Download App

Chapter 124: Kembali Ke Underworld

Setelah Rinko menghilang dari pandangan Zen. Zen kembali memasuki apartemennya dan membersihkan bekas cangkir yang digunakan oleh dirinya dan Rinko. Namun disela – sela dia mencuci cangkir tersebut, Irene menyelanya.

[Kakak harus cepat meyakinkannya Kak, kita tidak bisa meninggalkan fasilitas hanya kepada Irene. Karena saat didunia 1.0, Irene akan berfokus dalam pengembangan kekuatan Kakak] kata Irene.

"Aku tahu Irene, tetapi aku tidak bisa hanya membawanya saat dia tidak mempunyai tandaku" kata Zen.

[Baiklah, pastikan Kakak menyelesaikannya. Apalagi wanita itu merupakan aset besar, karena dia yang menciptakan rancangan dari tubuh AI. Dan mungkin dia menjadi salah satu wanita yang paling berguna bagi Kakak dimasa depan] kata Irene.

Sebenarnya Zen tidak memasukan Rinko menjadi salah satu wanitanya, namun dikarenakan fasilitas yang sudah dibuat dan terlebih lagi Zen sudah memindahkan semua fasilitas Rath ke Alaska, mau tidak mau Zen harus mencari orang yang kompeten untuk merawatnya.

"Baiklah adikku yang cantik" kata Zen.

Lalu Zen menyelesaikan semua kegiatannya didalam apartemennya dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke Alaska, untuk memperhatikan perkembangan semua wanitanya yang masih mempelajari menggunakan aliran mana.

"Papa!" teriak Yui langsung berlari kearahnya.

"Bagaimana keadaan Mama – Mamamu?" tanya Zen setelah menggendong putrinya tersebut.

"Mereka masih mempelajarinya Papa. Namun sepertinya Yuna Mama akan menyelesaikan terlebih dahulu" kata Yui.

"Begitukah?" kata Zen. Memang jika diurutkan dengan tingkat kepintaran, Yuna merupakan yang teratas karena mengikuti gen dari Ayahnya yang merupakan profesor. Dan jika diurutkan dengan kekuatan Suguha bisa dikatakan teratas saat ini.

"Baiklah kalau begitu, mungkin Papa akan mengecek sesuatu. Yui jagalah mereka semua oke?" kata Zen sambil menurunkan putrinya.

"Baiklah Papa" kata Yui.

Zen lalu meninggalkan ruangan itu dan menuju sebuah kamar dimana memiliki sebuah akses keruang bawah tanah. Setelah Zen membuka pintu, Zen memasuki sebuah ruangan besar yang sudah dia ciptakan sebelumnya.

Bisa terlihat ditengah ruangan besar ini, Sebuah Lightcube yang dicurinya berada. Zen lalu berjalan kesebuah kontrol panel dan memperhatikan bagaimana kondisi didalam Underworld. Setelah dia mengeceknya, dia akhirnya menuju kesebuah alat yang sudah cukup lama dia tidak gunakan.

"Baiklah Irene, aku akan masuk kedalam Underworld saat ini." Kata Zen. Setelah dia berbaring pada Soul Translator

[Baiklah Kak] jawab Irene.

.

.

Dikediaman Zen yang dibuat oleh Quenella. Alice beserta Rina, Renya, dan Tize sedang berada dikebun yang dibuat di samping rumah ini. Mereka dengan tekun merawat tanaman yang mereka tanam ditempat ini.

Tiba – tiba sesosok wanita datang kearah mereka sambil tersenyum dengan hasil dapatannya, Setelah menjual beberapa sayuran dan buah dan membeli beberapa daging dari desa.

"Terima kasih atas kerja kerasmu Selka" kata Alice menyapa adiknya itu.

"Sama – sama Kak" balas Selka.

Setelah mengobrol sebentar, mereka semua memutuskan untuk masuk kedalam rumah mereka untuk membersihkan diri mereka masing – masing. Saat ini bisa dilihat seorang wanita sedang merapikan rumah mereka, karena tugasnya merupakan seorang pelayan dirumah ini.

"Quenella-san, aku membawa beberapa daging dari hasil jualan sayur dan buah – buahan yang kita tanam" kata Selka sambil memberikan sebuah keranjang yang berisikan bahan makanan kepada Quenella.

"Baiklah, aku akan memasaknya. Sebaiknya kalian membersihkan tubuh kalian" kata Quenella dan dibalas anggukan oleh semuanya.

Quenella setelah disuruh Zen memutuskan koneksi didaerah Dark Teritorry, Zen mengiriminya pesan untuk menyelesaikan beberapa tugas, lalu menyuruhnya menjaga orang yang berada dirumahnya. Quenella sebenarnya enggan, namun karena itu permintaan dari tuannya, mau tidak mau dia mengikuti.

