Download App

Chapter 4: Bab 3 - Dia Dingin Seperti Es Kutub -

Dan beberapa saat kemudian, datanglah seorang pria berjas lengkap dengan beberapa berkas di tangan kirinya.

"Selamat pagi anak anak" sapa pria berjas itu yang telah berdiri di depan kelas.

"Selamat pagi juga Pak Rolan" intruksi ku pada semua penghuni kelas 3-1 untuk segera berdiri. Sebab disinilah aku seorang ketua kelas dari kelas 3-1.

"Selamat pagi juga Pak Rolan", lalu disusullah mereka yang langsung menurut akan perintahku.

Mendengar itu Pak Rolan pun seketika memberi isyarat agar untuk segera kembali ke tempatnya. kemudian Beliau pun berkata, "Baiklah kalau begitu saya mohon perhatian nya sebentar ya, saya akan menginformasikan sesuatu kepada kalian semua?"

"Memangnya ada apa Pak?" kata Gisella yang penasaran.

"Hari ini sekolah kita tepatnya di kelas kita kedatangan murid baru loh. Jadi mohon perhatian nya sebentar ya" celetuk Pak Rolan.

Mendengar itu para penghuni kelas 3-1 seketika menjadi riuh akan beredarnya informasi tentang kedatangan murid baru yang dari luar negeri itu ternyata sungguhan.

"Hey nak, kau kemarilah. Teman-teman mu ini ingin menyapa mu" titah Pak Rolan pada murid baru itu yang kini ternyata telah berada di luar ruang kelas 3-1.

Dan suara riuh akan ocehan para penghuni itu pun seketika terhenti, ketika seorang pemuda tampan bertubuh lumayan tinggi berkulit putih kapas itu berjalan ke dalam ruangan ini.

Aku yang melihat itu pun seketika terpesona akan ketampanannya.

Oh astaga Alana, apa yang sedang kau pikirkan sih. Batin ku yang sontak menggelengkan kepalanya.

"Baiklah nak, silakan kau perkenalkan dirimu di hadapan semua teman-teman baru mu ini." kata Pak Rolanta.

Mendengar perintah dari Pak Rolan, pemuda itu pun seketika membuang nafasnya pelan. Lalu berkata, "Emm, hai semuanya. Perkenalkan namaku Tao Hwen Alsky , kalian bisa memanggilku dengan nama Tao saja. Dan aku pindahan dari Chi Ming High School di Negeri China. Sekian dan terima kasih"

Deg!!!

T-Tao? Kenapa nama itu sangat familiar ya? Tapi dimana aku mendengarnya?. Batin ku yang mencoba untuk mengingat-ingat nama itu.

"Ya meski perkenalan Tao cukup singkat, tapi saya harap kalian bisa cepat akrab ya dengan Tao Hwen Alsky" kata Pak Rolan pada penghuni kelas 3-1

Mendengar itu kami pun seketika menjawab, "Baik Pak"

"Baiklah kalau begitu, Nak Tao. Sekarang kau bisa duduk di sebelah sana. Hanya disana tempat yang tersisa untuk mu. Jika kau ingin di depan, besok kita akan mulai rolling tempat. Bagaimana?" titah Pak Rolan pada Tao.

Dengan cepat Tao pun menggeleng, "Em terima kasih pak, saya rasa itu tidak perlu. Karena saya sangat suka duduk di belakang"

Dan untuk ketua kelas, saya harap kamu bisa berbagi materi ya untuk sementara waktu" pinta Pak Rolan.

"Baik Pak!" balas ku yang langsung ku gabungkan meja belakang dengan mejaku belajar.

Selepas itu, Tao pun berjalan ke arahku dengan tatapan yang begitu tajam nan dingin. Seperti ada hawa-hawa ingin membunuh seseorang.

"Emm Tao, aku Alana. Salam kenal ya, kuharap kita bisa menjadi teman" kata ku sembari mengulurkan tanganku tuk berjabat tangan.

Namun betapa tercengangnya aku saat Tao menepis tanganku sembari berkata, "Aku sudah tahu, siapa dirimu. Dan jangan berharap kita akan menjadi teman"

Tak lama Tao pun duduk dengan tatapan yang begitu dingin.

Deg!!

Ucapanmu pedas bagaikan cabai. Batin ku yang langsung menciut. Aku pun sontak menyimpan tanganku terlipat di atas meja.

.

.

.

