Download App

Chapter 30: Amarah

tubuh wanita itu terus bergerak ke sana-kemari merasa ribuan kupu-kupu berterbangan di miliknya. Wanita itu menikmati aksi samuel yang membuat tubuhnya benar-benar tak berdaya.

"Samuel Samuel, aku enggak tahan lagi," kata wanita itu meringis nikmat dan tubuhnya sudah bergetar hebat mencapai puncaknya.

Samuel merasa miliknya sudah terasa sesak di dalam celananya dan mengeras langsung membuka celananya dan baju yang ia gunakan membuat wanita di hadapannya meneguk salivanya dan menggigit bibirnya saat melihat milik Samuel.

"Kenapa, Sayang? Ini kan yang kamu mau?" tanya Samuel dengan smirk miringnya sambil menepuk-nepuk miliknya yang besar dan berurat di liang surga milik wanita itu.

"Ehmm, arghh. Masukin Samuel!" pinta wanita itu merasakan miliknya mendambakan lebih.

Plakk 

Samuel menampar wanita itu.

"Memohonlah yang benar!" perintah Samuel.

"Sayang. Aku mohon, aku ingin milikmu berada di dalam milikku," pinta wanita itu yang terengah-engah.

"Good girl," puji Samuel.

"Argghh! Punyamu sempit banget, Sayang, padahal sudah sering bermain tapi masih tetap sempit!" teriak Samuel menggeram  merasakan nikmat yang tiada tara.

"Pelan-pelan, Sayang," pinta wanita itu.

Samuel tidak menuruti permintaan wanita di bawah kungkungannya saat ini, malah ia semakin menggerakkan pinggulnya dengan cepat.

"Arrghh argghh!" teriak wanita tersebut menikmati perlakukan Samuel dengan peluh mulai membasahi tubuh mereka.

Ruangan yang dingin terasa panas saat ini.

"Sayang, kamu sangat nikmat. Benar-benar nikmat, kamu bidadariku, kamu akan selalu seperti ini," kata Samuel.

"Samuel!" teriak wanita itu dengan tubuh yang bergetar hebat karena puncak kenikmatan yang ia dapatkan saat ini.

Wanita di bawah Samuel sudah sangat lemas saat mengalami pelepasannya. Tapi Samuel tetap menghujamnya tanpa henti bahkan meminta gaya yang lain.

Arghh Arghh

Wanita itu hanya bisa bersuara nikmat menikmati apa yang dilakukan Samuel pada tubuhnya.

***

Menjelang pagi, burung-burung mulai berkicau dan matahari sudah menampakkan sinarnya. Samuel sudah mengenakan pakaiannya kembali, tentunya dia akan kembali ke tempat tunangannya berada. Sedangkan wanita yang semalaman habis digempur olehnya masih tidur berbalut selimut. 

Cup

Samuel merangkat ke ranjang lalu ia mengecup pipi wanita yang berbaring di atas raniang membuat wanita tersebut terbangun.

"Hmm, Sayang. Mau ke mana? Ini kan masih pagi," tanya wanita itu.

"Kamu lupa aku punya tunangan di sebelah? Kamu pasti lelah, Sayang. Kita bermain lama semalam. Oh iya, kamu masih punya pegangan buat jajan di kampus?" tanya Samuel lembut sambil memegang pipi wanita itu tapi tangannya ditepis dan wanita itu menatap Samuel dengan tajam.

"Aku bukan wanita murahan yang bisa kamu pakai seenaknya dan beri uang, aku pikir kita bisa bersama tapi apa hah?! Aku hanya pelayan nafsumu saja sialan!" teriak wanita itu di depan wajah Samuel.

"Aku sudah bilang dari awal jangan menganggap hubungan kita itu ada masa depannya, tapi kamu yang menginginkan ini semua sejak awal kita bertemu, kau merayuku," balas Samuel.

Boom

Samuel membanting pintu dengan keras. Apartemen itu milik Samuel juga, cuma sudah diberikan kepada wanita itu.

***

Di dalam kamar apartemen, seorang gadis sedang meringkuk sambil memeluk kakinya sendiri.

Hiks ... hiks ... hiks

"Apa Samuel marah padaku karena aku tidak mau tidur dengannya? Tapi kan aku belum sah menjadi istri Samuel," kata Sienna sambil menangis sesenggukan. Ia semalaman menangis karena menunggu Samuel yang tidak pulang pulang, hatinya merasakan sakit yang luar biasa. Dia sangat mencintai Samuel.

Cklek

Pintu kamar terbuka. Sienna mendongakkan kepalanya lalu ia menatap siapa yang masuk, dan ternyata kekasihnya yang masuk. Sienna mengernyitkan dahinya melihat penampilan Samuel. Kancing baju hampir tidak menutupi tubuh bidangnya dan menampilkan otot-otot bisep yang menggoda di mata Sienna. 

