Download App

Chapter 6: Aku sudah memaafkan

Setelah selesai membuat bubur untuk Diana yang sedang sakit, mama Rika pun menuju kamar Diana. Membawa satu mangkuk bubur dan secangkir teh manis yang masih hangat, "Sayang ayo makan dulu, habis itu minum obat biar cepat sembuh." Ujar mama Rika yang kemudian menghampiri Diana dan membelai rambut Diana.

Namun mama Rika menjadi terkejut, saat tangannya yang menyentuh kening Diana.

"Ya Allah di, badan kamu panas banget." Kata mama Rika yang menjadi sangat khawatir.

Pa Joko mengangkat tubuh Diana dan membawanya masuk kedalam mobil, saat itu Diana sudah sangat tidak berdaya. Seperti orang yang tidak sadarkan diri, tubuhnya tidak ada ekspresi apa pun, dan matanya tertutup.

Sesampainya di rumah sakit, mama Rika memanggil perawat dan memintanya untuk segera menangani Diana.

Mama Rika merasa terkejut, ketika melihat dokter yang akan menangani Diana adalah Candra. Laki-laki yang hampir saja menjadi menantunya, namun gagal karena perbuatan anaknya sendiri..

"Candra, Tante minta tolong selamatkan Diana." Ujar mama Rika.

Mungkin mama Rika sedikit berlebihan dalam hal ini, tapi itu semua ia lakukan karena Diana adalah anak satu-satunya yang ia miliki. Karena setelah melahirkan Diana, dokter yang menanganinya saat ia melahirkan. Menyatakan bahwa ia tidak akan bisa memiliki anak lagi, karena rahimnya yang terlalu lemah. Bahkan sebelum ia mengandung Diana, sebenarnya mama Rika sudah tiga kali mengalami keguguran. Namun beruntunglah, saat Diana masih dalam kandungan mama Rika. Janinnya cukup kuat, walaupun mama Rika sempat beberapa kali dirawat di rumah sakit saat sedang mengandung Diana. Namun Diana tetap sehat dan bahkan terlahir dengan selamat tanpa kurang suatu apapun...

Itulah alasan kenapa mama Rika selalu memanjakan Diana..

Candra yang dapat memahami hal tersebut, hanya bisa berkata, "Insya Allah Tante, saya akan melakukan semampu saya."

"Terimakasih Candra, Tante percaya kepadamu." Sahut mama Rika.

Candra pun memasuki ruangan, dimana didalam ruangan itu sudah terbaring tubuh Diana yang lemah tak berdaya.

Candra menatapnya dengan penuh kelembutan, tak bisa dipungkiri. Rasa cinta yang ada dihati Candra, masih sama seperti dulu. Begitu tulus, namun Candra menyadari. Bahwa tidak akan mungkin dia kembali kepada Diana.

Apalagi setelah apa yang Diana lakukan kepadanya, seketika Candra menepis perasaannya. "Perasaan ini tidak boleh kembali lagi, aku harus melupakannya." Tegas Candra pada dirinya sendiri..

Candra mendekati tubuh Diana yang sedang terbaring lemah diatas tempat tidur itu, mulut Diana mulai bergerak. Diana bergumam, seperti sedang berbicara. Namun suaranya tidak terdengar jelas, karena merasa penasaran. Candra sedikit membungkuk dan mendekatkan telinganya, lalu mulai mendengarkan lagi, "Candra aku minta maaf, aku menyesal telah menyakitimu." Gumam Diana, air matanya pun mengalir...

"..."

Candra terdiam sejenak, setelah itu ia memegang lembut tangan Diana. Candra baru menyadari ada luka kecil di telapak tangan Diana, lalu ia pun teringat kalau semalam Diana terjatuh saat berusaha mengejarnya.

Candra mengobati luka di tangan Diana, dan memberinya suntikan untuk mengurangi panas ditubuh Diana. Candra tidak bergegas pergi setelah ia selesai melakukan tugasnya, ia masih ingin menatap wanita yang sangat ia cintai itu.

Candra membelai rambut Diana, membungkukkan lagi tubuhnya dan kemudian berkata, " Aku sudah memaafkanmu Diana, tapi aku tidak bisa kembali lagi kepadamu." tanpa sadar Candra pun meneteskan air matanya...

"Cepetlah sembuh Diana." Kata Candra, kemudian ia mencium kening Diana. Menatap wajahnya lagi, sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan Diana di ruangannya seorang diri..

