Di pagi hari aku terbangun jam 04.00 pagi sekali bukan? Aku melihat hari masih gelap tetapi mengapa aku terbangun, aku mencoba untuk tidur lagi tetapi aku tak bisa. Entah mengapa perasaan ku gelisah. Seperti ada yang ganjil. Aku pun turun dari kasur king size dan langsung keluar kamar untuk meminum air putih. Tetapi aku bingung, bingung sekali, mengapa meja makan berbeda sekali dengan meja makan yang biasa di tempati. Aku pun naik tangga menuju kamar kakak pertama ku, kak Dika. Aku langsung masuk kekamar nya tetapi semua berbeda, ini bukan kamar kakak ku. Lantas ini kamar siapa? aku pun pergi ke depan cermin dan aku lebih terkejut lagi dan bingung. Mengapa aku tidak terlihat, aku transparan. Aku pun mengingat kejadian sebelum aku tidur. Dan yah aku ingat bahwa aku tak sengaja melakukan Meditasi.
Aku pun mengelilingi rumah dan nampak berbeda, seperti nya ini zama dahulu. Aku pun mulai berkeliling disekitar dan menemukan kertas yang jatuh dari lantai atas. kertas itu bertuliskan 'Siapa saja yang menempatkan rumah ini, maka anak ketiga nya akan disia² kan oleh keluarga nya'
Aku sangat terkejut saat membaca nya, lalu aku di hampiri seorang nenek-nenek, dan di berkata kepada ku "Kau harus sabar nak, jika kau ingin di perlakukan seorang anak oleh kedua orang tua mu, kunci nya kau harus sabar dan ikhlas" itu lah kata-kata nenek tersebut, dan tak lama nenek itu membelai rambut ku, lalu menghilang.
Aku mulai memasuki kamar kedua orang tua ku, lalu membuka laci yang tak boleh di buka oleh siapapun terkecuali kedua orang tua ku. Aku melihat ada sebuah kotak tua dan aku langsung mengambil nya tanpa memperdulikan resiko nya.
Aku mulai membuka kotak tersebut dan terkejut kala melihat tetesan darah yang mengering, disana ada sebuah surat dan kalung? ya kalung.
— New chapter is coming soon — Write a review