Download App

Chapter 2: Sulit Berdamai

Setelah membubarkan peserta meeting, Elsa berjalan menuju ruang kerja Presiden Direktur, sepanjang berjalan menuju ruang kerja Mona pikiran Elsa terus berputar, dengan cara apa ia harus menenangkan hati Mona,ya semua ini memang salah nya, tidak berterus terang pada Mona prihal Rafael dan Alexa karna sebelum Mona memergoki di resto kemarin malam, dirinya sudah lebih dulu memergoki keduanya,hanya saja Elsa tidak ingin mencampuri urusan pribadi atasan nya itu,ya meskipun Mona adalah teman dekat nya sejak kecil itulah alasan dasar Elsa dapat di percayai oleh keluarga Mona untuk menjadi sekertaris sekaligus menjadi asisten pribadi Mona,tapi itu tak lantas membuat Elsa mau terlalu dalam mencampuri urusan pribadi yang cukup private bagi Mona.

Sebenarnya Elsa cukup prihatin dengan Mona,dirinya sejak kecil sudah bersama Mona karna Ayah Elsa adalah sahabat juga merangkap sebagai asisten pribadi Ayah nya Mona,sejak usia 10 tahun Mona harus di didik secara ketat oleh keluarga nya karena Mona hanyalah anak tunggal dari keluarga Wijaya,secara otomatis Mona adalah pewaris tunggal kekayaan keluarga Wijaya,Mona harus kehilangan Masa remaja demi kemajuan bisnis keluarga nya,setelah Ayah Mona yaitu Tuan Ferdinan Wijaya meninggal dunia saat usia Mona menginjak 14 tahun,dan selama 6 tahun Mona harus di pusing kan dengan hal-hal yang berbau perusahaan dimana gadis remaja seusia nya sedang menikmati masa cinta monyet,bermain dengan teman sebaya nya,dan hal lain nya yang menyenangkan,sejak kecil sampai Mona duduk di bangku SMP ia hanya mengenal Elsa karna lingkup keluarga Wijaya yang tidak memungkinkan putri pewaris tunggal dari kekayaan kelurga nya terkontaminasi pergaulan yang tidak baik,sampai akhirnya ketika keduanya mulai memasuki bangku SMA,tidak hanya Elsa akhirnya Mona memiliki teman yang cukup untuk keriteria menjadi teman Mona,ya dia adalah Alexandria Salsabilla putri dari pengusaha tekstil terbesar di daerah Bandung, kemudian setelah Mona mengenyam pendidikan di bangku universitas baru lah dirinya mengenal Rafael,Mona mengenal Rafael karna Alexa yang mengenakan nya pada Mona,saat masa kuliah pertama Mona tampak menjaga jarak dengan banyak orang itu dikarenakan perintah dari sang mamah,meskipun Mona kuliah di universitas terbaik di ibu kota tetap saja ia selalu di jaga ketat oleh keluarga nya sehingga Mona tidak bebas milih teman.

Saat Elsa tengah asik throwback kehidupan Mona,kaki nya berhenti di depan pintu sebuah ruangan khusus, sebenarnya Elsa ragu masuk kedalam untuk menenangkan Mona karna Elsa paham betul sahabat kecil nya itu seperti apa mood nya,tapi Elsa merasa dirinya harus masuk kedalam menenangkan Mona entah apa yang akan terjadi nanti dengan dirinya itu urusan belakangan yang terpenting saat ini adalah mengembalikan mood Mona.

Tok...tok...tok..

Di dalam ruangan Mona terkejut mendengar ketukan pintu nya,emosi nya benar benar sedang tidak stabil hari ini,dengan malas ia mengangkat kepala nya yang sebelum nya terbenam di antara lipatan kedua tangan nya.

"Mona, apakah aku boleh masuk?ini aku Elsa, Mon"

Nampak Mona berpikir sejenak merespond suara dari luar pintu ruang kerja nya itu,karna sebenarnya Mona benar benar ingin menyendiri sampai jam makan siang tiba,Mona memicingkan mata nya nampak masih berpikir.

"Mon, apakah kau baik-baik saja?"

"Masuk saja Elsa"

Ssrreeetttttt....

Perlahan Elsa menggeser pintu kaca ruang kerja Mona,dengan secepat cahaya kilat Elsa berjalan menghampiri Mona dengan wajah yang lusuh seperti orang yang frustasi.

"Elsa,mengapa kau harus mengetuk pintu,bukan kah kau sudah tau pintu ruang kerja ku itu bermaterial kan kaca?apa kau sudah pikun bahwa seharusnya kau memencet bel yang sudah tersambung ke dalam ruangan ku"

Baru saja Elsa hendak bertanya tentang keadaan dirinya,tapi dirinya justru sudah di sambut oleh cercaan tanpa ekspresi,huh dasar Mona si gadis kutub utara.Elsa hanya tersenyum kikuk mendengar cebiran Mona, sebenarnya Elsa ingin sekali menertawakan kebodohan dirinya tapi saat ini,tapi dirasa tidak mungkin,bukan di sambut tawa oleh Mona yang ada dirinya di usir secara frontal oleh gadis tanpa ekspresi ini.

"Maafkan aku Mona,aku hehe aku terlalu panik melihat ekspresi terakhir mu di ruang meeting tadi"

Elsa menjawab dengan terbata seraya menggaruk tengkuk leher nya yang tak gatal,ahh semoga saja Mona tidak mengusir nya.

