Download App

Chapter 2: PERTEMUAN KELAS ATAS

Kereta kuda keluarga Elbourd meninggalkan pekarangan rumah. Teresa ditemani Risa dan dua kesatria yang berjaga di belakang. Hari ini mereka bertujuan untuk datang ke acara pertemuan kelas atas. Sudah lama Teresa tidak mendatangi tempat pertemuan-pertemuan karena menutup diri.

Setelah sampai di rumah Count Aroz, Teresa turun dari kereta kuda dengan anggunnya. Bangsawan lain sudah menunggu.

"Halo, Nona Belia Aroz!" sapa Teresa.

Orang-orang yang sudah berkumpul itu menatap Teresa kemudian menyapanya dengan malas, hanya untuk formalitas. Semenjak ada rumor yang menyatakan Teresa tidak pernah keluar karena malu dengan gelarnya, orang-orang tidak peduli dengan Teresa.

"Nona Teresa, kudengar kau mengurung diri selama dua minggu. Apa benar?" tanya seorang gadis, namanya Hally Obuz, anaknya Marquess Obuz.

Teresa tersenyum, "Iya, karena aku sibuk untuk merancang usahaku, jadi aku tidak ada waktu untuk berkumpul. Aku menyempatkan diri untuk bergabung bersama kalian."

"Halo, Nona Belia!" sapa seorang gadis yang baru datang. Dia adalah Syica Oaniq, anak Marquess Oaniq.

"Wah, halo Nona Syica!" sapa semua orang, termasuk Teresa, walaupun malas.

Belia menepuk tangannya untuk mengambil alih perhatian semua hadirin. "Teman-teman, aku ucapkan terima kasih kalian menyempatkan diri untuk datang. Silakan nikmati pertemuannya walaupun sederhana!"

Semuanya mulai mengambil makanan sambil berbicara, sedangkan Teresa hanya meminum secangkir teh saja.

Hally menyenggol lengan Teresa, "Kau tidak makan? Apa kau diet?" tanyanya membuat semua mata tertuju pada Teresa.

"Ah, Nona Teresa! Ada rumor katanya kau tidak keluar dari rumah selama dua minggu semenjak pemberian gelar. Apa kau baik-baik saja?" tanya Syica.

Teresa tertawa, "Kalian terlalu menghawatirkanku. Aku hanya mempersiapkan usahaku saja."

"Wah, keren sekali, ya! Semoga dengan itu hidupmu bisa lebih baik lagi!" ucap Syica dengan senyum polosnya.

Teresa tersulut emosi namun ia masih tetap bisa mengontrolnya. "Tentu saja. Uang adalah kehidupan untukku."

Belia membulatkan mulutnya, "Benarkah? Usaha apa yang akan kau buat?" tanyanya.

"Aku berencana untuk membuat sebuah toko permata."

Syica tersenyum, "Selamat, ya! Aku kira kau tidak pernah keluar karena gelar yang keluargaku terima."

Hally mengangguk, "Iya. Syukurlah kalau itu hanya rumor belaka."

Belia berdehem, "Sebentar lagi ada pesta kedewasaan, kalian akan datang dengan siapa?" tanyanya.

"Aku dengan ibuku saja."

"Oh, aku dengan ayahku."

"Aku dengan kakakku."

"Aku diminta Tuan Alta," ucap Syica.

Semua mata tertuju pada Syica. Bila diperhatikan lagi, Syica memang cantik. Kulitnya putih mulus tanpa noda, rambutnya berwarna merah, dan postur tubuhnya ideal. Tidak heran pria seumuran dengannya menyukai sosok Syica. Sifatnya juga cukup baik dibandingkan Teresa. Namun, dalam segi pengetahuan umum, Syica kalah oleh Teresa.

"Kau datang dengan siapa, Teresa?" tanya Belia.

Teresa tersenyum, "Aku akan datang sendiri."

Hally menepuk pundak Teresa. "Tidak mungkin! Setidaknya ajaklah ayahmu!"

"Itu kau tahu. Ayahku sahabat Raja Imazal, tentu saja aku akan datang bersamanya."

Hally mendelik, "Menyebalkan."

Teresa bangkit dari duduknya.

"Aku pamit pulang karena ada tempat yang harus aku kunjungi lagi. Terima kasih untuk jamuannya, Nona Belia."

Teresa memberikan senyumnya sebelum merubah air wajahnya menjadi datar.

***

Teresa sudah kembali ke rumahnya bersama dayangnya. Beberapa pelayan menatap Teresa dengan tajam saat melewatinya karena sudah mendengar rumor tentang dirinya.

"Risa, aku akan bertemu ayah terlebih dahulu. Kau bisa beristirahat," ucap Teresa.

Risa mengangguk ragu, "Baik, Nona."

Teresa melanjutkan perjalanannya menuju ruang kerja ayahnya. Ia melihat ayahnya sedang beristirahat di sofa.

"Oh, bagaimana pertemuannya?" tanya Jeemy.

Teresa menatap sinis ayahnya, "Ayah, selama ini aku tidak pernah membeli apa pun yang aku inginkan. Bisakah aku meminta uang itu selama aku tidak memintanya dulu?"

Jeemy tertawa, "Untuk apa?"

"Aku akan membuat sebuah toko permata. Ayah tidak mendukungku?"

"Tenanglah, akan Ayah berikan uangnya kepadamu. Ada satu syaratnya."

Teresa mengangguk, "Aku tahu, Ayah. Pasti ada hubungannya dengan niatku mengambil gelar, kan?"

Jeemy menghembuskan napasnya, "Jangan mengancam keluarga Oaniq lagi. Kita akan ada di atasnya. Tenang saja."

"Kalau gagal? Ayah mau apa?"

"Ayah akan membuat usaha yang melebihi kerajaan dan akan Ayah kenalkan dengan para petinggi di kaisar ini. Kau akan membangun relasi dengan mudah dan juga semua orang tidak akan meremehkanmu lagi."

Teresa mengangguk.

***


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login