Download App

Chapter 3: Luka yang tak terlihat

Batiniah yang terluka tersembunyi di balik tawa hingga hidup terlihat bahagia. itu lah kehebatan Salma, hidupnya di ibaratkan daun kering yang tertiup angin dan terseret kemana mana seakan hampa dan tak berdaya.

Memikul begitu banyak beban dalam hidup dan mampu di menyembunyikannya dengan senyuman sehingga membuat siapa pun orang yang menilainya Salma hidup bahagia padahal hidup begitu banyak penderitaan baik fisik atau pun batin namun, dia lihai dalam menyembunyikan semuanya apa lagi pada suaminya.

"Maafkan aku yang selalu sibuk dalam perkejaan dan kurang memperhatikan mu," helasnya.

"Sayang aku baik-baik saja dokter bilang aku hanya kecapean,"

"Mulai dari sekarang aku janji bakalan jagain kamu dengan baik," janjinya sementara Salma membalas dengan senyuman dan menyentuh pipi Adit dengan lembut .

Salma pun di bolehkan pulang dari rumah sakit dengan syarat dia harus istirahat dan jangan kecapean. mereka pun pulang dan tiba di rumah Adit yang begitu gesit memperhatikan Salma hingga dia membuatkan makanan kesukaan Salma mencoba menebus kesalahannya yang selama ini terlalu sibuk dengan pekerjaan.

Sementara itu ibu mertuanya begitu sangat kesal karena baginya Salma hanya berpura-pura mencari simpati anaknya agar dia bisa berleha-leha tak bekerja di rumah padahal, dalam diri Salma dia harus melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya berjuang sendiri untuk bisa bertahan.

"Aku masakin makanan favorit kamu sayur sop iga ayam kamu makan yah,"

"Aaaaaaa biar kamu tumbuh sehat dan gemukkan," ujarnya tersenyum canda.

Salma pun melahap makanan buatan Adit namun, perut Salma tak menerima dan mencerna dengan baik tapi dia berusaha menelan dan memaksakan supaya makanan yang sudah masuk tak keluar kembali dan agar tak membuat Adit khawatir.

"Sudah cukup aku kenyang," pintanya.

"Baru juga sedikit sayang masa udah kenyang, baiklah sekarang kamu minum obatnya,"

"Kamu istirahat, ingat jangan melakukan aktivitas apa pun," ucapnya lalu mencium kening sang istri.

Adit pun pergi ke bawah dan membiarkan Salma beristirahat. sementara itu ketika Adit tengah turun dari tangga Apantika tiba-tiba sudah ada di bawah bersama ibunya Adit sontak Apantika pun bereaksi ketika melihat Adit akan turun dan mencoba menenangkannya atas apa yang menimpa istrinya karena Apantika tertarik kembali pada Adit namun, bukan karena cinta tapi karena harta.

"Baagaimana keadaan Salma sekarang? apa dia baik-baik saja?," tanyanya

"Alhamdulillah dia sudah membaik sekarang dia sedang istirahat," jawabnya

****

Apantika mencoba kembali dalam kehidupan Adit dan berencana memisahkannya dengan Salma dan dia memanfaatkan ibunya Adit yang tak suka terhadap menantunya Salma sehingga membuatnya sangat mudah mendapatkan celah untuk kembali pada pelukan Adit.

Badai baru akan segera hadir dalam kehidupan Salma, akan begitu bertambah berat beban dan penderitaan yang akan dia hadapi.

Kanker rahim yang harus dia lawan, kekejaman ibu mertuanya yang harus dia hadapi dan masa lalu suaminya yang harus dia cegah agar tak kembali. sungguh baginya kehidupannya sedang berada di ujung tanduk dan berusaha akan menghancurkan sedikit demi sedikit kebahagiaannya namun, semua tak meruntuhkan semangat dalam diri Salma bagaimana pun cobaan yang akan dia hadapi dia akan berusaha menyelamatkannya walau harus berkorban nyawa sekali pun.

Ketika Adit dan Apantika tengah mengobrol ibunya berusaha diam-diam pergi ke kamar Salma dan ketika ibu mertuanya membuka pintu terlihat di sana Salma tengah berbaring istirahat tanpa rasa kasihan pun dia membangunkan Salma dengan keras.

"Hehhh bangun kau! enak enaknya tidur pura-pura sakit agar dapat perhatian dari anak saya! dasar wanita dramatis," ucapnya penuh dengan amarah.