Tanpa terasa waktu pun telah cepat begitu berlalu, kini tiba saatnya para murid berhamburan keluar kelas untuk beristirahat sejenak setelah kegiatan menguras otak beberapa jam yang lalu. Sebab waktu istirahat pun telah datang.

Dan begitu juga dengan ku, baru saja aku akan mengajak Tao pergi ke kantin bersama. Tiba-tiba saja seseorang berlari ke arah Tao sembari berteriak, "Hey, kau anak baru kan itu kan"

"Hmm"

"Pak Rolan memanggilmu, ayo mari ku antar kau ke ruang guru"

"Tidak, terima kasih. Aku sudah tahu tempatnya"

"Ah begitu ya"

"Hmm"

Dan setelah itu Tao pun berjalan santai ke arah keluar kelas. Ku lihat ia begitu acuh akan tatapan para gadis yang terpesona dengan dirinya.

"Suut, dia kenapa? Kok dingin sekali sikapnya?" kata pemuda berkacamata itu pada ku.

Aku pun menggidikkan bahuku, "Mana ku tahu, Ren. Lagi pms kali"

"Ppppfftt", Reno pun seketika menahan tawanya.

"Udah ah, aku mau ke kantin sama bibehnya aku", aku pun sontak meninggalkan Reno yang yang cengang disana.

"Ayo Gi, kita ke kantin. Udah laper aku tuh" seru ku pada Gisella yang tengah memasukkan sisa materi 1 jam yang lalu ke dalam tasnya.

Setelah itu, kami pun sontak meninggalkan area kelas.

Dan tak butuh waktu yang sangat lama untuk menuju ke area kantin sekolah. Hanya 10 menit saja aku dan Gisella telah berada di kantin yang telah ramai dengan para siswa siswi di sekolah ini.

"Huufttt", aku pun seketika membuang nafas beratku.

"Kau kenapa?" tanya Gisella pada ku.

Mendengar itu aku pun langsung mengarahkan tanganku ke arah stan mie ayam setan yang telah ramai akan pemesan.

"Ya sudah biar aku saja yang pesan kan untukmu, kau cari saja tempat untuk kita berdua" kata Gisella yang mengerti akan maksudku.

Namun aku pun baru tersadar, jika dia yang memesankannya. Bisa bisa 1 mangkok sambal telah ia tuang ke mangkuk mie ku, seperti saat itu.

Aku pun langsung menggeleng dengan cepat. Lalu berkata, "Hahaha tidak terima kasih, aku sudah kapok jika kau yang memesankannya. Bisa bisa 2 mangkok sambal kau tuangkan semuanya kedalam makananku. Kau ingin aku mati begitu kah"

"Pppffttt, ya maaf. Aku kan lupa, kalau kau menyuruh ku 3 sendok. Tapi aku malah 1 mangkok menuangkan nya ke dalam makananmu" kata Gisella yang tertawa tanpa dosa.

"Itu bukan lupa, tapi kau sengaja. Ya sudahlah, ayo kita pesan makanan. Aku sudah lapar", aku pun langsung berjalan terlebih dahulu. Tak lama kemudian disusullah Gisella mengikutiku.

15 menit kemudian....

"Akhirnya dapat juga mie ayam setan nya" seru ku yang lega telah mendapatkan makanan kesukaanku.

Dan Gisella yang mendengar itu pun, seketika menggelengkan kepalanya. Lalu ia sedikit berdecih pelan, "Ckckck, ingat kau itu bukan pertama kali memesan makanan itu. Tapi kau sudah sering sekali memesan makanan yang sama. Apa kau tidak bosan?"

"Dah ah cerewet sekali kau jadi manusia. Kalau kau terus berbicara, kau itu malah seperti burung beo. Hahahaah" cibir ku dan membuat Gisella mendengus kesal.

"Tahu ah!!", Gisella pun seketika berjalan terlebih dahulu menuju ke arah meja paling lpojok.

Sedangkan aku yang melihat tingkah lucu Gisell, aku hanya tersenyum bangga.

Kenapa aku bisa memiliki teman sebodoh dia ya. Batinku yang akan menyusul Gisella berada.

Namun dengan cepat, tangan besar menghentikan langkahku.

"T-Tao? Ada apa? Kau mengejutkan ku tahu?", Tao pun hanya menatapku datar.

Ini orang bisa senyum sedikit gak sih. Datar banget itu wajah, dasar si manusia es. Batin ku

"Ikut aku ke perpustakaan!" pintanya.

