Download App

Chapter 188: Menjelaskan

Saat ini seorang pria dengan gelisah sedang menunggu seseorang. Dia mulai mondar mandir ditempatnya berada tersebut, sambil mengharapkan bahwa orang atau rekan yang membantunya tersebut, berhasil melakukan tugasnya.

Namun sampai saat ini, rekan dari pria tersebut masih belum memberikan kabar tentang kesuksesan tugasnya dan membuat pria tersebut semakin gelisah saat ini.

"Hah... mengapa wanita itu sangat lama? Apakah dia ketahuan dan dibunuh oleh Zen?" gumam pria itu yang merupakan Hiyama yang saat ini semakin gelisah.

Namun pada gelapnya malam dan penerangan yang minim pada tempat dia berada, sebuah siluet yang dikenalnya dan ditunggunya sedari tadi, akhirnya muncul dihadapannya saat ini. Hiyama saat ini merasa sangat lega melihat wanita tersebut dan mulai mendekatinya.

"Bagaimana tugasmu?" tanya Hiyama.

Wanita tersebut yang mendengar pertanyaan dari Hiyama lalu menatap pria itu sejenak. Sambil membenarkan kaca matanya yang melekat pada matanya, wanita tersebut hanya tersenyum sinis kepada Hiyama saat ini.

"Tenanglah, dia tidak akan mengganggumu lagi" kata wanita tersebut.

"Benarkah?" tanya Hiyama yang mencoba memastikan apa yang sudah dia dengar tadi, dengan perasaan yang mulai lega saat ini.

Wanita itu tidak menjawab pria tersebut, namun kembali tersenyum sinis kepadanya saat ini. Wanita tersebut saat ini hanya mengabaikannya dan mulai menatap indahnya langit malam dikota ini.

Hiyama yang tidak mendapatkan jawaban dari pihak yang diajaknya berkomunikasi tersebut, akhirnya kembali bimbang saat ini. Dia beranggapan saat ini, wanita yang menjadi rekannya itu sekarang sedang merenungkan sesuatu, karena menganggap rekannya tersebut gagal melakukan tugasnya.

"Apakah ben-" perkataan Hiyama terpotong, setelah beberapa siluet mendekat kearah mereka berdua.

Hiyama yang tidak mau ketahuan sedang menjalin kerja sama dengan wanita yang menjadi rekannya itu, akhirnya mulai beranjak dari sana dan mulai menghilang dikegelapan, karena takut mereka curiga mengapa dia bersma dengan rekannya tersebut.

"Eririn, mengapa kamu berada dikegelapan saat ini?" tanya seorang wanita yang akhirnya tersadar bahwa teman baiknya tersebut, saat ini sedang berada ditempat dimana mereka akan melewatinya.

Wanita itu yang merupakan Nakamura Eri hanya tersenyum dan membalas pertanyaan dari temannya tersebut dengan mengatakan bahwa dia sedang memikirkan sesuatu. Akhirnya Eri mulai beranjak dari sana dan mengikuti temannya tersebut.

Disisi lain, setelah Zen menggunakan Sharingannya kepada wanita yang mencoba menusuknya tadi, akhirnya dia kembali melanjutkan perjalanannya menuju sebuah tempat yang disepakati untuk bertemu sebelumnya oleh Shizuku dan Kaori.

Shizuku dan Kaori sendiri, saat ini sedang berada disebuah balkon yang berada disebuah lantai dipenginapan mewah yang disewa mereka dikota ini. Mereka duduk disebuah meja dan sedang menunggu seseorang saat ini.

Hari semakin larut, dan akhirnya pria yang mereka tunggu sedari tadi, akhirnya menunjukan batang hidungnya kepada mereka. Zen saat ini berjalan perlahan mendekati kedua wanita tersebut dan akhirnya duduk pada meja yang mereka duduki tersebut.

"Apakah kalian sudah menunggu lama?" kata Zen sambil mendaratkan bokongnya pada sebuah kursi pada meja tersebut.

Shizuku dan Kaori tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Zen kepada mereka, dikarenakan mereka tidak tahu harus memulainya dari mana, untuk menanyai berbagai hal yang menganggu perasaan mereka kepada Zen saat ini.

"Apakah kita bertemu disini hanya akan saling berdiam diri saja?" kata Zen, karena kedua wanita tersebut saat ini tidak menjawab, dan memberikan ekspresi apapun kepada Zen saat dia tiba ditempat ini.