"Sebentar lagi kamu akan pergi dari kehidupan anak saya karena saya akan menyatukan kembali Adit dengan Apantika, dan kamu harus bisa membiarkan mereka bersatu ingat itu!,"

Mendengar perkataan ibu mertuanya sontak membuat Salma kaget dan terpukul, firasat buruk yang dia pikirkan tentang kedatangan Apantika itu benar bahwa masa lalu suaminya kembali untuk merebut Adit dari tangannya sendiri. badannya seketika lemas kembali keringat dingin bercucuran dia tak berdaya mendengar semua kenyataan pahit itu.

****

Sementara ibu mertuanya terus menerus menekannya dan memberikan dua pilihan antara bercerai atau membiarkan Apantika menjadi istri ke dua Adit.

mau tidak mau Salma harus memilih salah satu pilihan dari ibu mertuanya itu dan Salma memilih membiarkan Apantika menjadi istri ke dua Adit alasannya karena dia tak ingin meninggalkan cinta sejatinya yang telah bertahun-tahun bersama.

Sulit, itu pasti tapi Salma berusaha menerima semuanya apa pun akan dia lakukan demi kebahagiaan ibu mertuanya sendiri.

"Kamu harus memilih antara dua pilihan, bercerai atau membiarkan Apantika menjadi istri ke dari suamimu," pintanya dengan tatapan tajam.

"Baiklah Bu jika itu sebagian dari kebahagiaan Ibu aku akan membiarkan Apantika menjadi istri ke dua mas Adit," jawabnya menangis tersedu-sedu.

Sudah jatuh tertimpa tangga pula, sebentar lagi Salma harus bisa mengikhlaskan berbagai suami dengan Apantika di tengah penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

Berat hati tapi apa daya dia hanya bisa pasrah demi kebahagiaan ibu mertuanya dia rela mengorbankan kebahagiaan yang selama ini ia miliki, kebahagiaannya adalah suaminya sendiri dan dia harus merelakan kebahagiaannya itu bertepi di hati orang lain.

Salma hanya bisa mencurahkan semuanya dalam do'a karena baginya serumit apapun masalah dalam hidup pasti ada jalan keluarnya sehingga dia mencurahkan keinginannya dalam do'a.

****

"Ya Rabb berilah hamba mu ini kesabaran, ketegaran menghadapi cobaan yang engkau berikan. penyakit yang menggerogoti tubuh ku semoga saja engkau menyembuhkannya tetapi jika tidak hamba mohon berilah hamba waktu untuk berbakti terhadap suami dan orang-orang yang aku sayangi,"

Salma yang sedang menangis tersedu-sedu sementara Adit tengah tertawa dengan Apantika Karena Apantika berhasil membuat Adit dekat kembali dengannya sehingga dengan begitu mudah dia bisa mendapatkan Fahmi kembali.

Adit terbawa suasana dengan obrolan Apantika sehingga dia tak sadar bahwa Apantika sedang berencana mendekatinya kembali.

Melihat meraka berdua akrab kembali membuat ibu Renata bahagia sehingga dengan mudah dia bisa menjauhkan Salma dengan Adit berbagai cara dia lakukan demi menyatukan kembali Apantika dan Adit

"Ohh Iyah bukannya nak Apantika lagi butuh pekerjaan? kalo mau kamu bisa bekerja di perusahaan Adit yah kan Adit?,"

"Iyah kebetulan sekertaris aku lagi cuti jadi kalo kamu mau kamu bisa menggantikan dia sementara,"

Apantika pun mengiyakan tawaran itu bagaimana tidak peluang emas menghampirinya tak mungkin dia tolak.

"Baiklah saya mau bekerja jadi sekertaris di perusahaan Adit,"

Tawaran yang menggiurkan bagi Apantika sedikit demi sedikit mempermudah baginya untuk mendapatkan Adit kembali dari tangan Salma.

Adit yang tengah naik daun perusahaannya meningkatkan dan melesat dengan cepat sehingga membuat Apantika yang haus akan harta berusaha ingin mendekatinya dan menguasai harta tersebut.

Sementara ibu Renata ibunya Adit tak pernah tahu akal busuk yang di miliki Apantika Karena yang dia pikirkan hanya ingin memisahkan Salma dan membuat Salma menderita.

entah Adit akan kuat menahan godaan yang mencoba meruntuhkan rumah tangganya atau tidak yang pasti di sana ada Salma yang berjuang mati matian demi mempertahankan sebuah hubungan antara suami dan ibu mertuanya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login