Download App

Chapter 38: Perasaan Dari Sebuah ‘Robot Belajar’

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Xue Xi tertegun, kemudian di dalam kepalanya muncul berbagai pemikiran.

Xue Xi tertegun melihat wajah Xiang Huai yang sangat dekat dengannya, sebenarnya apa yang dia lakukan kepadaku? Jika aku tidak bisa menolak permintaan Xiang Huai, itu berarti kutukan itu benar-benar bekerja kepadaku, tapi apa tujuannya melakukan semua ini? Untuk uang? Atau karena dia laki-laki mesum? Tapi sudah 1 bulan sejak kami pacaran dan dia tidak pernah mengajukan permintaan apapun, dia hanya pernah membuatku membayar daun teh dengan harga yang mahal dan selama ini aku hanya pernah memberikannya uang 300 yuan. Tapi jika dia tidak memiliki tujuan maka… apa dia hanya ingin pacaran denganku?

Saat Xue Xi tertegun, Xiang Huai perlahan menundukkan kepalanya lalu dia berkata dengan suara yang pelan dan mempesona, "Adik kecil, tutup matamu."

Aku tidak mau! Kata Xue Xi dalam hati.

Tapi saat dia memikirkan itu dadanya terasa semakin sakit.

Xue Xi menarik nafas dalam, sorot matanya yang sebelumnya terlihat tenang perlahan nampak sedikit amarah tapi pada akhirnya dia tetap memejamkan matanya.

Setelah tidak bisa melihat apapun Xue Xi menjadi semakin sensitif, dia dapat merasakan nafas Xiang Huai yang semakin lama semakin mendekat ke arahnya hingga akhirnya berhenti tepat di depan wajahnya.

Tubuh Xue Xi sangat tegang kemudian dia merasakan sebuah ciuman yang dingin di matanya.

Bibir Xiang Huai terasa tipis, sangat lembut dan dingin.

Xue Xi yang tegang mengepalkan kedua tangannya.

Kemudian saat Xue Xi merasa sudah tidak tahan lagi, Xiang Huai melepaskannya kemudian tersenyum dan berkata, "Sudah."

Kurang aja! Xue Xi memaki dalam hati.

Hal pertama yang dilakukan Xue Xi setelah membuka matanya adalah kaki kanannya melangkah mundur. Dia mengepalkan kedua tangannya dan bersiap untuk melakukan tendangan seperti yang diajarkan oleh Lu Chao kepadanya!

Xiang Huai berdiri di tempat tanpa berkedip sedikitpun.

Tapi saat kaki Xue Xi sudah berada hanya sekitar 5 cm dari tubuh Xiang Huai, gerakannya terhenti.

Dadanya kembali terasa sakit!

Kurang ajar!

Xue Xi dengan tidak rela menurunkan kakinya dan saat sakit di dadanya menghilang, dia langsung memukul Xiang Huai dengan cepat dan penuh tenaga, tapi kali ini Xiang Huai tiba-tiba mengulurkan tangannya.

Tinju Xue Xi berada di dalam telapak tangan Xiang Huai.

Xue Xi kali ini menggunakan seluruh tenaganya dan berpikir dia bisa membuat Xiang Huai babak belur, tapi dia tidak menyangka Xiang Huai berhasil menahan tinjunya dengan santai, bahkan raut wajahnya sama sekali tidak berubah. Kemudian dengan sedikit tenaga, Xiang Huai menarik Xue Xi dan Xue Xi kembali masuk ke dalam pelukannya.

Xiang Huai meletakkan tangannya yang besar di belakang kepala Xue Xi, kemudian dia mengusapnya seperti berusaha menenangkannya, lalu dengan tidak berdaya berkata, "Kalau kamu memukulku dadamu bisa sakit."

"..."

Xue Xi yang sebelumnya ingin memberontak perlahan menjadi tenang, saat dia ingin mengatakan sesuatu Xiang Huai mengingatkannya, "Kamu akan terlambat."

Xue Xi yang sangat suka belajar itu langsung melihat jam, waktunya hanya tersisa 2 menit lagi!

Dia mengambil tas sekolahnya kemudian berlari ke arah sekolah.

Xue Xi berlari dengan sangat cepat, saat bel pelajaran pertama berbunyi dia telah tiba di depan pintu kelas bersama dengan guru bahasa.

Xue Xi menyapanya dan saat mau masuk guru bahasa itu berkata, "Xue Xi, nilaimu di pelajaran yang lain begitu bagus hanya pelajaran bahasamu yang mendapatkan 102, itu karena kamu banyak mendapatkan pengurangan nilai saat membuat esai, saat menuliskan esai apa kamu tidak bisa menggunakan perasaanmu?"

Xue Xi membelalakkan matanya, dia sangat kebingungan karena dia merasa esai miliknya sudah sangat puitis!

Guru bahasa yang melihat Xue Xi kebingungan akhirnya memberikan contoh dari perkataannya, "Contohnya, tema esai kita di ujian terakhir kali adalah buku lama. Makna dari esaimu bagus, cara penulisan esaimu sangat bagus sayangnya tidak ada perasaan di dalamnya. Kamu bisa membayangkan setelah kamu tumbuh dewasa kamu melihat sebuah buku lama kemudian kamu menyadari adanya pengetahuan baru yang kamu miliki, maka kamu bisa merasakan sebuah perasaan yang rumit seperti rasa bahagia yang bercampur dengan perasaan sedih?"

Xue Xi perlahan menggelengkan kepalanya.