"Bukan seperti itu Zen, kami hanya tidak tahu harus mulai dari mana untuk memulai obrolan kita" kata Shizuku dan dibalas anggukan oleh Kaori.

Zen yang melihat hal tersebut hanya tersenyum dan mulai mengeluarkan beberapa minuman bersoda dipenyimpanannya itu dan mencoba membagikannya kepada Kaori dan Shizuku. Mereka berdua yang melihat tindakan Zen tersebut, sangat terkejut. Terlebih lagi, bahwa minuman yang dikeluarkan Zen berasal dari dunia mereka dahulu.

"Dari mana kamu mendapatkannya Zen?" tanya Kaori. Zen lalu hanya menjawab sama seperti apa yang pernah dia jelaskan kepada Aiko sebelumnya saat menanyakan hal yang sama.

Setelah mendengar penjelasan dari Zen, mereka berdua langsung menerima minuman yang dikeluarkan oleh Zen tersebut dan meminumnya sambil menikmati dan mengenang sesuatu saat mereka meminumnya.

"Lalu Zen, bisakah kamu menjelaskan bagaimana kamu selamat dari labirin dan siapa sebenarnya semua wanita yang bersamamu itu?" kata Shizuku yang saat ini langsung menanyakan apa yang menggangunya saat ini.

Zen yang mendengar pertanyaan Shizuku hanya tersenyum dan mulai membuka tutup botol dari minumannya dan meneguk minumannya tersebut, lalu mulai menatap kedua wanita tersebut dan bersiap menjelaskan apa yang mereka sedang tanya kepadanya.

"Apa yang kalian berdua ingin tahu terlebih dahulu, ceritaku keluar dari labirin atau tentang para wanita yang bersamaku?" tanya Zen.

"Tentang wanita yang bersamamu!" jawab mereka serentak. Namun setelah mereka mengucapkan perkataan mereka tersebut, akhirnya wajah mereka mulai memerah setelah melihat Zen tersenyum kepada mereka dengan penuh arti.

"Baiklah kalau begitu. Mereka semua bisa dikatakan calon istriku saat ini" kata Zen ringan.

Setelah mereka berdua mendengar perkataan Zen tersebut, entah mengapa perasaan mereka seperti ada sesuatu yang mengganjal saat ini yang tidak bisa mereka jelaskan.

"L-Lalu bagaimana dengan kedua anak kecil yang bersamamu itu? Apakah benar mereka anakmu?" tanya Kaori dan dijawab anggukan oleh Zen yang saat ini sedang menikmati minumannya.

"L-Lalu diantara mereka, siapa ibu kandungnya Zen?" tanya Shizuku.

"Untuk Yui, dia tidak mempunyai ibu kandung dan untuk Myu, aku akan mengantarkannya kepada ibunya" jawab Zen.

"Apa mahsutmu Zen?" tanya Kaori kemudian.

Lalu Zen mulai menjelaskan sepenuhnya tentang status para wanitanya serta para putri – putrinya tetapi masih menutup rapat perihal tentang dirinya dan beberapa wanitanya yang sebenarnya berasal dari dunia lain.

"Lalu apakah aku harus menjelaskan bagaimana aku keluar dari labirin itu?" tanya Zen, karena merasa kedua wanita yang bertanya kepadanya, hanya fokus untuk bertanya tentang para wanita yang bersamanya.

"T-Tentu saja, kami juga ingin tahu bagaimana kamu selamat dari labirin itu" jawab Shizuku.

"Baiklah" kata Zen, lalu dia mulai menjelaskan semua petualangannya dengan mengubah beberapa fakta tentang petualangannya tersebut, untuk menyembunyikan beberapa rahasianya kepada mereka. Shizuku dan Kaori saat ini sedang fokus mendengar cerita dari Zen yang dibuat sedramatis mungkin.

"Bagaimana, hebat bukan petualanganku?" kata Zen setelah menceritakan semua apa yang dia lalui tersebut.

"Tetapi Zen, aku hanya mendengar kamu hanya menemui beberapa wanita saja? Lalu bagaimana kamu bertemu dengan para wanita yang lainnya?" tanya Kaori, karena dalam cerita Zen, dia hanya mendengar Zen bertemu dengan Yue, Shea, Tio dan Myu saja.

"Itu Rahasia"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C188
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login