Para wanita yang sedang membersihkan diri, akhirnya berada diruangan tengah rumah ini. Mereka semua saat ini berinisiatif untuk membantu Quenella untuk memasak. Mereka semua saat ini sibuk dengan tugas mereka masing – masing.

Namun tiba – tiba saja, Quenella menatap pintu rumah ini sambil tersenyum. Tanpa pikir panjang, dia meninggalkan tugasnya yang sedang merebus daging yang sedang dia masak dan berjalan kearah pintu depan rumah ini.

Para wanita yang membantunya sangat bingung dengan kelakuannya ini, Selka lalu mematikan bara api dari kompor yang digunakan oleh Quenella sebelumnya dan mengikuti kemana wanita itu pergi, diikuti oleh wanita yang lainnya yang saat ini penasaran.

Quenella membuka pintu rumah itu sambil tersenyum, dan dari kejauhan bisa dilihat seorang sedang terbang kearah rumah ini dengan cepat. Para wanita yang lain ikut melihat kemana arah wanita itu menatap.

Setelah melihat itu, Renya dan Tize menutup mulut mereka sedangkan Alice, Selka dan Rina hanya tersenyum melihat pemandangan itu. Selang beberapa lama kemudian, seorang pria mendarat tepat didepan mereka saat ini.

"Selamat datang kembali tuan" kata Quenalla.

Namun wanita lain langsung berhamburan terutama Alice yang langsung memeluk Zen dan diikuti oleh yang lainnya, kecuali Renya dan Tize yang berada dibelakang mereka sambil menangis haru melihat pria yang datang itu.

.

.

5 hari telah berlalu, Zen saat ini berada difasilitas ruang bawah tanahnya bersama Rinko. Zen berhasil mengambil hatinya, walaupun dia hanya memiliki tanda awal, dan itu sudah cukup untuk Zen mempercayainya saat ini.

Selama 5 hari ini, Zen terus menggunakan skill memikatnya untuk menaklukan hati Rinko, dan akhirnya dia mendapatkan tanda pada pundaknya saat ini. Zen selalu membuat Rinko jatuh hati kepadanya dengan berbagai cara.

Mulai dari menjemputnya, hingga mengajaknya kencan, dan menemaninya kemanapun dia mau. Semua usaha ini membuat kerja kerasnya terbayar, setelah akhirnya Rinko memiliki tanda awalnya yang menyatakan bahwa dia sudah jatuh hati kepada Zen saat ini.

Rinko sangat terkejut mendengar kenyataan bahwa Zen bukan berasal dari dunia ini. Dan juga dia terkejut setelah melihat fasilitas yang sangat canggih melebihi fasilitas Rath. Rinko masih terpana, dan dia merasa bahwa dia sangat senang bisa mengikuti Zen saat ini.

"Sebelum itu Rinko-san, kamu harus mempelajari cara keluar masuk tempat ini. Akan sangat mencurigakan bahwa kamu menghilang saat ini" kata Zen.

"Baiklah" kata Rinko.

Lalu Zen membawa Rinko kesebuah ruangan dan menjelaskan bagaimana cara mengalirkan mana ketandanya, untuk menjadi sarana keluar masuk tempat ini. Setelah dia menjelaskan, Rinko dengan fokus melakukannya.

Semua wanitanya sudah bisa keluar masuk tempat ini dengan bebas. Rumah ini sudah dilengkapi dengan berbagai perabotan saat ini. Zen sudah membeli semua perabotan yang diinginkan oleh wanitanya dan memindahkannya ke Alaska.

Dia lalu membiarkan para wanitanya yang mengaturnya sesuai keinginan mereka saat ini. Zen saat ini terus mengawasi Rinko, hingga dia menguasai pengendalian mana sederhana selama kurang lebih 8 jam lamanya.

Setelah mengajari cara bolak – balik dari dunianya kesini, akhirnya Rinko memutuskan untuk istirahat diapartemennya dan akan kembali kesini keesokan harinya, setelah Zen mengumumkan sesuatu yang sangat penting kepadanya dan wanita yang lainnya. Setelah itu, Zen sendiri saat ini sudah berada dirumahnya di Alaska, akhirnya memasuki kamarnya.

Namun anehnya. pada kamarnya, seorang wanita sudah berdiri dihadapannya setelah memasuki rumah ini. Biasanya dia akan tidur bersama Asuna atau Yui, namun saat ini wanita didepannya saat ini sudah menggunakan pakaian tidur yang menggoda saat ini.

"Lisbeth?" kata Zen.

"A-Asuna menyuruhku menemanimu malam ini Zen"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C124
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login