Download App
Dragon Reincarnation Dragon Reincarnation original

Dragon Reincarnation

Author: Felus29

© WebNovel

Chapter 1: Ch 1 : Aku adalah bayi naga

Sejak saat itu semuanya menjadi gelap. Bukan karena aku menutup mataku, bukan karena aku buta. Karena ini sungguh kegelapan yang nyata.

Aku tak bisa melihat apa pun aku tak bisa mendengar apa pun aku tak bisa merasakan apa pun. Bahkan aku juga tidak tau apakah tubuhku masih utuh? karena aku sudah tidak bisa merasakannya lagi, mungkin saja aku sudah tak lagi memiliki tubuh.

Yang kutau, sekarang hanya ada keberadaan 'aku' yang tetap ada dalam kegelapan ini. Aku hanya berwujud pikiran yang melayang-layang. Kurasa andai aku berhenti berpikir sebentar saja, mungkin keberadaan 'aku' ini akan menghilang. Aku tak ingin menghilang dan melupakan semua kenangan yang telah kubuat. Kuharap aku dapat keluar dari kegelapan.

Aku berpikir dan terus berpikir dengan berbagai pertanyaan yang tak terjawab. Satu hal yang terpikirkan olehku, cara untuk tetap berpikir tanpa henti. Sebuah ide muncul, aku akan berhitung dari 1 sampai kegelapan ini lenyap sambil mengucapkan namaku.

1 aku

2 aku

Tunggu 'aku' itu bukan nama! lalu namaku adalah… ya namaku?

Siapa namaku?

Siapa namaku?!

kenapa aku bisa lupa? namaku sendiri?

Aku tak ingin menghilang, Cukup tubuhku saja yang mati aku tak ingin keberadaanku sendiri ikut mati dan lenyap.

Bagaimana aku dapat mempertahankan keberadaanku sendiri saat aku sendiri sudah melupakan namaku?

Tapi, nama sebenanrnya tak sepenuhnya merupakan identitas diri, apa yang membuat keberadaanku adalah pengalaman dan ingatan masa laluku. Untungnya aku masih ingat wajah-wajah itu. Yang ada di dalam cermin itu aku, yang ada di dapur itu ibuku, yang ada di bengkel itu ayahku dan yang ada di kasur itu pacarku, walaupun tertutup kabut aku masih ingat itu mereka.

Perjalanan 25 tahun hidupku masih ada di ingatanku. Hanya namaku, yang menghilang di sana.

Aku harus tetap ada! kehilangan nama tak membuat diriku juga menghilang. Aku bisa membuat nama baru untuk diriku.

Zargan.

Aku akan menyebut diriku Zargan.

Mulai berhitung sampai kegelapan ini kutaklukan!

1 Zargan

2 Zargan

3 Zargan

.

.

.

100 Zargan

Sekilas aku teringat, diriku yang waktu itu masih SD. Dengan bodohnya tertipu saat bermain petak umpet. Aku disuruh berhitung sampai 100 dan begitu selesai ternyata teman-temanku sudah pulang ke rumah masing-masing. Akhirnya aku pulang kemalaman sambil menangis karena tak menemukan teman-temanku. Bodohnya aku.

.

.

.

120 Zargan

.

.

.

.

Tapi sekarang berbeda. Aku berhitung untuk mempertahankan keberadaanku. Untungnya aku tak lagi merasakan pusing, pikiranku terasa lebih jernih karena aku sudah terlepas dari keterbatasan fisik.

.

.

.

150 Zargan

.

.

.

Serius! sekarang mungkin wujudku adalah hantu.

.

.

.

300 Zargan

.

.

.

Perbedaanku dengan hantu adalah, hantu melayang-layang dan nyangkut di pohon sementara aku terkurung dalam kegelapan.

.

.

.

1000 Zargan

.

.

.

Tak peduli selama apa pun itu aku akan tetap bertahan, aku akan tetap yakin! bahwa suatu hari nanti aku akan keluar dari kegelapan ini.

.

.

.

2000 Zargan

.

.

Entah itu surga atau neraka, kan kuhadapi. Asalkan aku dapat keluar dan bertahan.

.

.

.

10.000 Zargan

.

.

.

Cukup lah nama lamaku yg kulupakan, aku tak ingin hilang ingatan lagi.

.

.

.

.

167.057 Zargan

.

.

.

Huh? Sungguh aku sudah lelah! Sudah berapa lama…

.

.

.

10.450.069 Zargan

.

.

.

Aku tak ingin menghilang.

.

.

.

.

1 miliar Zargan

.

.

.

Aku... Zargan

.

.

.

999.999.999.999 Zargan

.

.

.

Tiba-tiba… aku merasakan sesuatu. Perasaan yang sangat familiar. Sesuatu yang sangat sepele tapi sangat kurindukan.

.

.

.

1 Triliun Zargan

.