Guru bahasa itu merasa tidak berdaya dan akhirnya meneruskan perkataannya, "Kalau begitu saat kamu mendapatkan peringkat pertama di perlombaan matematika kemarin apa kamu merasakan suatu kebahagiaan?"

Guru bahasa ingin menunggu reaksi antusias Xue Xi, tapi mata Xue Xi yang besar itu terlihat sangat tenang, tidak bereaksi seolah dia sedang mengatakan 'Bukankah sudah hal yang normal aku mendapatkan peringkat pertama? Apa aku harus bahagia?'

"..."

Guru bahasa itu menghela nafas. Sebagai guru tentu dia suka dengan siswa yang cantik, penurut dan pintar, jadi dia kembali memberikan petunjuk kepada Xue Xi dengan bertanya, "Apa kamu memiliki saat-saat yang membuatmu merasa bahagia?"

"..."

"Ehm, saat kamu merasa sedih dan terluka?"

"..."

Guru bahasa itu mulai merasa semakin tidak berdaya, "Pasti ada saat kamu merasa marah kan?"

"..."

Saat Xue Xi masih tertegun melihatnya, akhirnya guru bahasa itu menyerah dan berkata, "Nanti ibu akan memberimu sebuah daftar buku, saat kamu ada waktu luang maka baca itu untuk meningkatkan nilai esaimu."

Xue Xi menganggukkan kepalanya.

Setelah Xue Xi duduk di tempat duduknya, dia memikirkan beberapa emosi yang ditanyakan oleh guru bahasa itu kepadanya dan tiba-tiba dia teringat, sebenarnya saat Xiang Huai menciumnya dia merasa marah.

Itu adalah perasaan terkuat yang pernah dia rasakan sejak dia masih kecil.

Setelah memasuki bulan September, kedua kelas persiapan olimpiade menjadi semakin intensif. Mereka tidak hanya menggunakan waktu 2 jam belajar mandiri sebelum pulang tapi juga menggunakan waktu jam pelajaran.

Karena bagaimanapun juga bulan September adalah waktu olimpiade matematika dan olimpiade sains tingkat nasional akan digelar.

Xue Xi memfokuskan semua pikirannya di dalam masalah olimpiade, jadi dia terus belajar sepanjang hari.

Semenjak masalah ciuman di dalam minimarket, mereka bergandeng tangan seperti biasa untuk menghilangkan rasa sakit Xue Xi. Xue Xi dan Xiang Huai bahkan seperti melupakan kejadian hari itu dan bersikap seperti biasa lagi.

Waktu berlalu dengan cepat hingga 1 minggu tidak terasa telah berlalu.

Setelah mereka pulang seperti biasanya, Xue Xi turun dari mobil dengan santai dan sebelum masuk ke dalam dia mendengar suara Xue Yao yang senang, "Ma! Aku sangat merindukan mama!"

Xue Xi sedikit tertegun.

Dia masuk ke dalam ruang tamu dan melihat seorang wanita elegan yang berdiri di depan Xue Yao. Dia terlihat sangat hebat, wajahnya tersenyum sambil memeluk Xue Yao setelah itu dia berkata kepada nyonya besar Xue sambil tersenyum, "Ma, lihatlah Yaoyao, dia masih sama saja seperti dia saat masih kecil."

Nyonya besar Xue menganggukkan kepalanya, "Benar, dia adalah putri kecil rumah ini!"

Liu Yiqiu akhirnya melihat ke arah Xue Xi tapi dia bersikap seperti tidak melihatnya. Dia dengan sengaja berkata, "Haduh, mama masih ingat saat Yaoyao baru saja lahir hanya sebesar ini, sekarang sudah sebesar ini dan bahkan sudah lebih tinggi dari mama! Mama benar-benar melihatmu tumbuh sedikit demi sedikit!"

Xue Xi sama sekali tidak memperdulikan sikap Liu Yiqiu jadi dia berniat untuk melewati ruang tamu lalu langsung naik ke atas dan mengerjakan latihan soal.

Saat ini nyonya besar Xue berkata dengan sinis, "Iya tidak seperti seseorang yang tidak tumbuh bersama keluarganya jadi terasa asing."

Liu Yiqiu baru bersikap seperti melihat Xue Xi lalu dengan cepat berkata, "Ini Xixi kan?"

Dia langsung mengambil sebuah kotak hadiah dari atas sofa lalu tersenyum ke arah Xue Xi dan berkata, "Aku adalah bibi keduamu! Saat kamu pulang bibi dan pamanmu ada di luar negeri jadi ini pertama kalinya kita bertemu, kamu terlihat sangat cantik! Xixi, kemari, ini adalah hadiah dari bibi kedua untukmu!"

Di kotak itu terdapat logo LV dan isinya terlihat sebuah tas yang tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

Xue Xi sedikit tertegun.

Dia tidak terlihat akan menerimanya. Saat dia ingin mengatakan sesuatu, Liu Yiqiu malah tersenyum dan berkata lagi, "Xixi, kita adalah 1 keluarga jadi kita harusnya saling membantu, kan? Bibi kedua boleh minta tolong kepadamu?"

Xue Xi, "..."

Liu Yiqiu terus tersenyum dan berkata, "Kamu boleh saja ikut olimpiade matematika tapi apa kamu tidak bisa mundur dari olimpiade sains dan berikan kesempatan untuk adikmu?"

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan. 

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya. 

Terimakasih atas pengertian Anda.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C38
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login