Download App

Chapter 232: Akhir Peperangan

Porak poranda, begitulah cara mendeskripsikan kota ini, jika seseorang bertanya apa yang telah terjadi ditempat ini. Beberapa bangunan penting sudah sepenuhnya hancur, bahkan diberbagai tempat banyak terlihat cipratan merah memenuhi tempat ini.

Saking banyaknya cipratan merah pada tempat ini, seakan menjadi bahan bakar dari beberapa gedung yang saat ini sedang terbakar. Bahkan bisa terlihat beberapa bagian tubuh beserta tubuh manusia yang sudah tidak bernyawa tergeletak diberbagai tempat.

Bukan hanya para penyerang yang melakukan ini, namun beberapa budak yang sudah muak diperlakukan sangat keji, mulai membalaskan dendam mereka pada orang yang memperbudak mereka saat ini.

Seseorang yang memimpin wilayah ini juga mengalami hal yang sama, walaupun dirinya masih beruntung saat ini karena masih hidup. Namun ini semua, akibat dari perbuatannya dan perbuatan para penduduknya, sehingga menyebabkan kehancuran Kekaisaran yang dipimpinnya.

"Lihatlah hasil perbuatanmu Gahard" kata seorang pemuda yang saat ini sedang menginjak kepala dari Kisar negara ini.

"A-Akan kubalas perbuatanmu dimasa depan" kata pria bernama Gahard itu sambil mengeratkan rahangnya, karena sudah sangat marah melihat Kekaisarannya hancur.

"Membalas? Apakah kamu mempunyai kesempatan untuk melakukannya?" kata pemuda yang menginjak kepala dari Gahard tersebut yang merupakan Zen.

"Walaupun bukan diriku, tetapi para keturunanku atau para penduduk yang setia kepadaku akan melakukannya" teriaknya kembali, sambil mencoba menahan rasa sakit yang dia terima, karena kondisinya sangat memprihatinkan.

Berkat serangan Yue sebelumnya, Gahard mencoba melindungi keluarganya, namun sayangnya dia tidak bisa melindungi beberapa penerusnya, terutama para pangeran kerajaan ini. Dia mulai emosi dan akan menyerang Yue walaupun dengan keadaan terluka, namun tindakannya langsung dihentikan oleh Zen dan langsung menyebabkannya tak berdaya saat ini.

"Apakah kamu tahu Gahard, mereka para demi-human juga merasakan hal yang sama dengan apa yang kamu rasakan saat ini. Mereka sedari dulu hanya melihat kaum mereka diperbudak didepan mata mereka, dan berharap sesuatu hari nanti mereka akan mebalaskan perbuatanmu." Kata Zen.

"Dan disinilah mereka, membalas semua yang mereka alami selama ini" lanjut Zen selanjutnya sambil melihat pemandangan didepannya yang sudah hancur lebur.

"Tetapi kamu bukan bagian dari mereka, mengapa kamu membantu para mahluk rendahan itu?" kata Gahard kemudian.

"Karena, para kaum rendahan yang kamu mahsut, salah satu dari mereka merupakan calon istriku" kata Zen dan mencoba mengangkat katananya dan besiap menebas kepala dari Gahard.

Namun sebelum tindakan Zen terlaksana, seseorang wanita yang dipenuhi luka disekujur tubuhnya langsung mendekat kearah Zen saat ini. Dengan air mata yang sudah bercampur darah yang keluar dari kepalanya, dia langsung berlutut disebelah Gahard saat ini.

"Tolong ampuni nyawa Ayahku Tuan, aku akan melakukan apapun termasuk memberikan tubuhku kepadamu" kata wanita tersebut, yang merupakan Putri kerajaan ini atau anak kandung dari Gahard.

Zen langsung menhentikan kegiatannya sejenak, yang saat ini pedangnya sudah hampir menebas sepenuhnya leher dari pria yang diinjaknya saat ini.

"Apa menurutmu tubuhmu itu setara dengan para budak yang sudah kalian siksa selama ini?" tanya Zen.

Zen sangat tahu wanita didepannya. Walaupun dia merupakan putri kekaisaran ini, tetapi dia hanya memfokuskan dirinya menjadi seorang petarung dan tidak memperdulikan tentang masalah politik maupun keadaan Kekaisarannya.

Wanita tersebut tidak menjawab pertanyaan Zen dan hanya menunduk sambil memohon agar Zen melepaskan Ayahnya. Drama tersebut berlangsung hingga beberapa prajurit mulai memasuki tempat ini.

