Download App

Chapter 2: In Restourant

"Kik!!!" suara motor beat merah milik Lala, yang terhenti di parkiran yang berada di samping restoran.

Lala pun bergegas meninggalkan parkiran, dengan tergesa-gesa menuju pintu utama restoran dan mendorongnya.

Lala sudah berada di dalam restoran, baru saja ia ingin melangkahkan kakinya tiba-tiba.

"Lala...dari mana kamu jam segini baru datang?," ucap pak Heri menatapnya dengan penuh amarah.

"Ma...af pak , saya telat  soalnya di jalan macet banget!," ucap Lala terbata-bata sambil menunduk.

"Oke kali ini saya kasih dispensasi, tapi lain kali tidak ada lagi kesempatan untuk kamu," ucap pak Heri dengan nada tegas pada Lala.

"Baik pak, terima kasih yahsudah saya permisi ke belakang," ucap Lala, sambil melangkah ke belakang pak Heri pun kembali ke ruangannya.

Lala pun sudah siap dengan seragam waitersnya, menuju ke setiap meja pelanggan yang ada di restoran itu.

"Maaf mbak, mau pesen apa?," tanya Lala dengan ramah.

"Hmmm...saya pesan, ayam saos tiram sama lemon tea," ucap Mbak salah satu pelanggan restoran indah.

"Hanya itu, baik saya permisi ke belakang dulu," ucap Lala berlalu pergi.

5 menit pun berlalu, Lala datang dengan membawa pesanan pelanggan tadi.

"Ini mbak, selamat menikmati makanan yang kami sajikan," ucap Lala, sembari tersenyum ramah pelanggan itu pun hanya menganggukkan kepala dan tersenyum.

Dari kejauhan ada beberapa mata yang, memperhatikan garak gerik lala dari meja no 10 yang berada di ujung ruangan.

"Van loe liat deh cewek itu cantik, manis, ramah pula," ucap salah satu Pria, sambil menujuk ke arah Lala yang sedang melayani para tamu yang ada di restoran indah.

"Dari tadi cuy, gue merhatiin dia," sambung Revan.

"Wis...gila jadi loe dari tadi ngeliatin dia," ucap Ari histeris, sementara Revan mengalihkan pandangannya dari Lala.

"Biasa aja sih bro...namanya juga anak muda, bolehlah suka sama siapa aja," ucap Ari sambil menepuk bahu Revan.

"Apaan sih loe, siapa juga yang suka sama waiters kayak dia gitu," ucap Revan ketus pada Ari.

"Yahudah, nyantai aja bro...ga suka juga ga masalah," ucap Ari pada sohibnya itu.

Ari pun, menjentikkan tangannya ke atas kode memanggil pelayan.

"Waiters...," ucap Ari dari meja nomor 10.

Lala pun menoleh ke sumber suara, yang memanggilnya dan ia melangkahkan kakinya menuju meja nomor 10 yang berada di ujung ruangan.

"Maaf, ingin pesan apa mas?," tanya Lala kemudian, sambil menyodorkan buku menu pada Revan.

"E...gue pesen nasi goreng stick sa...ma... shake mangga," jawab Revan terbata-bata.

"Oke mas," ucap Lala sembari mencatat pesanan Revan.

"Klo mas apa?," sambung Lala pada Ari, yang sedari tadi tersenyum-senyum sendiri.

"Gue samain aja ma Revan," ucap Ari singkat.

"Yahsudah, saya permisi dulu ke belakang," pamit Lala pada mereka berdua, sembari meninggalkan meja nomor 10.

"Ri apa-apaan sih loe, cengengesan kayak gitu ga lucu tau!," ucap Revan ketus.

"Abis ditanya mau pesen apa, gugup gitu kan lucu aja bro...," ucap Ari sambil memainkan alisnya.

"Yah...kan gue...," ucap Revan terhenti.

"Gue apa? Gue suka ama dia ato malu ama dia," ledek Ari sembari memainkan matanya.

