Download App

Chapter 3: Teman sekelas yang selalu merasa iri

Mengingat kesibukannya sebagai seorang artis, membuat Diana hampir tidak memiliki banyak waktu bersama orang-orang tercintanya. Seperti keluarga dan teman-temannya, beruntunglah hari ini syutingnya bisa selesai lebih awal. Karena ia meminta izin kepada sang sutradara, untuk mulai lebih awal. Setelah selesai, Ia pun langsung bergegas menuju mobilnya, pa Joko yang tidak lain adalah supirnya sudah menunggu Diana didepan lokasi syuting.

Melihat Diana yang menuju kearah mobil, pa Joko membukakan pintu mobil untuknya...

Diana menurunkan setengah kaca jendela mobilnya dalam perjalanan, malam ini dia harus menghadiri pesta pertunangan teman sekolahnya. Yang diadakan di sebuah hotel, karena itu dia meminta izin untuk menyelesaikan syutingnya lebih awal dari biasanya, dan membawa gaun pestanya.

Didepan salon langganannya, Diana meminta pa Joko untuk menghentikan mobilnya.

Diana pun memasuki salon tersebut, hanya dalam waktu satu jam ia sudah selesai. Ia memakai gaun berwarna merah, dengan rambut style keriting gantung, dan make up yang sederhana. Karena kecantikan wajahnya yang natural, walaupun dia memakai, make up yang sederhana dia tetap terlihat sangat cantik dan mempesona...

Semua teman-teman sekolahnya sudah berada disana, saat Diana sampai. Mereka menyambut kedatangan Diana dengan sangat baik, bahkan ada beberapa diantaranya yang sangat antusias. Memintanya untuk Selfi bersama dan meminta Diana untuk memberi tanda tangannya, Diana menanggapi itu semua dengan sangat ramah dan tersenyum...

Sudah tidak asing baginya, sebagai seorang artis terkenal. Dia sudah terbiasa menghadapi fans-fansnya dengan sikap yang bermacam-macam, setidaknya ia hanya perlu untuk bersikap lebih ramah dan tenang didepan fans-fansnya itu. Itulah sebabnya, kenapa mudah bagi Diana untuk memiliki banyak fans.

Selain aktingnya yang sangat bagus dan selalu mendalami perannya, Diana juga terkenal sangat ramah dan murah senyum kepada fans-fansnya...

Rania adalah teman dekat Diana semasa di Sekolah Menengah Atas, dan hari ini adalah hari pertunangannya dengan Randy. Rania dan Randy, memang pasangan yang sangat serasi. Hubungan mereka sudah terjalin saat mereka masih berada di kelas dua SMA, berbeda dengan Diana yang menjalin hubungan dengan kakak kelas mereka, yaitu Candra..

Rania dan Randy, hampir seumuran. Umur mereka hanya berbeda beberapa bulan saja, umur Randy lebih tua lima bulan saja dari Rania. Bahkan mereka pernah berada di kelas yang sama, ketika mereka duduk di kelas dua dan kelas tiga SMA..

"Terima kasih banyak yah di, kamu sudah meluangkan waktu untuk datang keacara pertunanganku ini." Ujar Rania yang kemudian memeluk Diana..

"Sama-sama Nia, aku justru seneng banget bisa datang keacara pertunangan kamu. Karena sebenarnya sudah lama, aku menantikan datangnya hari ini." Sahut Diana yang membalas pelukan Rania.

Sejak masa SMA, Diana memang selalu mendukung hubungan Rania dan Randy. Mereka terlihat sangat serasi, karena mereka memiliki banyak kesamaan. Rania dan Randy, sama-sama orang yang sederhana dari segi penampilan maupun sikap mereka.

"Kenapa ngga sekalian nikah saja sih Nia, kalian kan sudah lama berpacaran?" Tanya Diana.

"Mmmmmm, kami masih belum siap Di. Karena kami masih sama-sama, ingin fokus dulu ke...." Jawab Rania yang kemudian terhenti, karena Nina memotong kata-katanya..

"Ternyata disini ada artis yang katanya terkenal, aku pikir artis yang katanya terkenal dan sibuk seperti kamu. Ngga bakalan bisa dateng, Di?" Tanya Nina yang secara tiba-tiba muncul dihadapan mereka.

Nina adalah teman sekelas Diana yang selalu merasa iri kepadanya sejak masa SMA, karena Diana selalu mengalahkannya dalam setiap kompetisi yang mereka ikuti di sekolah mereka.

