Download App
4.54% OH, MANTAN

Chapter 3: OHM 3

Di perjalanan menuju kediaman Ralisya.

Tak ada satupun yang bicara. Baik Raydan maupun Ralisya keduanya tampak diam.

Raydan fokus mengemudi, sementara Ralisya melihat ke arah jalanan samping dari kaca mobil.

"Lho ... Kenapa kita lewat sini?" tanya Ralisya saat menyadari Raydan melajukan mobilnya lurus bukannya belok ke kiri.

Sambil masih mengemudi, Raydan melihat Ralisya sekilas.

"Bukankah ini memang jalan ke rumahmu?" ucap Raydan bingung. Setahu dia, jalan menuju rumah Ralisya memang benar lurus. Dia masih ingat alamat rumah Ralisya meski sudah bertahun-tahun tak pernah datang ke sana.

"Tidak. Aku tinggal di apartemen. Tidak di rumah lagi," ucap Ralisya.

"Kenapa begitu?" tanya Raydan semakin dibuat bingung.

"Tidak apa-apa. Di sana dekat dengan Rumah Sakit, jadi aku takan terlambat," ucap Ralisya tersenyum.

Raydan mengangguk dan memutar balik mobilnya. Tak lama diperjalanan, karena malam itu jalanan lengang. Orang-orang sudah pasti tak turun ke jalanan dan memilih berkumpul bersama keluarga mereka merayakan malam pergantian tahun.

Sesampainya di sebuah apartemen, Ralisya membuka seatbelt-nya. Dia mengambil heels-nya dan melihat Raydan.

"Makasih, ya," ucap Ralisya.

Raydan mengangguk dan Ralisya keluar dari mobil.

Ralisya tak melambaikan tangannya melainkan dia langsung masuk ke apartemen itu.

Raydan pun langsung melajukan mobilnya menuju apartemennya.

Ralisya pergi menuju unit apartemennya, dan menyalakan seluruh lampu ruangan. Dia memasuki kamarnya dan menuju kamar mandi. Dibuka pakaiannya satu persatu dan membersihkan tubuhnya.

Mandi di jam dini hari tak masalah, justru baik bagi kesehatan. Karena waktu sudah menunjukan hampir pukul dua pagi, Ralisya pun memilih mandi.

Selesai mandi, Ralisya memakai piyamanya, dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponselnya, kemudian mengirimkan sebuah pesan pada kekasihnya.

Aku sudah sampai di apartemen.

Ralisya melihat pesannya belum terkirim. Dia yakin kekasihnya itu tengah sibuk saat ini, karena itu mematikan ponselnya. Seorang Dokter memang harus siap merawat pasiennya jika terjadi hal darurat seperti saat di Resto-Bar tadi. Di mana Demian, seorang Kepala Dokter di salah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta Selatan, yang memiliki usia 4 tahun di atas Ralisya itu mendapatkan sebuah panggilan darurat dari Rumah Sakit dan mengabarkan ada pasien kecelakaan yang terluka parah. Karena itu, mau tak mau Demian harus cepat sampai di Rumah Sakit.

Ralisya pun tak pernah mengeluh jika saat bersama, kemudian Demian harus pergi meninggalkannya. Karena bagaimana pun, seorang Dokter memang sudah seharusnya ada di saat pasiennya membutuhkan penanganan. Begitupun Ralisya, yang pernah beberapa kali meninggalkan Demian karena situasi darurat di Rumah Sakit. Keduanya pun saling mengerti karena berada dalam situasi yang sama, status yang sama, sehingga keduanya sama-sama paham betul keadaan masing-masing. Itu sebabnya, selama 2 tahun ini hubungan keduanya terjalin baik.

Ralisya menyimpan kembali ponselnya dan mulai terlelap.

Di sisi lain.

Raydan sampai di apartemennya. Dia membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian santai. Dia duduk di sofa, dia teringat pada Ralisya. Dia benar-benar tak menyangka melihat perubahan Ralisya yang begitu nyata terlihat jauh berbeda dengan saat Sekolah dulu.

'Dia semakin menarik,' gumam Raydan sambil menyunggingkan senyumnya.

Raydan beranjak dari sofa dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia mengambil ponselnya dan tak menemukan satu panggilan maupun satu pesan dari Clarie, kekasihnya.

Ya, hubungan keduanya masih terjalin hingga saat ini. Hanya saja, sudah 1 tahun terkahir ini keduanya tak saling bertemu semenjak Raydan kembali menetap di Indonesia. Clarie adalah satu-satunya wanita yang bertahan bersama Raydan hingga 6 tahun lamanya.

