Chapter 2: Awal Desember

story' di handphone penuh dengan sambutan welcome desember , aku mungkin harus bertanya, siapakah Desember?" oh! Desember adalah bulan menuju akhir tahun , mungkin harapan semua orang semua sisa kenangan yang pahit berlalu dan tenggelam bersama November, yah itu adalah harapan yang setiap tahun di panjatkan tapi kadang perubahan kecil juga mampu membuat orang bersyukur. seperti tadi malam adalah malam Rabu tepat masuk tanggal 2 Desember entah kenapa tidak seperti biasanya begadang sampai larut malam sampai jam 3 dinihari, mungkin karena ku teguk segelas kopi dan rasa rindu yang kemarin mulai terlupa lalu kemudian muncul karena hanya masalah mimpi di malam sebelumnya,"Iya aku pernah punya mimpi untuk hidup bertua sama sama sampai di pertemukan di kehidupan kedua, mulanya manusia sudah melewati beberapa alam yang gelap kemudian lahir di dunia melihat cahaya dan mengenal satu sama lain, mulai dari zigot, sampai jadi bayi yang lucu, dan kemudian berkembang sesuai hukum alam, pada fase anak anak definisi bahagia itu cukup sederhana berbagai permainan yang di mainkan sampai tidak kenal waktu, semua orang orang yang lahir tahun 1994 sampai tahun 1999 mungkin masih merasakan bahagia nya bermain petak umpet, wayang, main karet, tidak seperti sekarang kaum kaum Alfa bermain game online, kita pernah melewati itu lalu kemudian menjadi dewasa yang cukup menyedihkan. segala ekspektasi tentang dewasa tidak sesuai realita, bahagia kadang harus di hubungkan dengan adanya notifikasi chat sosmed, telponan, dan punya banyak uang, "iya" begitulah kadang definisi bahagia tapi bukan subtantif kebahagiaan itu sendiri katanya kebahagiaan didapatkan didalam hati itu sendiri, mimpi itu pernah menjadi sebuah harapan yang selalu ku genggam sampai aku senantiasa meminta pada sang maha punya segalanya, agar diridhoi niat niat baik dan niat suci. Tapi segalanya kembali jadi anomali keberuntungan tidak berpihak pada niat baik itu, ibarat Saitama film animasi yang ingin menjadi pahlawan walau kadang eksistensi nya selalu diragukan pada hal selalu menjadi garda terdepan dalam membela kaum kaum lemah, aku bukan ingin menjadi pahlawan hanya ingin menjadi satu diantara kumbang yang ingin menatap buka mekar saat pagi hari oleh sinar emas, menjadikan satu satunya tameng pelindung untuk hati yang lemah di sisi lemahnya, aku mencoba terlihat baik baik saja dan coba menipu keadaan agar tidak larut dan terpuruk oleh problema seperti itu, aku katakan bahwa hal hal baik itu selalu datang nya belakangan dan punya perjuangan yang melelahkan. Kembali aku harus membaca beberapa buku yang harus membuat mentalitas ku kuat mulai dari buku "kekuatan pikiran" karya ( A.f.syaifuddin) hingga sebuah seni untuk bersikap bodoh amat karya (Mark Manson),. Kepalaku selalu dipenuhi oleh tanda tanya kenapa intuisi ini harus ada, perlakuan manis seperti madu tawong segar yang sangat sopan masuk dalam tenggorokan tembus ke hati, sedang beberapa hari ini aku mendengar kabar bahwa kau telah dipetik orang. Aku menganggap ini adalah sebuah kejahatan sosial, karena pada dasarnya kenapa kamu bertamu di rumahku dengan mengucapkan assalamualaikum dan membawa kabar gembira, harusnya pada waktu itu aku hanya menyuguhkan teh bukan perasaan.