.

.

Rasanya hangat… aku merasakan sesuatu, hangat…

Ini… jariku?

Aku dapat merasakan jari-jariku!!!

Sontak aku bersemangat akan perasaan yang baru ini.

Ku coba merasakannya lagi, dan menggerakkan lagi dan lagi hingga pada akhirnya aku juga dapat merasakan tanganku, dan kakiku.

Kuputuskan untuk berhenti berhitung dan merayakan kegembiraan ini.

Walaupun aku masih tidak dapat melihat atau pun mendengar aku sudah dapat merasakan, bahwa aku bukan lagi hantu. Aku akhirnya memiliki tubuh fisik untuk kugerakkan.

Aku bersorak dalam diam. Mengingat kembali sudah berapa lama waktu berlalu, aku berhitung dalam kegelapan ini.

Satu, dua, tiga…

Sekitar 32.000 tahun sudah berlalu sejak hitungan pertamaku. Lebih dari 30 abad aku terkurung disini.

Setelah bertahun-tahun dalam wujud hantu akhirnya aku dapat bergerak kembali. Tapi ada satu masalah, selain aku tidak dapat melihat dan mencium aku merasakan ada sesuatu yang menahanku.

Rasanya seperti ada suatu dinding yang mengurungku. Aku merasakan dorongan keinginan menghancurkan dinding dan keluar dari kurungan ini.

Setelah berusaha selama berjam-jam dengan mendorong dan menggaruk dinding, akhirnya aku berhasil merobohkannya. Dinding tersebut retak dan roboh.

hahh..

Perlahan kakiku melangkah keluar dinding, inilah langkah pertamaku setelah puluhan ribu tahun tak kurasakan.

Tap...

Lantai tersebut dingin, perasaan menginjak dan merasakan sesuatu dengan telapak kakiku mengejutkanku untuk sesaat.

Menarik nafas sejenak aku lanjutkan dengan langkah keduaku. Setelah ini aku akan keluar dari kurungan dan memasuki dunia baru. Tempat apa disana? surgakah? neraka? atau kehidupan yang baru? apapun itu akan kuhadapi asalkan aku dapat keluar dari kegelapan yang sunyi.

Aah... aku keluar.

Namun keseimbanganku runtuh dan aku pun jatuh, tersungkur kedepan. Meluruskan tanganku aku bertahan dalam posisi merangkak.

Begitulah pikirku, saat tiba-tiba aku merasakan bahwa aku kesulitan untuk berdiri kembali. Ada yang salah dengan kaki baruku, aku merasa lebih nyaman dengan posisi merangkak ini. Begitu pun dengan tanganku, rasanya sangat normal untuk menopang tubuh dalam posisi ini.

Ah?...

Tiba-tiba, aku melihat cahaya. Aku melihat? Aku dapat melihat! Aku bisa mengedipkan mataku. Sejenak aku teralihkan dari masalah tak dapat berdiri ini.

"Arhhh... "

Aku bersorak tanpa sadar mengeluarkan suaraku, yang dapat kudengar.

"Aaahhh.. "

Aku mendapatkan kembali suara dan pendengaranku!!!

"hahahahahahaha..."

Semuanya kembali! semua indraku kembali.

"Aaaahhhhh...."

Aku senang! sangat senang! Akhirnya penantianku tak sia-sia!!!

Aku berhasil!!!

"Aaaarrhh..."

Aku berteriak dan mengeluarkan suaraku sebanyak mungkin sambil mengedip-kedipkan mataku untuk menjernihkan penglihatanku. Aku sudah dapat melihat cahaya, sebentar lagi aku akan dapat melihat dengan jelas.

Keinginan terbesarku saat ini adalah melihat wujudku sendiri.

Seperti apa tubuhku? seperti apa wajahku? apakah aku menjadi pria yang tampan atau masih sama seperti diriku yang dulu?

Dan betapa terkejutnya aku saat keinginan itu terkabul tepat setelah aku memintanya. Penglihatanku semakin jelas dan tampak olehku sosok aneh mirip kadal bersayap tapi berdiri layaknya rubah atau kucing, badannya berlendir seperti baru saja keluar dari kubangan lendir dan matanya melotot padaku.

Kucoba untuk meraihnya dan ia pun juga melakukan hal yang sama.

Butuh waktu beberapa detik bagiku untuk menyadari bahwa itu adalah cermin dan sosok aneh itu adalah 'aku'.

**

Untuk sesaat aku Shock, aku kaget dengan kenyataan.

Dulu aku adalah manusia, berjalan dengan dua kaki berkreasi dengan dua tangan. Namun sekarang aku...

Kepala lonjong mirip TRex, gigi tajam yang mungil, empat kaki untuk berjalan, sayap mungil yang rapuh, ekor pendek yang gemuk, serta sisik hitam di punggung dan sisik perak di perut.