"Sepertinya kamu sudah menyelesaikan tugasmu dengan baik, Zen-san" kata seseorang pemimpin rombongan tersebut, yang merupakan Jenderal yang memimpin pasukan Kerajaan Heilight.

"Yap" kata Zen lalu mengangkat kakinya dari kepala Gahard dan akan beranjak dari sana saat ini.

"Sisanya akan kuserahkan kepadamu Jenderal" kata Zen sambil mencoba mencari keberadaarn Yue dan Shea yang mulai memasuki Istana ini, untuk mencari sesuatu yang berharga.

"Baiklah Zen-san" kata Jenderal tersebut sambil membukakan jalan agar Zen dapat melewati dirinya.

Zen mulai beranjak dari sana dan melewati beberapa pahlawan yang saat ini menatapnya dan tidak dihiraukan oleh Zen. Kouki mulai mengepalkan tangannya saat ini, setelah melihat rentang kekuatannya terhadap Zen.

Ditempat lain, Sinon mulai menuruni sebuah menara yang dia gunakan sebagai tempat dia menggunakan kemampuannya dalam menembak. Sinon mulai keluar dari menara tersebut dan menemui Suguha yang saat ini sedang membimbing beberapa anak kecil demi-human menuju kesebuah tempat.

Kedatangan Sinon membuat beberapa anak kecil disana mulai ketakutan, karena mereka mengira Sinon merupakan orang yang sama yang akan menyiksa mereka ditempat ini.

"Tenanglah, Kakak itu merupakan teman dari Kakak" kata Suguha yang mencoba menenangkan para anak demi-human yang dibawanya saat ini.

Sinon yang melihat ketakutan dari beberapa anak kecil yang digiring Suguha, mencoba bersikap selembut mungkin dan membantu menggiring mereka menuju kesebuah tempat yang akan membawa mereka langsung menuju ke Verbergen.

Disisi lain, Alice dan Rina saat ini sudah duduk disebuah restoran yang hancur saat ini. Mereka mencoba mengistirahatkan diri mereka, setelah membantai beberapa prajurit yang mencoba menghalangi mereka sebelumnya.

"Ternyata dunia ini lebih busuk dari tempat kita berasal, bukan begitu Alice?" kata Rina.

"Ya, walaupun dunia kita mengalami hal yang sama, karena kita mempercayai sesuatu yang salah" kata Alice.

"Hah... benar juga. Tetapi aku sangat bersyukur sekarang" kata Rina kemudian.

"Benar, terlebih lagi setelah bertemu dengan yang lainnya, terutama Zen" kata Alice.

"Ya.. padahal dulu aku sangat emosi setelah mengetahui bahwa diriku bukan satu – satunya wanitanya" kata Rina sambil mulai tersenyum saat ini, mengenang pertemuannya dengan Zen pada dunia Underwolrd.

"Benar juga, dahulu aku juga sangat cemburu, tetapi setelah melewati ini bersama dengan yang lain, ternyata sangat menyenangkan saat ini" kata Alice kemudian.

Mereka terus berbincang hingga mereka melihat Sinon dan Suguha sedang membimbing beberapa anak kecil, dan beberapa budak dewasa melewati mereka. Akhirnya mereka berdua menyudahi kegiatan mereka dan mulai beranjak dari sana dan membantu Sinon dan Suguha.

Ditempat Tio yang saat ini mulai menteleportkan beberapa Demi-human untuk kembali, Kaori saat ini sudah selesai menyembuhkan beberapa demi-human, dan menyuruh mereka mengikuti rombongan yang akan memasuki portal yang dibuat Tio untuk kembali menuju Verbergen.

"Akhirnya selesai" kata Kaori yang mencoba mengistirahatkan tubuhnya.

Namun saat dia baru saja bersantai sejenak, sahabatnya Shizuku sudah mengantarkan beberapa pasien kembali kepadanya. Kaori yang melihat hal tersebut, langsung mengehentikan aktifitasnya dan mulai menyembuhkan beberapa orang yang saat ini terluka.

"Semangat Kaori, aku yakin Zen akan memberikan hadiah spesial untukmu" kata Shizuku mencoba menyemangati sahabatnya tersebut.

Kaori hanya tersenyum mendengar perkataan sahabatnya itu, yang saat ini sudah meninggalkannya sambil mengancungkan jempolnya dan mulai menghilang dari pandangannya saat ini.

"Terimakasih Shizuku-chan"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C232
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login