Ditambah lagi, Kakak kelas mereka. Yaitu Candra, yang terkenal dengan ketampanannya, keren, ramah, baik, bijaksana, dan sangat populer itu telah mengabaikan Cintanya dan lebih memilih untuk menjatuhkan hatinya kepada Diana.

Sejak saat itulah Nina menobatkan Diana sebagai musuh besarnya, walaupun sebenarnya Diana tidak pernah menganggap Nina sebagai musuhnya. Lagi pula Diana tidak pernah sedikitpun berniat untuk menyakiti hati Nina, Tapi memang Diana adalah seorang gadis yang sangat pintar dan selalu beruntung.

Sehingga saat dirinya masih berada di sekolah menengah atas, Diana banyak memenangkan piagam dalam setiap kompetisi yang ia ikuti. Dan bahkan dia bisa memikat hati kakak kelas mereka yang sangat populer dan menjadi rebutan gadis-gadis di sekolah mereka itu...

"Tentu saja, dia akan meluangkan waktu untuk menghadiri pesta pertunangan Rania. Secara Rania itu kan adalah teman dekatnya semasa mereka di SMA dulu, sama seperti kita. hahaha..." Sahut Lola teman dekat Nina, sambil tertawa kecil dan menatap sinis kearah Diana.

Walaupun Diana merasa sedikit terganggu dengan keberadaan mereka, karena Diana tau pasti. Kehadiran mereka hanya akan membawa keributan, jika Diana menanggapinya...

Namun Diana harus tetap bersikap tenang, dalam menghadapi sikap mereka. Karena selain dia harus menjaga nama baik dan popularitasnya, dia juga tidak ingin merusak acara pertunangan temannya itu...

Nina dan Lola masih menatap sinis kepada Diana, sambil tersenyum licik.

Entah apa yang mereka sedang rencanakan untuknya, Diana hanya bisa diam dan memberikan senyuman manisnya kepada dua gadis itu. Walaupun sebenarnya Diana merasa ingin menjauh dari mereka berdua...

"Oh iya, aku sampai lupa menanyakan keadaanmu. Bagaimana keadaan kamu Diana? Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Nina menatap tajam kepadanya..

"Aku..." Saat Diana ingin menjawab pertanyaan Nina, tiba-tiba Lola memotong kata-katanya...

"Tentu saja Diana sedang tidak merasa baik." Kata-kata Lola terdengar seperti akan mengejek Diana.

"Memangnya kamu tidak tau Nin, kalau ka Candra itu telah meninggalkan Diana tepat dihari pernikahan mereka. Kasihan Diana, pasti hatinya sangat terluka. Sehingga dia masih menyendiri sampai sekarang, padahal kejadiannya sudah tiga tahun yang lalu." Ujar Lola dengan nada mengejek Diana.

Diana berusaha untuk tetap bersikap tenang, walaupun sebenarnya perasaan Diana menjadi sangat kacau dan tidak karuan. Mendengar kata-kata Lola barusan, jantungnya berdetak sangat cepat.

Hatinya terasa sakit seperti tertusuk pisau yang sangat tajam, aliran darahnya terasa panas. Seperti terbakar...

Seketika itu juga Rasa bersalah, bercampur dengan penyesalan, sedih, kecewa, dan marah menyelimuti hatinya...

Diana berusaha sebisa mungkin supaya air matanya tidak jatuh, dia berusaha untuk mengatur emosinya. Karena dia tahu betul, bahwa ini semua pasti sudah direncanakan oleh Nina dan Lola untuk memancing kemarahannya.

Namun sepertinya mereka berdua salah sasaran, karena Diana adalah tipe wanita yang sangat pintar dalam menyembunyikan perasaannya.

Karena bagi seorang artis yang profesional seperti Diana, menyembunyikan perasaannya adalah hal yang harus ia lakukan. Mengingat pekerjaannya yang harus selalu fokus dalam setiap adegan yang akan diperankan olehnya, walaupun dalam kondisi hati yang terluka sekalipun...

"Oh, benarkah seperti itu? Aku benar-benar minta maaf yah Diana, aku sama sekali tidak tahu tentang kejadian itu. Karena saat itu aku sedang fokus menjalankan kuliahku di Amerika, aku benar-benar menyesal telah bertanya hal seperti ini kepadamu." Ujar Nina menunjukkan wajah yang seolah-olah merasa iba kepada Diana.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login