" balas Ian lalu menuju tempat duduknya

"Mari kita mulai pembelajarannya, hari ini kita akan belajar matematika" kata Bu Susan

"aargh" teriak anak laki laki yang menanyakan jenis kelamin siswa baru tadi

"Ada apa Hendra?" tanya Ibu guru penasaran

"Ti.. tidak ada Bu" jawan Hendra dengan cepat

Hendra sebenarnya duduk depan Ian, jadi Ian bertanya

"Hei kawan ada apa?" tanya Ian dengan nada rendah

"Sebenarnya aku benci matematika hehehe" kata Hendra

"Tapi bukankah matematika membantu dalam penggunaan kekuatan kita?" tanya Ian lagi

"Sebenarnya kekuatanku tidak perlu matematika, pakai perasaan saja, hehehe" jawab Hendra

"Memangnya apa kemampuanmu?" tanya Ian

"Aku bisa menguatkan tubuhku sekeras baja dan tidak perlu perhitungan, jadi aku petarung tangan kosong, hehehe" jawab Hendra dengan malu

"Pantas saja" jawab Ian

"Hei kalian berdua apa yang kalian bicarakan?" tanya Ibu Susan

"Tidak ada Bu, aku cuma bertanya tentang matematika ke teman Hendra dan dia menjawabnya Bu" jawab Ian

setelah mendengar perkataan Ian, seluruh teman temannya tercengang, karena sepengetahuan mereka Hendra adalah yang paling membenci matematika

"Betulkah itu Hendra?" tanya Ibu Susan

"Be.. be.. betul Bu" jawab Hendra denga tergagap

"Baiklah kalau begitu, jangan ulangi lagi, kamu juga Ian, kalau ada yang tidak kamu mengerti selama proses pembelajaran bertanya sama Ibu" ucap Bu Susan

"Baik Bu" jawab Ian

kemudian kelaspun berlanjut dengan tenang, stelah bel berbunyi, kelas akhirnya selesai dan semua siswa merasa lega

"Baiklah, Ingat tugas minggu depan, kalau kalian tidak mengerjakannya, Ibu akan kasi tugas 2x lipat dari teman temanmu yang lain, menegerti?" kata Bu Susan

"Mengerti Bu!" jawab semua murid dengan keras

"Baiklah, kalau begitu sampai jumpa minggu depan" ucap Bu Susan lalu keluar

setelah itu kelas jadi ribut ada yang membicarakan murid baru ada juga yang membicarakan Hendra yang menjawab soal matematika.

"Teman teman, jangan ada yang keluar kelas dulu" jawab Seorang perempuan yang terlihat karismatik

"Memangnya ada apa Ketua?" tanya Hendra yang penasaran

"Karena kita kedatangan murid baru, maka kita akan memperkenalkan diri kita masing masing" jawab Ketua kelas

"Baiklah kalau begitu"jawab teman temannya

"Kalau begitu dimulai dari kamu" sambil menujuk seorang siswa laki laki

"Baiklah, namaku Adi, umurku 17 thn, masih lajang, hobiku bermain game, aku juga.." ucap Adi memeperkenalkan dirinya

tetapi langung di potong oleh Ketua kelas " Nama saja sudah cukup"

Adi langsung terdiam, kemudian berlanjut

"Aku Indra" jawab Indra yang memiliki rambut paling panjang dan memiliki tahi lalat di dagunya

"Aku Adam" jawab Adam yang memiliki badan kecil dan berambut pendek

"Aku Rijal" jawab Rijal yang tinggi dan kurus

"Aku Putra" jawab Putra yang punya rambut tipis dan punya tahi lalat di hidungnya

"Aku Arif" jawab Arif yang memiliki badan agak kecil dan ada tahu lalat di pelipisnya

"Aku Angga" jawab Angga yang memiliki badan besar

"Kamu sudah tahu, Hendra , hehehe" jawab Hendra yang yang memiliki postur kurus dan rambutnya agak panjang

"Baiklah kini giliran perempuannya, mulai dari kamu" kata Ketua kelas

"Aku bella "jawab gadis yang memilki tinggi rata rata dan lumayan cantik

"Aku lily" jawab gadis paling kecil di kelas

"Aku Feby" jawab gadis yang paling tinggi di kelas

"Aku Fitri " jawab gadis yang paling pendiam di kelas

"Aku Asma" jawab gadis yang sering bersama dengan orang pendiam

"Aku Ica" jawab gadis yang bersama gadis paling kecil

"Aku Amy" jawab gadis kedua tertinggi di kelas

"Aku Dijah" jawab gadis yang memiliki tahi lalat di bawah matanya

"Aku Desi" jawab gadis yang posturnya paling besar di kelas

"Aku Vivi" jawab gadis terkecil kedua di kelas

"Aku Mila dan Wakil Ketua kelas" jawa gadis yang sering bersama ketua kelas

"Aku Novi dan Ketua kelas ini" jawab Novi.

"Sudah selesai kan? Ian ayo kita ke kantin, aku traktir nih" kata Hendra

"Terserah kamu deh" jawab Ian

Mereka berdua pun pergi kekantin

Ketika Ian dan Hendra masuk, banyak orang yang berbisik bisik

"Hei lihat, si otak otot itu membawa teman" ucap seorang siswa

"Tidak biasanya dia membawa teman, mungkin murid baru? kudengar dengar kelasnya mendapat murid baru " jawab teman siswa tersebut

"Heh, dia terlihat miskin, lihat saja pakaiannya" jawab seorang gadis yang terlihat norak

"Hem, sepertinya begitu, lihat saja, Hendra mentraktirnya makan, mungkin dia tidak memiliki uang, hi, jijik. Untung saja dia bukan di kelas kita" jawab teman gadis tersebut

"Tapi kalau dia di sekelas mereka, dan murid pindahan berarti dia lewat pintu belakang" jawab siswa yang memulai percakapan awal

Di sisi lain Ian dan Hendra mengabaikan percakapan orang orang disekitarnya dan memesan makanan lalu mencari tempan duduk. Kemudian Ian dan Hendra menikmati makanannya.

Ketika Ian dan Hendra selesai makan dan ingin bangkit, beberapa siswa menghampiri mereka


CREATORS' THOUGHTS
aeoiu aeoiu

Disini penulis yang noob, komen ya biar lebih berkembang ^_^

Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login