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Samuel sambil mengerlingkan matanya.

Samuel berjalan mendekati Sienna lalu ia berjongkok mensejajarkan wajahnya dengan wajah Sienna kemudian ia menangkup wajah Sienna. 

"Aku cinta banget sama kamu, Sayang. Kenapa kamu menangis? Apa aku melukai kamu?" tanya Samuel lirih.

"Enggak kok, aku cuma kangen aja sama kamu. Semalaman kamu tidak pulang, kamu marah ya padaku?" tanya Sienna dengan mata berkaca-kaca.

"Iya, aku sedikit marah, soalnya aku tidak dikasih jatah sama kamu," balas Samuel sambil menduselkan kepalanya ke bahu Sienna seperti kucing haus perhatian.

"Mau dikasih jatah apa emangnya?"  tanya Sienna dengan nada polosnya.

"Kiss kiss aja, gimana?" pinta Samuel.

Sienna menimbang-nimbangnya lalu ia menganggukkan kepalanya.

"Ya udah, kamu hapus dulu air mata kamu kalau gitu," kata Samuel.

Sienna menghapus air mata yang masih basah di pipinya dengan telapak tangannya lalu ia memeluk Samuel dengan erat. Samuel membalas pelukkan Sienna tidak kalah erat.

Samuel menarik tubuh Sienna menjauh lalu ia mengecup dengan rakus bibir Sienna. Sienna membalas kecupan itu tidak kalah agresif. Sienna melepas kecupannya lalu ia mengecup leher Samuel menghirup aroma parfum lain di tubuh Samuel membuat Sienna menghentikan aksinya.

"Kok ada bau wangi parfum wanita di tubuh Samuel?" gumam Sienna.

"Kok diam, Sayang?" tanya Samuel dengan suara seraknya.

"Tidak apa-apa," balas Sienna dengan terbata-bata.

"Aku bersih-bersih dulu ya. Bibirmu manis, Sayang, aku suka," kata Samuel.

Sienna tersenyum malu-malu saat mendapat pujian dari Samuel.

Ting

Bunyi pesan masuk ke ponsel milik Sienna. Sienna mengambil ponselnya di meja lalu melihat siapa yang mengirimkan pesan, yang masuk ternyata pesan email. Mata Sienna membulat seketika saat melihat isi email tersebut. 

Dear Sienna,

Apa kabar my luv? Sudah lama kita tidak bertemu. Apa kamu merindukanku? Oh iya, bagaimana kabarmu? Rasanya tidak sabar bertemu denganmu di pelaminan. Aku dengar kamu sudah akan menikah, selamat ya my luv dan semoga lancar. Aku masih sangat menyukaimu tapi aku tidak akan menghalangi kebahagiaanmu, kamu tenang saja. Oh iya kita bisa bertemu tidak? I'm waiting for your reply my luv

from,

A (your Love) 

"Kenapa dia bisa mendapat emailku? Dapat dari mana? Tapi dia mendoakan aku. mungkin aku saja yang terlalu takut padanya," gumam Sienna sambil buru-buru menghapus pesan tersebut.

Samuel yang sudah selesai bersih-bersih dan memakai pakaiannya menatap Sienna yang melamun.

"Sayang," panggil Samuel membuat Sienna terkejut mendengar suara Samuel.

"Kamu sudah selesai ternyata," kata Sienna.

"Kamu kenapa melamun? Apa ada masalah?" tanya Samuel.

"Ehhmm, tapi kamu jangan marah, aku ingin terbuka pada kamu," jawab Sienna lirih.

"Ada masalah apa? Kasih tahu aku," tanya Samuel.

"Aku dapat email dari Arga bowie tadi, entah siapa yang memberikan emailku kepadanya," balas Sienna.

"Sialaan! apa benar dia mendapatkan email kamu? Dari siapa? Tidak ada yang membocorkan kontakmu kok atau jangan jangan memang kamu masih berhubungan dengannya hmm?!" teriak Samuel sambil mencengkram leher Sienna.

"Sayang, sakit," kata Sienna lirih sambil terbatuk-batuk.

Brakk

Tubuh Sienna dihempaskan ke ranjang.

"Sayang, aku tidak pernah bermain belakang, sungguh," kata Sienna.

"Iya, kamu tidak bermain belakang. Benar juga, mana mungkin gadis polos sepertimu membohongiku," balas Samuel dengan nada mengejek.

"Sayang," panggil Sienna lirih. Dia tidak menyangka Samuel yang ada di depannya bisa berkata kasar kepadanya bahkan mengejeknya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C30
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login