"Bagaimana keadaan Diana, dra?" Tanya mama Rika setelah melihat Candra keluar dari ruangan Diana.

"Saya sudah memberikan suntikan untuk mengurangi panas ditubuhnya, sekarang ini Diana sedang tidur. Tapi kalau Tante mau melihat keadaannya, silahkan." Jawab Candra.

"Sekali lagi terimakasih banyak Candra, karena kamu sudah mau menolong Diana. Dan sebelumnya Tante minta maaf, Tante sangat menyesal dengan kejadian tiga tahun lalu." lanjut mama Rika.

"Terimakasih kembali Tante, dan tentang masalah itu sebenarnya sudah tidak perlu dibahas lagi. Karena itu sudah lama terjadi, kalau begitu saya permisi dulu." sahut Candra.

Tidak lama kemudian mama Dinda pun datang, dengan penuh kekhawatiran diwajahnya. Sebenarnya mama Dinda masih menginginkan Diana untuk menjadi menantunya, tapi walaupun begitu dia tidak bisa memaksa. Kalau memang Candra sudah tidak ingin kembali lagi kepada Diana..

Mama Dinda melihat keadaan Diana sebentar, membawakan buah jeruk dan pear untuk Diana. Karena Mama Dinda sudah sangat hafal, kalau buah favorit Diana adalah buah jeruk dan pear.

Hari sudah malam saat Diana tersadar, ia melihat kesekelilingnya. "Ma." Panggil Diana.

"Iya sayang, apakah kamu menginginkan sesuatu?" Tanya mama Rika..

Saat itu pa Erik juga sudah berada didalam ruangan Diana, duduk di sofa bersama mama Rika.

Namun saat Diana sadar dan memanggilnya, mama Rika pun beranjak dari tempatnya..

"Kenapa aku bisa ada di rumah sakit ma?" Tanya Diana bingung.

"Tadi kamu tidak sadarkan diri, badan kamu juga panas banget. Karena papa lagi kerja, jadi mama minta tolong sama pa Joko. Untuk membawamu ke rumah sakit." Jawab mama Rika, menjelaskan semuanya kepada Diana.

"Apakah Candra datang menjengukku ma?" Tanya Diana.

Mama Rika terdiam, Dia tidak tahu apakah harus memberitahu Diana atau tidak.

"Tadi Diana, seperti mendengar suara Candra ma. Tapi Diana tidak yakin, apakah itu benar-benar Candra atau hanya sebuah mimpi?" Lanjut Diana bertanya-tanya pada dirinya sendiri, mencoba untuk menemukan jawabannya.

"Sebenarnya kamu tidak bermimpi sayang, memang Candra datang ke sini. Tapi bukan untuk menjengukmu, melainkan untuk menanganimu. Karena Candra adalah salah seorang dokter di rumah sakit ini." Jelas mama Rika.

"Sebenarnya Candra juga sudah beberapa kali datang dan memeriksa keadaan kamu di, entah karena dia benar-benar khawatir kepadamu. Atau memang karena itu adalah pekerjaannya, entahlah mama juga tidak yakin." Lanjut mama Rika yang sebenarnya sedikit merasa ragu untuk mengatakannya..

Diana terdiam, jadi apakah mungkin suara Candra yang tadi ia dengar. Bukanlah mimpi, tapi memang Candra yang mengatakannya.

Seingat Diana yang Candra katakan adalah, "Aku sudah memaafkanmu Diana."

Selebihnya dia tidak mendengar lagi, mungkin karena pengaruh obat. Membuatnya tertidur pulas setelah itu, sehingga Diana sendiri pun tidak benar-benar yakin itu hanya sebuah mimpi ataukah kenyataan, entahlah...

"Ya sudah, jangan terlalu dipikirkan. Nanti kamu bisa sakit, lebih baik kamu kembali beristirahat." Lanjut mama Rika.

Kemudian mama Rika menarik selimut Diana sampai menutupi setengah tubuhnya, dan merapikannya karena sudah sedikit berantakan.

Mama Rika dan papa Erik juga tidur di kamar inap itu, untuk menjaga putri mereka satu-satunya...

Walaupun papa Erik selalu bersikap dingin kepada Diana, setelah ia membatalkan pernikahannya saat itu. Tapi sebenarnya papa Erik sangat menyayangi Diana, ia juga tidak ingin kalau sampai terjadi apa-apa kepada putri semata wayangnya itu...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C6
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login