Di Negaranya, Clarie adalah seorang Model. Dan sudah beberapa tahun ini dia bergelut di dunia modeling. Raydan mendukung pekerjaan Clarie, Raydan pun tak membatasi pergaulan Clarie. Clarie bebas bergaul dengan siapa saja, baik wanita maupun pria. Selama ini keduanya tampak terbuka menjalani kisah asmara mereka.

Selama 6 tahun terakhir ini pun Clarie adalah sosok kekasih yang pengertian. Clarie pun mendukung pekerjaan Raydan.

Raydan teringat karena malam ini malam pergantian tahun, sudah pasti Clarie pun tengah merayakannya. Meski di Jerman masih tersisa waktu beberapa jam sebelum pergantian tahun. Karena memang perbedaan waktu 5 jam antara Indonesia dan Jerman, di mana waktu di Indonesia lebih cepat dibandingkan dengan di Jerman.

Karena merasa lelah, Raydan pun memejamkan matanya. Dia tertidur.

Keesokan harinya.

Sinar surya tampak menjulang tinggi menyinari Kota Jakarta siang itu.

Waktu menunjukan hampir jam makan siang, tetapi Raydan baru saja membuka matanya. Dia baru tidur dini hari tadi, karena itu dia bangun lebih siang. Beruntunglah hari itu masih hari libur Nasional tahun baru.

Raydan duduk sejenak. Dia melihat ponselnya dan ada panggilan video tak terjawab dari Clarie.

Raydan menghubungi Clarie melalui videocall dan tak lama Clarie menjawab panggilannya.

Raydan masih mengumpulkan nyawanya sambil menatap layar ponselnya yang terdapat wajah Clarie di sana.

'Where are you, Babe?' tanya Raydan dengan suara sedikit serak khas bangun tidur.

'I just arrived at the apartment. I'm sorry, because just contacted you,' ucap Clarie.

'It's okay. No problem, Babe,' ucap Raydan tersenyum.

'By the way, happy new year, Babe. I miss you. when are you going to Germany to see me?' ucap Clarie sambil mengerucutkan bibirnya.

Dia benar-benar merindukan Raydan. Biasanya, ketika Raydan masih tinggal di Jerman, mereka selalu bertemu. Banyak sekali kesenangan yang mereka lalui bersama.

'Happy new year too, Babe. I miss you too. I'll be there as soon as possible if my work is not busy,' ucap Raydan.

Jujur saja, Raydan juga merindukan Clarie. Sudah satu terakhir ini dia tak melewatkan waktu bersama secara langsung dengan Clarie.

Clarie tampak mengangguk.

Dia mengatakan akan istirahat dan tidur. Raydan mengiyakan.

'I love you, Babe,' ucap Clarie.

'I love you too,' balas Raydan dan panggilan videocall itu berakhir.

Raydan meletakan ponselnya di laci nakas. Dia beranjak dari duduknya dan pergi menuju kamar mandi. Dia membersihkan tubuhnya.

Karena ini hari libur Nasional, dia memiliki waktu beberapa hari ke depan. Dia akan menemui ketiga keponakannya. Sudah lama sekali tak bertemu dengan keponakannya itu. Rindu sekali rasanya.

Selesai mandi dan bersiap, Raydan pergi menuju sebuah Mall. Dia membeli banyak mainan untuk ketiga keponakannya itu dan membeli banyak makanan. Dia ingin makan siang bersama ketiga keponakannya. Dia juga membawakan makanan kesukaan keponakan-keponakannya itu. Yaitu pizza.

Selesai belanja, Raydan melajukan mobilnya ke rumah Rayna dan Kevano. Kini, Rayna dan Kevano tak lagi tinggal di apartemen, melainkan kini mereka sudah memiliki sebuah rumah.

Sesampainya di kediaman Rayna.

Raydan melihat ketiga keponakannya sedang bermain di taman depan rumah. Mereka langsung menghampiri Raydan dan menodong buah tangan pada Raydan. Raydan terkekeh dan menunjukan semua mainan yang dia beli untuk Al, Dev, dan Gev. Mereka bertiga bergegas mengambilnya.

"Al, Dev, Gev! Yuk, makan siang dulu. Aunty sudah siapkan makan siang, lho!" teriak Ralisya.

Raydan terdiam melihat Ralisya juga ada di sana. Begitupun Ralisya yang tampak diam sesaat melihat kedatangan Raydan.

"Yuk, anak-anak. Makan siang dulu, Om sudah lapar juga!" tiba-tiba saja Demian keluar memanggil ketiga keponakan Raydan dan Ralisya.

Raydan mengerutkan dahinya, karena di sana juga ada kekasih Ralisya.

Sedekat itukah kekasih Ralisya dengan ketiga keponakannya? Pikir Raydan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login