Download App

Chapter 3: Bab 3 : Terus Menempel

Di malam hari, Adinda duduk di kursi meja rias melirik secara sembunyi *terang-terang* pada bayangan yang terpantul di cermin riasnya.

Aditya menyadari tatapan panas*aneh* yang di arahkan Adinda padanya. Menatap pantulan wajah Adinda di cermin.

"Ini sudah malam, sekarang ayo tidur."

Adinda tersemyum kemudian ia bangkit berjalan ke arah ranjang tidurnya.

"Iya.."

Adinda berbaring di tempat tidur belum memejamkan matanya, ia hanya memandangi wajah Aditya yang tertidur.

'Manisnya, kenapa aku begitu bodoh di masa lalu?' desahnya penuh ketidakberdayaan pada dirinya sendiri.

Tak berapa lama kemudian Adinda menyandarkan kepalanya di tubuh aditya, dan ia tertidur di dalam dekapan Adityra.

Keesokan paginya saat Aditya terbangun ia membuka matanya lebar melihat Adinda yang berada dalam pelukannya, ia pun terus berada dalam posisi itu hingga Adinda terbangun.

Adinda mengerjapkan matanya tak lama kemudian ia mengingat di sebelah mana ia tertidur sebelumnya. Kemudian, Adinda tertawa pelan dengan lembut.

Ia bangkit meninggalkan ranjang nyamannya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Aditya bangun dari posisi tidur palsunya ia tidak menyembunyikan ekspresi senyumnya.

_____

Aditya pergi bersama Adinda aetelah mereka sarapan, tentunya Aditya yang bertindak sebagai koki.

Saat akan memasuki pintu kantor bersama Adinda melihat saudara tirinya di kursi tunggu dekat meja resepsionis dengan bertingkah sombong, seolah tempat ini adalah miliknya.

Adinda melihatnya cemberut dan tidak senang. Saat melihat wajah saudara tirinya membuatnya mengingat wajah sebenarnya di balik tampang lembut itu. Sangat palsu.

Puspa melihat kedatangan mereka demgan tersenyum lebar apalagi saat ia melihat Aditya yang berjalan di sebelah Adinda. Walau kesal ia berusaha bersikap sangat lembut.

Adinda meliriknya dalam hatinya ia terus memaki Puspa. 'Palsu, palsu. Semoga riasanmu luntur!'

Aditya yang berada di sebelah menyadari tatapan kesal Adinda pada saudaranya. Ia cukup terkejut dengan apa yamg terjadi, berpikir sebelumnya mungkin saja Adinda akan langsung memeluk saudaramya yang buruk. Ternyata tidak dan itu sangat bagus. Patut untuk di rayakan.

Sementara Adinda masih sangat kesal.

Puspa mendekati mereka berdiri tepat di hadapan Aditya lalu ia mulai mengeluh tentang Adinda dengan buruk.

"Saudara ipar, tolong katakan pada kakak jangan menutup panggilan saudaranya. Apa ia menjadi begitu sombong sekarang hingga ia lupa dengan keluarganya." kata Puspa tanpa menyadari tatapan dingin Aditya yang di arahkan padanya, ia hanya merasa sangat dingin. Namun, ia menganggapnya berasal dari AC yang berada di ruangan ini.

Aditya menampilkan senyum jijik tanpa disembunyikan.

"Dia istriku dan dia bebas melakukan apa yang dia inginkan." nada di setiap ucapan penuh kepastian

Aditya mengangkat ponselnya dan mengirim pesan kepada keamanan kantor.

Aditya mengaitkan sudut mulutnya menatap Puspa seolah yang ia lihat adalah seekor monyet sirkus.

Adinda dan Aditya tidak memperdulikan Puspa yang berada disini.

Melihat mereka yang akan meninggalkan dirinya Puspa berjalan menghampiri Aditya, senyum meremehkan ia tunjukkan pada Adinda. Saat melihat jika mereka sudah mendekati pintu Lift. Puspa mempercepat langkahnya. Namun, pada akhirnya ia hanya bisa berdiri di bawah. Dengan kesal Puspa mengetuk lantai marmer indah di bawah kakinya dengan keras. Sampai ia melihat kedatangan penjaga keamanan yang memintanya meninggalkan gedung yang membuatnya lebih kesal dan juga malu karena tatapan orang yang berada di sini yang mrmandangnya begitu meremehkan dan penghinaan, pandangan kejam yang Puspa terima membuatnya lebih membenci Adinda.

