Download App

Chapter 2: Cowok

ata yang sangat bahagia hingga tiba dj kelas ku. Akhirnya aku bisa memperhatikan kelas ku dengan baik, aku duduk di bangku ku, dan aku melihat di sudut kelas tersebut, aku melihat sebuah buku. Memang di sudut kelas kami ada seperti rak buku kecil, tapi anehnya kenapa judul buku nya mistis-mistis semua?, aku mengambil satu buku, yang berjudul ₭Ɇ₥₳₮ł₳₦.

"Kematian? " Ucapku pelan

Karena semua mahasiswa mulai memasuki kelas, aku langsung meletakkan buku itu kembali ketempat nya. Aku segera kembali ke tempat duduk ku, dan mulai fokus ke depan.

●●●

Akhirnya hari pertama kuliah ku sudah selesai, aku sangat legah, dan sekarang hanya satu kalimat yang ada dipikiran ku, siapa cowok yang menasihati ku tadi dan apa maksud dari buku tadi?. Apakah menurut kalian buku yang berjudul kematian tadi ada hubungannya dengan cowok yang menasihati ku?.

Aku terus berjalan hingga melewati gerbang kampus, aku merasakan bahwa aku baru saja memasuki dunia lain, sepertinya itu hanya pikiran ku saja. Aku melihat cowok yang menasihati ku tadi, dia berada di halte bis, aku menghampiri nya dengan penuh pertanyaan yang terlintas begitu saja di kepala ku.

"Hai" Ucap ku dengan senyuman.

"..."

"Apa kamu dengar aku?" Tanya sambil melambaikan tangan kepada nya.

"..."

Aku melihat dia memakai sesuatu di telinganya, aku memang tidak tahu banyak tentang benda itu, tetapi aku pernah melihatnya. Aku menarik benda itu dari telinga sebelah kanan nya.

"Hallo!" Ucap ku dengan kesal.

"Kenapa? kenapa lo manggil-manggil gue?" Tanya nya dengan kasar.

"Jadi cowok kok kasar banget sih?!" Ucap ku dengan kesal.

"Kalau lo merasa begitu, gue minta maaf, gue nggak bermaksud untuk kasar sama perempuan" Ucap nya dan langsung pergi, karena bis yang ditunggu nya sudah datang, tetapi aku menarik tangannya dan membiarkan bis nya pergi.

"Lo... lo!! arghh" Ucap nya dengan kesal.

"Kenapa? aku salah apa? kamu kok jadi kasar lagi?" Ucap ku yang sengaja ingin membuat nya tambah kesal.

"Itu tadi bis yang mau gue naiki! huhh, biasanya gue nggak pernah terlambat pulang kerumah, dan sekarang! gue terlambat" Ucap nya dengan kesal.

"Tunggu-tunggu, drama kamu kurang lebay, tolong kamu lebay kan lagi" Ucap ku seperti tidak tahu apa-apa.

Dia menarik napas nya panjang-panjang.

"Sekarang mau lo apa?" Tanya nya kepada ku.

"Tunggu dong..., kita kenalan dulu" Ucap ku sambil mengulurkan tangan ku.

"Kenalin! namaku Alisabeth Bracellin!" Ucap ku dengan semangat.

"Nama gue.... Arsen Damian!" Jawab nya dengan nada tinggi.

"Nama yang bagus" Ucap ku memuji nya.

"Sekarang bukan waktu nya menilai nama gue!" Ucap nya dengan kesal.

"Jadi?" Tanya ku tidak tahu.

"Gue bunuh juga lo disini" Ucap nya menantang.

"Oops! aku takut" Ucap ku sambil tertawa kecil.

"Kenapa gue bisa jumpa orang kek dia ya?" Tanya nya kepada diri sendiri dengan nada pelan.

"Sebenarnya aku mau bicara banyak sama kamu, tapi karena waktu nya gak cukup, jadi kamu besok mau kan bicara sama aku?" Tanya ku kepada Arsen dengan serius.

"Gak!" Jawab nya singkat.

"Apa?! Ih-"

"Iya-iya, jam berapa? terus tempatnya dimana? gue nggak mau ya tempat nya itu nggak bersih!" Ucap nya.

"Baru kali ini aku jumpa cowok yang banyak bicara" Ucapku pelan.

"Apa?! gue denger loh apa yang lo bilang barusan" Ucap nya kepadaku.

"Kalau denger, kenapa nanyak lagi?!" Ucap ku dengan kesal.

"Minta nomor handphone lo" Ucap nya.

"Sini handphone nya" Ucapku dengan kesal, dan dia segera menyerahkan handphone nya. Aku mulai menulis nomor ku di handphone nya, dan segera menyimpan nya.

