Download App

Chapter 96: Mengunjungi Sekolah

Setelah menyelesaikan sarapan dengan sarada, dan membawa bekal bento untuk keduannya, sarada pergi ke kantor melanjutkan pekerjaannya dan nanti sore dengan bantuan Adi

Dia dengan senang hati akan mulai pindah bersama Adi di rumah barunya, Adi tak meminta sarada untuk berhenti karena dia tahu itu pekerjaan sarada

Dan dia hanya menghormatinya, tetapi dia memberikan kartu yang berisi banyak uang bagi sarada untuk bebas menggunakannya, dengan jumlah besar dalam kartu

Sarada yang mengeceknya menjadi tercengang kemudian memberikan ciuman Perancis yang panjang kepada Adi sebagai hadiah

Dia tahu maksud Adi jadi dia hanya dengan senang menerimanya, setelah dengan bahagia merasakan masakan Adi dan mendapatkan kejutan uang saku yang bisa bertahan seumur hidup

Sarada pergi ke kantor dengan wajah yang penuh berseri-seri, dan Adi yang di tinggal sendiri baru ingat ia punya jadwal untuk berkunjung ke sekolah barunya

Ya sebelum ia masuk, ia ingin mengunjunginya terlebih dahulu karena jelas Adi merasa pasti ada hal yang menarik, jadi ia berganti baju dan kemudian berjalan ke arah sekolah dengan santai

Karena jarak sekolah Kouh hanya 5 menit, jadi Adi memilih berjalan kaki santai, dan saat ini jelas pukul 9 pagi dan murid di sekolah Kouh seharunya sedang dalam pelajaran

Jadi ia bisa bebas berkunjung, tentu saja ia membutuhkan tour guide, jadi ia mulai merencanakan sesuatu sambil berjalan menuju ke arah sekolah Kouh

Berjalan dengan santai, menikmati matahari yang cerah Adi tahu, hari ini pasti akan jadi hari yang baik baginya, sehingga dia selalu tersenyum

Senyumnya yang manis seperti buah segar di Musim panas, tampak sangat mengenyangkan, jadi saat para wanita menatap senyum Adi mereka dengan sadar

Menundukan kepala dan malu karena senyum ya yang mempesona, meski begitu tak ada yang mencoba mendekat, karena Adi menambahkan aura dominannya yang membuat orang lain segan

Tiba di pintu gerbang sekolah, Adi menatap sekolah yang luas ini, sambil berjalan melewati gerbang ia mengeluarkan ponselnya dan memanggil nomer tertentu

" tuuut....tutttt....halo...siapa?" suara manis bercampur acuh terdengar dari seberang telepon

"Halo, apakah ini wakil ketua Osis SMA Kouh?" tanya Adi

" Ya, benar dengan siapa saya bicara?" tanya wanita di sebrang sana

" Oh perkenalkan nama saya Adi Setiawan, saya murid pindahan baru, yang kemarin melapor, emmm bolehkan saya tahu nama kamu?" tanya Adi sambil menahan tertawa

Membayangkan tokoh anime yang dulu ia impikan kini berada di ujung telepon, " Ohhh murid pindahan, baik nama saya Tsubaki Shinra" jawab Tsubaki dengan nada lebih lembut setelah tahu Adi adalah murid pindahan

" Nah Kalo begitu Tsubaki san, bisakah kamu membantu saya dengan tour di sekitar sekolah Kouh, saya sekarang sudah berada di depan pintu masuk sekolah" berkata Adi meminta Tsubaki untuk berkeliling

" Baik, kamu tunggu saya disana, saya akan tiba sebentar lagi" kemudian menutup telepon

Adi yang mendengar suara telepon tertutup tak bisa menggelengkan kepala, betapa dinginnya wanita ini, tapi lihat nanti kamu akan jadi salah satu wanita ku hehehe

Tertawa Adi senang, membayangkan harem pertamanya dari anggota devil, sambil menunggu Tsubaki, Adi mengeluarkan coklat dengan mereka silver**** yang biasa ia makan selama masih hidup di dunia awal