Puspa meninggalkan gedung kantor dengan kesal, sepanjang jalan ia terus memaki Adinda dan orang-orang tadi. Ia bersumpah jika berhasil memanjat sebagai istri Aditya maka ia akan memecat mereka.

____________

Adinda mengingat panggilan telepon yang di terimanya tadi pagi. Dan itulah kenapa ia berada di sini. Menatap kursi dan mejanya yang berada du ruangan yang sama dengan Aditya.

Adinda memandang Aditya dengan tersenyum.

"Suami kau sangat manis.." ucapnya penuh nada centil dengan dua jari tangannya yang membentuk hati ke arah dimana Aditya saat ini.

Adinda membantu Aditya dalam pekerjaannya. Tapi, terkadang akan selalu ada yang membuatnya kesal.

'Apa semua wanita di tempat ini hanya melihat Aditya di mata mereka.' Mereka selalu menampilkan mata penuh pujaan pada Aditya.

Adinda tidak pernah tau pandangan orang-orang ini di kehidupan sebelumnya tapi ia tau pasti itu sama saja sepeti yang terjadi sekarang ini.

'Aku berpikir keputusan untuk bejerja di sini sangat baik.'

Aditya sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Adinda yang ia lakukan sejak tadi hanya duduk bermain dengan ponselnya terkadang ia juga mengambil beberapa bidikan foto Aditya yang saat ini sibuk dengan pekerjaannya tanoa di ketahui.

Menjelang siang sebelum jam istirahat, Adinda mendengar suara panggilan di teleponnya berbunyi. Suara ibu ririnya terdengar di balik telepon, dimana 90% semua tentang masalah yang Puspa terima hari ini.

Sampai ayahmya juga menghubunginya dan apa yang di katakannya tidak jauh berbeda dari ibu tirinya.

Mereka memintanya untuk menjaga Puspa dan membiarkannya tinggal di rumahmya. Sangat jelas niat mereka. Tentu saja, Adinda menolaknya suara di balik telepon berubah menjadi penuh omelan kasar.

Di jam istirahat ia mendekati Aditya yang masih sibuk dengan dokumenny dan berkata.

"Ini sudah jam istirahat, letakkan pekerjaanmu disini dulu, disini!"

Aditya merapikan berkas- berkas itu, setelanhnya berkata.

"ayo, dimana kamu ingin makan siang?"

Adinda mengajaknya menuju restoran untuk pegawai yang ada di kantor ini.

.....

Berkali-kali ponsel Adinda terus berbunyi, ia tidak akan mengangkat hingga pada akhirnya ia masukkannya kedalam daftar hitam, dunia menjadi damai sesaat kemudian.

Namun, kedamaian ini hanya sesaat sampai orang yang menjengkelkan lainnya datang.

Puspa dan mantan kekasihnya yang sangat menyebalkan mengganggunya...

Ia mengingat apa yang terjadi di kehidupan sebelumnya yang membuatnya kesal.

mereka tanpa malu-malu datang dan duduk di dekat Aditya.

Sampai Aditya dengan senyum dingin berkata.

"Bagaimana kalian datang? Apa laranganku sangat tidak berguna." matanya melihat mereka dengan jijik.

Jason melihat ke arah Adityaku dan berbicara menyanjung.

"Tuan kedatangan saya hanya ingin melakukan kerja sama." ia hanya melihat ke arah Aditya dan mengabaikan Adinda yang duduk bersebelahan dengan pandangan jijik yang tidak si sembunyikan.

Aditya memperhatian setiap hal yang terjadi di hadapannya kesal, ia menatap sepasang pria dan wanita itu penuh makna.

Ia sudah berpikir apa yang akan di lakukannya terhadap mereka.

Puspa dan Jason belum menyadari apa yang akan terjadi pada mereka.

.....

Kembali ke rumah Adinda langsung berbaring di kasur empuk nya setelah ia membersihkan dirinya debelumnya.

Aditya keluar dari kamar mandi dan melihat pemandangan lucu ini seperti kelinci malas yang tidak mau meninggalkan sarangnya.

TBC

.___________________

note,*.

aku ngetik sampe lupa waktu sekarang udah batasnya udah ngantuk berat.

nulis malem malem terus kirain udah ngetik ternyata masih kosong😱😱 eh ternyata ketiduran, wkwk ketiduran aja bisa sampe mimpi lagi ngetik. Untung masih keburu 😂😂


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login