Langit tampak begitu cerah di hari yang sakral ini. Hari ini adalah hari pernikahan Ayunda dan Tama. Akad dan resepsi digelar di hotel milik Tama.
Ayunda sudah dirias setelah shubuh. Sesekali Ayunda memejamkan matanya karena tak bisa menahan kantuk. Semalaman Ayunda tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia terus menimang-nimang keputusannya. Dia menyadari kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Dia harus menikah dengan cowok yang tidak pernah dia cintai. Reza, dia baru menyadari jika perasaannya hanya milik Reza. Seharusnya dia menikah dengan Reza bukan sepupunya. Terlambat, ini bukan waktunya untuk membatalkan semuanya. Jika Ayunda masih tetap egois, bukan hanya dia yang malu. Keluarganya dan keluarga Tama pasti juga malu jika dia bersikukuh membatalkan pernikahan ini.
Mimpinya untuk kuliah dan jadi orang sukses bisa juga terkubur karena keegoisannya. Akhirnya, dia tetap menikah dengan Tama. Dia akan berusaha mencintai Tama dan menghapus rasa cintanya pada Reza.
"Saya terima nikah dan kawinnya Ayunda Ramadhania binti bapak Saputro dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan uang sebesar 7 juta dibayar tunai."
"Sah?"
"Sah." Jawab saksi serentak.
"Alhamdulillah."
Ayunda mencium tangan Tama, lalu Tama mencium kening Ayunda. Selanjutnya, mereka saling memasangkan cincin di jari manis pasangan mereka. Berikutnya, mereka menyalami kedua orang tua mereka dan sanak saudara yang telah menjadi saksi dalam pernikahan mereka.
Setelah prosesi akad nikah di pagi hari, malam harinya mereka menggelar resepsi.