Aku Zargan sang naga. Sekarang bayi naga tepatnya.

Kurungan yang aku pecahkan tadi ternyata adalah telur naga. Aku baru saja menetas menjadi bayi naga.

Jika aku adalah manusia murni yang tidak terkurung di dalam kegelapan selama puluhan ribu tahun mungkin aku akan panik saat mengetahui aku berubah menjadi naga. Namun bagiku sekarang itu berbeda. Aku merasa bersyukur telah hidup kembali, walaupun terlahir kembali sebagai naga aku takkan pernah melupakan moral kemanusiaanku.

"Krrrr..."

Aku lapar, sontak pikiranku dialihkan kearah cangkang telurku. Kupikir ini adalah insting, aku harus memakan cangkang telur tempat aku berasal, untuk mengisi perut lapar ini.

Mari makan.

"Krasshh..."

Rasanya renyah seperti kerupuk, nyam~ nyam~ ini adalah makanan pertamaku setelah berabad-abad.

Beberapa menit kemudian, cangkang telur yang ukurannya lebih tinggi dariku habis tak bersisa. Kalau dipikir-pikir ukuran cangkang telur itu lebih besar dariku, jelas tak kan muat di perut kecilku. Lalu kemana semua makanan itu pergi?

Aku terduduk di lantai batu merenung.

Jadi sepertinya tempat ini berada di dalam gua dengan stalaktit yang bercahaya sebagai penerangnya. Batu besar mirip cermin di sana sepertinya adalah yang paling unik menurutku. Berkat batu itu tampaknya ruangan ini menjadi lebih terang.

Sekarang aku bertanya-tanya dimana indukku, naga dewasa yang menjadi ibu biologisku. Melihat betapa kokohnya dinding dan atap gua ini, tampaknya telur aku sudah sangat lama berada disini.

Tidak ada tanda-tanda kehidupan di ruangan ini, selain aku.

Tampaknya, aku yang masih berupa telur sudah lama di tinggalkan disini. Mungkin saja ekologi naga mirip dengan penyu, mereka meninggalkan dan mengubur telur mereka lalu mereka pergi.

Huhh..

Apa yang terjadi seandainya aku menghilang dalam kegelapan itu? apa mungkin aku akan tetap terlahir sebagai bayi naga? atau menjadi sesuatu yang lain.

Mungkin sebaiknya aku tak memimikirkan hal itu lagi. Aku tau! ini bukan waktunya untuk merenung! Sekarang apa yang harus kulakukan. Aku tidak melihat jalan keluar dari ruang gua ini.

Kalau di pikir-pikir dari mana asalnya cahaya yang terpancar di stalaktit di langit langit gua? tampaknya ia menembus langit langit gua, yang berarti ada sumber cahaya di balik stalaktit itu.

Mungkin jika aku memecahkannya aku bisa keluar dengan naik ke atas. Tapi bagaimana caranya?

Terlalu tinggi untuk ku gapai, sial!

Reflek aku memukul lantai batu, meninggalkan retakan di sana.

Apakah pukulanku sekuat itu?

Lalu akupun mencobanya kedinding.

Brak!

Dinding batu itu pun retak hanya karena pukulan seorang bayi naga. Aku terkejut dan mencobanya lagi.

Brak! brak!

Lagi dan lagi sampai akhirnya aku mendapatkan sebongkah batu yang hampir seukuran tubuhku tapi ternyata cukup ringan untuk ku angkat.

Tampaknya aku sudah menemukan jalan keluar. Dengan menumpuk batu sampai menjadi tangga aku akan menghancurkan langit-langit dan memanjat ke atas.

Akhirnya setelah beberapa jam berusaha aku berhasil naik. Sekarang aku berada di sebuah ruangan yang penuh cahaya. Ada bola-bola kelereng yang bercahaya, yang terletak didalam dinding batu kaca yang mengeliling ruangan ini.

Tiba-tiba perutku berbunyi dan aku merasakan dorongan untuk mendapatkan kelereng bercahaya tersebut. Dengan memecahkan dinding batu kaca aku mendapatkan salah satu kelereng bercahaya itu dan memakannya.

"Uwaaagghh..."

Manis! segar! rasanya seperti memakan buah. Aku merasa segar bertenaga setelah memakan kelereng bercahaya itu.

Tanpa basa basi, dengan perutku yang belum kenyang aku memecahkan dinding dan memakan semua kelereng bercahaya yang ada di ruangan itu. Tanpa sadar kutelan semua sumber cahaya yang ada dan membuat kegelapan yang kutakuti datang kembali lalu jatuh tertidur karena kekenyangan.

Saat itu aku belum sadar apa yang telah aku makan. Bahwa sebenarnya aku sudah memakan batu energi murni yang akan membuat tubuh manusia biasa meledak hanya dengan menyentuhnya.

***


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login