Dengan pertukaran sistem ia membeli banyak dari mereka, karena ia selalu suka rasanya yang membuat dirinya bernostalgia, memakan sambil memandang ke arah sekolah

Adi tampak jauh lebih santai, saat ini angin lembut bertiup dan dari sana, menerbangkan rambut serta kemeja Adi yang ia pakai, membuat aura ya yang mempesona menjadi max

Disisi lain saat Tsubaki berjalan ke arah gerbang, ia melihat seorang pria berusia sama dengan dirinya sedang memakan coklat dan memandang ke arah sekolah

Melihat wajahnya dari samping, entah kenapa ia tersipu dan memerah, sebagai iblis biasanya ia akan kebal terhadap charm namun entah kenapa saat ini seperti dirinya tak bisa mengendalikan perasaan malu itu

Apalagi saat angin berhembus dan menerbangkan rambut serta pakaian anak laki-laki itu, menambah pesona yang tak terkira yang ia lihat

Jadi menahan nafas untuk menenangkan dirinya, Tsubaki berjalan perlahan menuju ke arah Adi, Adi yang sedang makan sudah merasakan keberadaan Tsubaki sejak lama

Ia yang mendengar langkah kaki dari sampingnya, tersenyum kecil sambil kemudian berbalik dengan perlahan, untuk menatap Tsubaki

Saat keduannya saling menatap, empat mata bertemu, ada perasan tak terlukiskan yang mereka rasakan, entah kenapa Susana di sekitarnya menjadi jauh lebih halus

Seperti ada dorongan untuk datang dan lebih mendekat ke arah satu sama lain, namun kemudian suasana itu pecah saat Adi berkata dengan lembut, " ohhh apakah ini Tsubaki san, aku tak menyangka kamu sangat manis" kata Adi memuji Tsubaki

Tsubaki yang mendengar pujian dari Adi, tampak malu dan sesaat hilang kesadarannya, sampai kemudian ia sadar akan perilakunya, " ahhh...maaaf makasih kamu juga Tampan, Adi san" balas Tsubaki dengan reflek

Tetapi dalam sekejap ia menjadi sadar, bahwa ada yang salah dengan ucapannya, ya sejak kapan ia membalas memuji seorang anak laki-laki

Dengan wajah yang bertambah merah ia menjadi tak tahu harus berbicara apa, apalagi saat Adi menggodanya lagi " ehhh...Tsubaki san kenapa wajah mu memerah, apa kamu sakit?" tanya Adi dengan perhatian dan suara yang prihatin

Mengulurkan tangannya dan menyentuh kening Tsubaki dengan lembut, merasakan tangan Adi yang menyentuh keningnya Tsubaki kembaki normal kemudian berkata " Emmmm bisakah kamu menurunkan tangan mu, saya baik-baik saja" berkata sambil menatap Adi dengan wajah kembali dingin

namun di balik dinginnya sikapnya, jantungnya berdetak dengan cepat seolah menggambarkan betapa gugupnya dirinya

" Baik, saya kira kamu sakit" jawab Adi kembali

" Nah kalo begitu kamu bisa mengikuti saya berkeliling sekolah, tapi mohon jangan menganggu pelajaran " mengajak Adi berjalan ke dalam sekolah sambil berkata mengingatkan Adi

" Ok, tenang saja" jawab Adi

Jadi di bawah pimpinan Tsubaki, Adi mulia memasuki sekolah SMA Kouh, dengan awalan beberapa fasilitas outdoor yang ada di sini, karena itu lebih dekat dengan pintu gerbang

Memperkenalkan satu persatu lapangan yang ada, Adi harus mengangguk ya fasilitas disini sangat lengkap, dan dapat terlihat bahwa standar yang dipakai jelas adalah yang terbaik

Ya wajar saja bukan, karena sekolah ini jelas dimiliki oleh dua bangsawan devil yang kaya, kata Adi dalam hatinya

Sepanjang jalan, Tsubaki tak banyak bicara terkecuali mengenalkan fasilitas yang ada, Adi yang tahu bahwa ia bersikap dengan dingin hanya tertawa karena ia tahu

Pada dasarnya Tsubaki sangatlah nerves, hal itu terlihat dari tangannya yang berkeringat.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C96
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login