"Dahh, habis ini gue nggak akan hubungin loh, karena gue nggak mau kasih nomor handphone gue ke siapa pun termasuk loh" Ucap nya dan langsung pergi, karena bis yang kedua sudah sampai, aku tidak bisa menahan tangan nya yang kedua kalinya.

Aku langsung pulang dengan bis berikutnya. Memang pada saat aku sendirian di halte itu, aku merasa aku tidak sendirian, melainkan ada orang yang menemani ku. Sepertinya dia penunggu halte, tetapi aku tetap percaya bahwa dia tidak akan mengganggu ku.

●○●○●

"Elisa! Elisa! bangun!"

"Kenapa?" Tanya ku.

"Itu siapa?" Tanya nya balik. Aku menuju ke arah jendela, dimana Bella berada. Aku membuka kain jendela nya perlahan, dan aku melihat seseorang yang sangat menakutkan, dia manusia tetapi dia sangat jahat dan kejam. Dia bernama Davide ,aku langsung menutup jendela kamar ku, aku benar-benar takut saat ini, hanya Bella yang bisa menenangkan ku.

Bella adalah salah satu teman hantu ky yang sangat baik, hanya dia yang tau semua tentang diriku ini, hanya dia yang mengerti keadaan ku. Bella penghuni di rumah ini, dia terbunuh oleh pencuri yang ingin merampok rumahnya pada saat itu, untung nya pencuri itu sudah ditahan oleh pihak yang berwajib.

"Elisa, dia siapa? aku selalu melihat nya di depan rumah setiap malam hari, tetapi aku takut untuk membangunkan tidur mu yang menyenyak kan itu" Ucap Bella kepada Elisa.

"Dia adalah Davide, dia dikenal orang sebagai manusia yang tidak memiliki hati" Jawab ku.

"Kenapa dia dibilang gitu?" Tanya Bella kepada ku.

"Aku tidak tau kenapa dia dibilang begitu, tetapi aku juga bingung, kenapa dia selalu berada di depan rumah ku" Ucap Elisabeth dengan wajah ketakutan.

"Baik lah El, sebaiknya kamu tidur aja, aku akan berjaga-jaga. Lagian besok kamu juga pergi ke kampus kan?" Ucap Bella kepada ku sambil tersenyum.

"Iya, makasih ya Bell, kamu selalu perhatian sama aku,walaupun kamu dalam keadaan yang tidak baik" Ucap Elisabeth.

Bella hanya tersenyum dan tertawa kecil, aku juga membalas senyuman nya itu dan sekarang aku bisa tidur dengan lega.

●●●

Aku berangkat ke kampus seperti biasa, menaiki bis. Aku selalu melihat pemandangan di sekitar ku, sungguh sangat indah, pohon yang rindang ada dimana-mana dan cuaca yang sangat cerah selalu datang di pagi hari.

Sempat terlintas di pikiran ku, apakah aku akan seperti ini setiap hari? menjalani hari-hari ku tanpa kasih sayang orang tua? mungkin iya. Aku hanya tersenyum hingga bis yang aku naiki sampai di kampus.

Hari ke-2 di kampus tidak begitu menakutkan, dan pada saat di halaman kampus, aku bertemu Arsen, Arsen Damian! cowok yang sangat sombong itu. Aku mendekati nya dan mulai berbicara baik dengan nya.

"Selamat pagi!" Ucap ku dengan nada yang tinggi.

"Apaan lagi sih?" Tanya nya seperti tidak terjadi sesuatu.

"Kamu gak mau dengerin cerita ke ku sebentar aja?, mana tau kamu tertarik" Ucap ku sambil memasang wajah sedih.

"Tapi ada syarat nya!" Jawab Arsen.

"Apaan?" Tanya ku penasaran.

"Lo jangan nahan gue lagi pada saat gue mau pulang" Jawab nya menantang.

"Baiklah" Ucap ku.

"Istirahat kita jumpa di kantin" Ucap nya.

"Oke" Ucap ku sambil tersenyum.

Arsen pergi begitu saja, dan meninggalkan ku sendiri lagi yang ke 2 kali nya.

●●●

"Istirahat udah tiba, waktunya ke kantin" Ucap ku dengan senyuman, tiba-tiba saja mataku fokus kepada satu buku yang berada di sudut kelas. Ya, buku yang berjudul kematian itu membuat ku menjadi gila, tetapi aku tidak menghiraukannya. Aku langkah pergi ke kantin begitu aja.

●●●

"Arsen dimana sih?! kok lama? padahal bentar lagi udah mau masuk ke kelas" Ucap ku dengan kesal. Tiba-tiba aku mendengar suara langkah seseorang yang menghampiri ku, dia mendekat dan menyentuh bahu ku, aku sempat terkejut, tetapi aku berusaha untuk menenangkan diri dan melihat ke belakang.

●○●○●


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login