"Kau ini bukan seperti sekertaris ku,tapi seperti depcollector ingin menagih hutang"

Ahh,andai saja Mona memiliki selera humor seperti dirinya mungkin keduanya akan tertawa bersama mendengar celotehan ini, sungguh kalian harus tau seberapa kikuk dirinya menahan tawa di hadapan Mona padahal mereka bersahabat sejak kecil.

"Katakan padaku sekarang,kau ada perlu apa Elsa"

Mendengar ucapan Mona membuat Elsa sedikit geram,pasal nya ia sudah sekhawatir itu pada dirinya tapi Mona malah menyangka kedatangan nya ada tujuan lain,Elsa menghela nafas sejenak kemudian tersenyum keki.

"Nona Monalisa Wijaya Kusuma,ohh cukuplah hati kau itu mengeras seperti batu,aku ini sahabat kecil mu,aku paham keadaanmu seperti apa saat ini,ayolah berhenti mencurigai ku"

"Aku baik baik saja Elsa,kau bisa kembali ke tempat mu untuk bekerja,aku hanya ingin menyendiri"

"Baiklah jika kau ingin menyendiri,tapi tolong dengarkan aku,kau jangan menyiksa dirimu sendiri,pukul 12 siang nanti aku akan menjemput mu untuk makan siang dan kau tidak boleh menawar"

Kemudian Elsa melenggang menuju meja kerja nya,ia akan menyelesaikan proposal untuk pengajuan kerja sama dengan Tuan Yamato Takeshi meskipun dirinya dan Mona sudah bertemu dan permohonan untuk kerja sama akan tetapi proposal sebagai formalitas dan bentuk dokumentasi pun harus di persiapan, sementara itu di dalam ruangan Mona tengah mencoba mendamaikan dirinya dengan keadaan,ia adalah orang yang paling anti untuk larut dalam masalah meskipun baru kali ini ia di khianati.

"Baiklah Alexa,kau sudah berani membangunkan macan yang tengah tenang dalam tidurnya"

Senyum smirk menghias wajah Oriental milik Mona,manik mata kelabu nya karna soft lens itu memancarkan aura yang mencekam, rupanya Mona gagal berdamai dengan dirinya.

________________________________________

"Raf, sekarang Mona sudah mengetahui hubungan kita,dan aku sangat yakin kalau Mona tidak akan memaafkan kesalahan kita"

"Lexa,kau tenangan pikiran mu dulu soal Mona kita pikirkan nanti,kalau kau gusar seperti ini bagaimana bisa kau memberikan penjelasan pada Mona prihal hubungan kita"

"Tapi Raf..."

"Sudah,habiskan makan siangmu setelah itu aku akan mengantarmu kembali ke kantor karna aku harus pergi untuk bertemu dengan client"

Meskipun Rafael berbicara setenang itu namun di dalam dirinya pun begitu gusar memikirkan cara untuk menjelaskan ini semua,wajah kemayu Alexa menampak kan senyum getir memahami kejadian ini, seharus nya ia tak hanyut dengan perasaan nya sendiri, seharus nya ia pun sadar diri bahwa Mona sudah begitu percaya pada dirinya tapi justru ia membalas kebaikan Mona dengan tusukan tajam dari belakang.

Saat ini jarum jam sudah berputar dan bertengger pada angka antara 12 dan angka 1,tapi Mona masih saja enggan keluar dari ruangan nya hal itu membuat Elsa kesal,ia memandangi wajah Mona yang cantik seperti wanita berkelas di negeri dongeng, meskipun Mona terlahir pada keturunan asal Garut dan Surabaya tapi ia justru terlihat seperti orang kelahiran asal bangka.

Ting...

Denting suara ponsel Elsa berbunyi,sebuah pesan masuk dari kurir resto cepat saji,ia segera menelpon nomer tersebut untuk menyuruh nya mengantar sampai ke ruang kerja Mona

"Hallo,tolong antarkan pesanan nya ke lantai 16,katakan pada staff bahwa kau alan mengantar pesanan milik Nona Mona"

Khayalan Elsa tentang Mona lagi-lagi terpotong,kini dirinya kembali duduk seraya menunggu kurir yang mengantar pesanan nya dengan memainkan ujung pena.

klik,klik,klik...

Suara petikan ujung pena itu membuat Mona merasa terganggu,ia melirik Elsa yang tengah asik memainkan pena tanpa melihat sekitar nya merasa terusik.

"Elsa,jika kau ingin tetap berada di ruangan ku,hentikan tindakan bodoh mu itu,kau sangat mengganggu ku"

Bukan dirinya merasa bersalah,Elsa justru melempar senyum nya melihat Mona misruh misruh,tak perlu menunggu waktu yang lama ponsel Elsa kembali berdenting pertanda pesan masuk dari si kurir resto cepat saji itu,dengan gerak cepat Elsa segera berjalan menuju pintu untuk mengambil pesanan nya,setelah itu ia kembali ke meja kerja Mona dengan membawa 2 paper bag besar .

"Nona,berhenti lah bekerja di saat jam makan siang,aku sudah memesankan sup jamur kesukaan mu dan beberapa makanan lain nya serta salad buah naga,mari kita makan siang"

Saat Elsa tengah sibuk mengeluarkan dan menyiapkan makan siang untuk Mona,tiba tiba Mona memanggil.

"Elsa"

Spontan namanya di panggil,Elsa menghentikan sejenak aktifitas nya dan menoleh pada Mona

"Ya Mona,ada yang bisa aku bantu?"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login