"Lalu bagaimana dengan makananku. Aku baru dapat antrian loh. Nanti saja ya, setelah aku selesai makan" kataku.

Akan tetapi Tao tak mendengarkan ucapanku, ia sontak mengambil makananku. Lalu ia berikan pada seseorang yang dekat dengan kami.

"Wah? ini serius untuk ku?" seru gadis berkacamata.

"Hmm"

"Jadi ayo, ikut aku. Cari kan aku buku di perpustakaan!", Tao pun langsung menarik kasar tangan kecil ku.

"Auuuuw kenapa kau kasar sekali sih dengan perempuan" rintihku

"Aku tidak suka dengan cara lembut_"

"Jadi diamlah" sambung nya dengan nada yang begitu dingin.

Sementara para penghuni area kantin yang melihat aku dan Tao berjalan seperti babu dan majikan. Mereka seketika berbisik ria di sana.

Dan sedari tadi ku perhatikan Tao tak pernah menggubris tatapan lapar dari para gadis.

Sifat dinginnya sungguh kelewat batas, dia dingin seperti es. Batin ku yang menatapnya dari belakang.

Tak lama kemudian kami pun telah sampai di ruangan perpustakaan, tempat dimana para murid SMAN Nusa Bangsa mencari bahan untuk mereka pelajari. Dan ada juga beberapa siswa yang hanya bersantai ria dalam perpustakaan, padahal tempat ini bukan untuk tempat bercanda.

Dasar para brandalan. Batin ku yang sekilas melihat para berandalan di pojok sana.

"Eh mana daftar bukunya. Sini biar aku carikan, dan kau tolong isi daftar pengunjung", dengan cepat Tao pun langsung memberikan daftar buku apa saja yang harus Tao pinjam.

"Tolong kau isi ya"

"Hmm"

'Tap, tap, tap'

Langkahku pun perlahan lahan menuju ke arah barisan rak-rak buku yang telah tersusun rapi di sana.

"Matematika, Fisika, Kimia dulu aja lah yang aku cari. Tapi di sebalah mana ya? Ah itu ketemu" celetukku.

'Tap, tap, tap'

Tanpa mengulur waktu aku pun akhirnya telah mendapatkan beberapa buku untuk si Tao, tapi ketika ku akan mengambil buku materi Bahasa Inggris. Tempatnya terlalu tinggi, sehingga tubuhku yang mungil ini tak bisa menggapainya.

"Oh astaga rak buku, kenapa kau tinggi sekali. Dasar kau tak mau bersahabat dengan tubuhku yang kecil ini" celetukku yang kembali mencoba mengambil buku itu.

"Ayo dikit lagi" semangat ku yang membara.

"Makanya kalau punya tubuh itu jangan terlalu kecil. Jadi susah kan untuk melakukan sesuatu" kata seseorang di belakangku sembari membantuku tuk mengambilkan buku itu.

Mendengar hal itu, tubuh kecilku pun seketika berbalik ke arah suara sumber itu. Dan, Deg!!!

"T-Tao?"

"Apa semuanya sudah lengkap", aku pun seketika membeku akan wajah tampannya. Kini jarak wajah ku dengan Tao sangatlah dekat. Sehingga itu membuatku dapat merasakan aroma mind dari dalam mulutnya.

"Kenapa diam saja, hum?" katanya yang semakin lama semakin mendekat dan itu membuat jantungku bekerja tak karuan di dalam sana.

Dan, Chup!!!

pDeg!!!

Mataku pun seketika melotot tak percaya, ketika sebuah cherry manisku di kecup lembut oleh Tao. Pemuda tampan yang baru saja masuk di sekolah SMANUBA, bisa-bisanya dia mengambil first kiss ku.

Oh tidaaaaaak!!. Batin ku yang menjerit

Aku pun sontak mendorong tubuhnya, "A-Apa yang barusan kau lakukan, huh?"

Bukannya menjawab ia hanya menyeringai bagaikan seorang psychopat. Dan aku yang bisa melihat seringaian itu pun seketika membuat nyaliku semakin menciut.

Aku pun memutus kan untuk pergi dari hadapannya dan tak melanjutkan membantu pemuda bernama Tao Hwen Alsky itu.

Dasar laki-laki mesum, bisa-bisanya dia mengambil first kiss ku. Huaaa nenek, cucumu sudah tidak perawan lagi. Batin ku yang berlari secepat mungkin menuju ke ruang kelas.

.

.

.

BERSAMBUNG...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login