Download App

Chapter 2: PROLOG

" mah apaansih, aku gamau. " Gadis itu terburu-buru meminum susu nya lantaran takut terlambat, meskipun atasan nya baik tapi itu tak menjamin dia lolos dari amukan.

" Terus kamu mau nikah umur berapa Lea? Jangan sampai kamu jadi perawan tua! " Menurut orangtua umur 25 tahun itu waktu yang pas untuk menikah, jadi wajar sang bunda sudah pusing lantaran anak satu-satunya itu tidak pernah memperkenalkan laki-laki.

" iih mamah kok ngomong nya gitu sih, lagian umur aku masih muda dan masih mau berkarir mah. "

" selalu aja alasan nya itu, pokoknya mamah gamau tau kamu harus nerima perjodohan itu. " ceramah sang mamah mengalun indah masuk kuping kanan keluar kuping kanan, selalu seperti itu jika sudah membicarakan perihal jodoh.

" mah…" belum selesai Lea berbicara mamah sudah memotong terlebih dahulu dengan kata-kata yang membuatnya sanagat merasa bersalah.

" mamah ga pernah minta apa-apa dari kamu selama ini, dan juga ga mengekang walaupun kamu putri mamah satu-satunya. Jadi kali ini tolong turutin kemauan mamah sama papah ya? Semua ini bukan hanya sebatas perjodohan yang kakek kamu wasiatkan tapi mamah mau kamu ga salah pilih laki-laki. " ucap Rita dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Bukan sakit hati hanya saja dia sedih anaknya ini terlalu menutup diri.

" mamah jangan nangis, maafin Lea yaa? Iyaa Lea akan nerima perjodohan itu. " Sontak saja Rita tersenyum lebar tak lupa memeluk erat tubuh Lea sembari menggumamkan kata terimakasih.

Rumah kediaman keluarga besar itu tengah mendiskusikan hal yang membuat suasana menjadi tegang. Sedari tadi kepala keluarga terus beradu argument dengan anak kedua nya yang selalu keras kepala dan tidak mau diatur sama sekali padahal hidupnya sudah jauh dengan keluarga dan lebih memilih hidup jauh di Negara orang tapi tidak membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi bahkan setelah berpisah dengan istrinya 4 tahun yang lalu, mungkin sekarang lebih dingin tak tersentuh.

" Aku bisa mengatur hidupku sendiri pah, aku juga tahu kalo umur Alka sudah matang untuk berumah tangga lagi, tapi ini memang belum saatnya aja. " ucap sang anak laki-laki itu tanpa mau menatap mata sang papah dia hanya memainkan cangkir kopi.

" Kamu ini hanya takut untuk memulai kembali, bayang-bayang mantan istri kamu masih terus menghantui pikiran dan hati kamu. Coba kamu lepas perasaan kamu itu, mulailah untuk hidup yang baru. "

" papah ngga ngerasain itu, aku gabisa dan ga akan pernah siap. "

" oke kita liat aja nanti apa kamu masih mau menolak atau malah kamu yang ingin mempercepat proses pernikahan ini. " Tama, tersenyum misterius, anaknya hanya mengernyit bingung dan pamit pergi ke apartemen yang sudah dibeli nya sebelum resmi pulang ke kampong halaman nya.

#Hallo ini cerita pertama aku disini, sebelumnya aku punya juga tapi dilain aplikasi hehe.

Aku harap suka ya, tolong kasih aku

dukungan yang positif.


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login