"E...udahlah, ga usah bahas pelayan itu lagi," ucap Revan geram.

Mereka berdua pun menikmati makanan, yang telah dipesan dengan lahap dan melepas rasa haus dengan dengan shake mangga.

Setelah itu keduanya, keluar dari restoran dan masuk ke dalam mobil mercy cream milik Revan, mobil pun melesat ke permukaan jalan dan melaju dengan maksimal menelusuri kota jakarta.

Sementara Lala masih melayani para tamu, yang ada di restoran indah tak terasa hari mulai menjelang sore yang senja.

Ia pun sudah berada di parkiran, untuk mengegas motor beat merah miliknya melesat meninggalkan area restoran, menuju kosannya yang cukup jauh perjalanannya.

Bulan dan bintang menerangi malam, yang indah serta angin yang berhembus perlahan.Lala sedang termenung di kamarnya.

"Duh...gue laper nih, hmmm gue kluar aja beli sate ayam," ucap Lala sembari beranjak dari tempat tidurnya, dan bergegas keluar kosan.

Ia pun mulai menjalankan motornya, motor pun melaju melewati kosan yang ada di sekitar lingkungan menuju jalan raya.

Setengah jam pun berlalu, Lala sudah sampai di warung sate yang ada di pinggir jalan.

Kemudian ia pun, memasuki tenda warung kecil itu dan menghampiri penjual sate.

"Mas pesen sate ayam 10 tusuk, sama nasi plus teh hangat," pinta Lala pada penjual sate.

Di meja paling tengah ada sosok cowok, yang sedang menikmati sate ayam di warung itu.

Lala pun beranjak, menuju meja paling tengah yang ada di warung itu.

"Hmmm...gue boleh duduk di sini ga?," tanya Lala perlahan.

"Boleh aja, duduk aja lagi," jawab Revan singkat, tanpa menoleh ke arah Lala sedikit pun.

"Thank yah," ucap Lala kemudian, sembari duduk berhadapan dengan Revan.

Pesanan Lala pun datang, ia juga menikmati sate ayam di malam yang indah.

Setelah Revan selesai makan, dia hendak mengmbil tisu sambil menenggahkan kepalanya ke depan, sontak revan mlihat sosok cewek yang berada di hadapannya.

"Halooo...sorry loe kenapa?," tanya Lala heran, dengan ekspresi wajah Revan seperti itu.

"E...nggak kok, gue ga kenapa-napa," ucap Revan gugup, sambil mengalihkan pandangannya dari Lala.

"Hmmm...syukur deh, klo ga kenapa-napa," sambung Lala kembali.

"Oh iya, btw gue boleh tau nama loe ga?," tanya Revan ragu sambil membuka pembicaraan dengan Lala.

"Nama gue lala safirah, panggil aja Lala," jawabnya singkat.

  "And nama loe sendiri?," ucapnya lagi.

"E...nama gue Revan Aditya, gue biasa dipanggil Revan," ucap Revan sembari tersenyum.

"Van, gue cabut duluan yah...soalnya udah malem nih," pamit Lala pada Revan, sambil melangkahkan kaki keluar dari warung kecil itu.

"La tunggu...," teriak Revan sambil mengejar Lala ke parkiran.

Lala seketika menoleh, ke sumber suara yang memanggilnya tadi.

"La loe pulang bareng gue aja," ucap Revan, yang masih mengatur nafas karena berlari.

"Thank...tapi gue bawa motor kok, lain kali aja yah," tolak Lala secara halus ajakan Revan.

Dan Revan hanya, menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.

"Oke deh klo gitu, tapi loe hati-hati di jalan," ucap Revan kemudian.

Lala pun mengegas motornya, dan meluncur ke permukaan jalan meninggalkan warung kecil itu dan Revan.

Motor pun melaju, dengan kecepatan maksimal menuju kosan Lala yang cukup jauh.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login