Download App

Chapter 2: DEG-DEGAN

Happy reading..💘

Sambil tertunduk Ifa melangkah menemui Rizky. Suatu hal yang jarang terjadi, melihat Ifa berjalan sambil menunduk begitu. Biasanya orang yang menunduk melihat kehadiran Ifa, seolah tak sanggup melihat gayanya yang tengil dan koplak. Kali ini Ifa yang terlihat malu-malu. Saat didudukkan di samping Rizky, Ifa nggak berani mengangkat kepalanya. Bukan karena malu melihat suaminya. Tapi kalau dia angkat kepalanya pasti dia akan melihat muka jahil babenya. Belum lagi melihat muka penghulunya, yang tak lain pamannya sendiri. Pasti mereka akan senyum-senyum meledek. 

Rizky pun belum berani melihat istrinya. Sejak tadi ia hanya melihat taplak meja ijab kabul sambil menghitung jumlah bunga yang ada di taplak tersebut. Telapak tangannya terasa dingin. Entah kenapa duduk berdampingan dengan Ifa yang telah resmi menjadi istrinya membuatnya lebih gugup. Keringat dingin mulai membasahi punggungnya. Ini lebih gawat daripada menahan BAB.

"Ehem.. ehem.. sebelum baca sighat taklik coba lihat dulu pasangannya. Siapa tahu beda orang" Ledek pak penghulu yang disambut tawa para tamu.

Pelan-pelan keduanya mengangkat pandangannya dan keduanya sama-sama terpana. Tapi tak lama, Ifa kembali menundukkan kepalanya sambil mencoba berdamai dengan jantungnya yang susah diajak kompromi. Jantungnya sudah joget-joget nggak karuan kayak dengar lagu dangdut koplo. Sementara itu Rizky tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Ifa yang hari itu terlihat berbeda dari biasanya. Kecantikannya hari ini benar-benar cetar membahana layaknya jambul khatulistiwa Syahrini. Kulit bahunya mulus banget. Tanpa sadar Rizky menelan ludah. Ya tuhan, kalau tiap hari liat yang model begini mana gue kuat. Bisa lupa gue sama perjanjian yang sudah disepakati sama si tengil ini.

"Ky, sabar. Pikiran kotornya disimpan dulu," celetuk pak penghulu yang melihat tatapan mata Rizky. "Nanti kalo sudah di kamar berdua baru deh boleh mikir yang aneh-aneh."

Setelah urusan administrasi selesai, kini saatnya memasangkan cincin. Setelah memasangkan cincin, Ifa menyalami tangan Rizky tanpa menciumnya. 

"Ipah, cium tangan laki lo," bisik Onit yang bertugas memegang cincin.

"Ogah, ah." jawab Ifa berbisik. Sementara itu Rizky masih belum melepaskan tangan Ifa. "Ky, lepasin tangan gue."

"Kualat lo sama suami. Buruan cium tangan babang Chico. Jangan sampe Cilla yang nyosor." Kembali Onit mengingatkan.

Para tamu senyum-senyum melihat drama mirip lenong yang ditampilkan pengantin baru. 

"Fa, kalau elo nggak mau cium tangan gue, biar gue yang cium bibir lo dihadapan semua orang." Bisik Rizky mengancam sambil senyum-senyum. Ancaman yang cukup ampuh. Buktinya Ifa langsung mencium tangan suaminya. Setelah mencium tangan Rizky, Ifa mencoba menarik tangannya. Namun bukannya dilepaskan, Rizky malah menarik Ifa sehingga tubuh mereka berdekatan.

"Ky, elo mau ngapain?" tanya Ifa was-was. "Elo kan sudah janji... " Belum selesai Ifa mengucapkan kalimatnya, Rizky sudah mencium keningnya. Ifa mendadak terdiam kayak kesambet setan gagu. Tubuhnya merinding saat bibir Rizky menempel di keningnya, kakinya mendadak lemas. Emak tolong Ifa... Semoga gue nggak pingsan, doa Ifa dalam hati.

Para bertamu bersorak ramai melihat adegan tersebut bak menonton pertandingan piala dunia. Mak Bella dan bunda Ulfa berurai air mata melihat anak-anak mereka yang kini sudah sah menjadi suami istri. Alana yang duduk di samping Zayyan, kakak Ifa sekaligus calon suaminya, terlihat bahagia dipeluk kekasihnya. Cilla dan Onit lompat-lompat kegirangan melihat sahabatnya resmi menjadi seorang istri. Sementara Meta ikut lompat-lompat kegirangan karena melihat toples berisi opak. Yeee.. si Meta mah gitu. Lebih bahagia liat opak daripada liat temannya menikah. 

⭐⭐⭐

Setelah menerima ucapan selamat dari para tamu dan handai taulan, Ifa dan para sahabatnya berkumpul di kamar yang terletak di paviliun yang sudah disulap menjadi kamar pengantin yang unik. Eits, ini bukan kemauan Ifa. Tapi ini salah satu mimpi mak Bella yang ingin mencurahkan hasrat mendekornya. Maklum emak cuma bisa mewujudkan hasrat dekorasinya di kamar pengantin Ifa saja, karena nggak ada pengantin lain yang berani kamarnya di desain dengan selera mak Bella yang aneh dan kadang absurd. Kalau biasanya kamar pengantin didominasi warna pink, putih, peach, ungu atau biru, untuk kamar pengantin Ifa didominasi warna hitam dan silver. Kamar pengantin lain dihiasi bunga, kamar pengantin Ifa dihiasi balon-balon warna senada. Yang menunjukkan itu kamar pengantin adalah sepasang hiasan angsa yag terbuat dari handuk dan lampu temaram kayak di warung remang-remang. Tadinya mak Bella malah mau menaruh angsa beneran di dalam kamar tersebut. Untung saja niatan tersebut bisa digagalkan oleh anak-anak GCK. Kebayang nggak sih ada angsa hidup di dalam kamar.

"Ipah, gimana... gimana?" Cecar para sahabatnya. "Gue liat elo tadi mau pingsan pas jidat lo dicium sama babang Chico."

"Untung gue kagak pingsan. Ya allah, bisa malu gue kalo sampe pingsan di depan si Rizky."

"Gimana rasanya dicium sama si Chico?"

"Gila... gila.... gilaaaaa.... perjanjiannya kan kagak pake cium-cium begitu. Emang minta gue pites tuh anak." Ifa berkata penuh emosi.

"Cieee.. sekarang manggilnya Rizky nih. Biasanya babang Chico.  Mentang-mentang sudah jadi suami."

"Pa'an sih lo. Biasa aja kaleee." Bantah Ifa berusaha menutupi rasa malunya. "Eh, tapi tadi gue berasa merinding disko lho pas dia cium jidat gw."

"Waaah baru kawin aja jidat lo sudah gak perawan, pah." Ledek Meta. "Sodara gue yang satu itu emang kuat pesonanya. Apalagi kalo sudah urusan nyosor menyosor kayak gitu."

"Eh, emang lo pernah liat dia nyosor cewek?" Ifa mendadak interest mendengar ucapan Meta. "Dia kan nggak pernah cerita tentang hal itu ke gue."

"Pernahlah. Gue kan pernah diajak dia nemuin teman dekatnya pas SMP. Siapa tuh namanya. Anaknya bang Ridho yang sekolah di SMP Cakrawala."

"Si Nabila?"

"Iya, Nabila. Dulu mereka kan sempat dekat selama setahun sebelum akhirnya pisah gara-gara elo, Ipah."

"Lah, kok gue yang disalahin sih. Gue aja nggak tau kalau mereka pernah dekat."

"Pokoknya waktu itu gue disuruh nemenin laki lo buat ngapel ke rumah Nabila. Pas gue meleng dikit, si Rizky sudah nyosor cium pipinya Bila. Sumpriiit... gue jadi berasa kayak obat nyamuk saat itu."

"Terus.. terus.. terus..?" Ifa makin penasaran.

"Ya nggak pakai terus terus.  Lo kata gue tukang parkir. Habis itu gue keplak kepala Rizky dan gue ajak pulang. Mata gue diajak zinah ngeliat adegan kayak gitu. Bilanya mah senyam senyum aja."

⭐⭐⭐

Sudah kebayang gimana koplaknya mereka?

Apakah sebenarnya impian Mak Bella?

Yuk jangan ragu buat vote & comment ya readers ku yang baik hati.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login