Download App

Chapter 24: bab 24

Entah apa yang terjadi pada Julia kenapa hari ini dia sangat grogi saat Raka memandangnya

Setelah meyakinkan dirinya Julia pun keluar dari dapur dengan membawa segelas air.

" Sayang ...lama banget di dapur.., ada yang di liat lagi ya.." ejek Raka mengingatkan Julia saat dia memergoki Kiki dan Ikis sedang berciuman.

" Em..enggak.." kata Julia sambil menutup mulut dengan tangan kirinya.

Raka pun tertawa melihat tingkah Julia..

" Gak usah khawatir Abang udah jinak kok.."

ejek Raka lagi dan Julia pun tersenyum

" Sini minumnya.." kata Raka kemudian Juli mberikan segelas air minum ke Raka, dan Raka bukan hanya mengambil gelas berisi air dari tangan Julia tapi ia juga menarik tangan Julia, karena takut airnya tumpah Julia mengikuti saja saat Raka menariknya.

" Oh my God...cemana kalo bang Raka nyium aku lagi..." gumam Julia dalam hati,dengan pandangan terus ke bawah.

Setelah meletakan gelas berisi air tangn Raka mulai merayap di wajah mulus Julia.

Matanya teduh memandangi Julia seakan ingin mengatakan sesuatu.

Mendadak Rona wajah Raka jadi berubah seperti menahan tangis dan Raka langsung memeluk Julia sambil menangis.

Apakah ini pertanda Raka akan melepaskan Julia..

Julia bingung kenapa kekasih nya begitu erat memeluknya dan menangis di pelukannya, tanpa tau sebabnya Julia pun ikut menangis

" Abang...kenapa...?" tanya Julia lirih sambil menghapus air mata Raka, Raka masih menangis dan terlihat sangat sedih ternyata semalam sebelum ia tertidur Raka menerima SMS dari mama

" Jika kamu teruskan hubunganmu dengan perempuan itu mama tidak akan memaafkan mu dan mama hafus kamu dari daftar warisan dan kamu bukan anak mama lagi."

" Jangan pernah tinggalkan Abang.." kata Raka sambil menangis..

" Gak bang...aku gak akan ninggalin Abang..."

kata Julia sambil menyatukan keningnya ke kening Raka..

" Aku yakin ada yang di sembunyikan bang Raka sama aku.." gumam Julia dalam hati.

"Baang...., aku tau Abang menyembunyikan sesuatu dari aku...,kenapa Abang gak terus terang aja..." kata Julia dengan wajah penuh tanda tanya.

Belum sempat Raka bicara Amel memanggil lewat Vidio call, perlahan Julia pun menjauh dari sofa, Julia tak ingin mengganggu Raka dengan istrinya. Dengan wajah sedih Julia meninggalkan Raka yang sedang vc dengan Amel istrinya, samar-samar Julia mendengar suara balita dan suara seorang wanita.

Ya...dedek Arka dan Amel...

" Hi papa...dedek Arka kangen deh...kapan dong papa pulang..?" kata Amel manja

Raka hanya tersenyum melihat dedek Arka sudah bisa duduk dan merangkak.Bahagia terpancar di wajah Raka saatbmelihat balita imut di depannya.

" Hi...Arka...kamu ganteng banget.."

" Iya donk...siapa dulu papanyaaa..."

Raka tersenyum tapi kemudian rona wajah nya berubah saat di lihat Julia melangkah keluar dari rumahnya tanpa pamit.

Ingin mengejar tapi apa daya keadaan yang tak memungkinkan.

Ikis berusaha mengantar Julia tapi Julia menolak.

" Aku pulang sendiri aja bang.." kata Julia dengan wajah sedih.

" Sebenarnya apa yang terjadi antara mas Raka dan Julia.." gumam Ikis dalam hati, setelah masuk ke dalam rumah Ikis melihat Raka sedang Vidio call dengan Amel.

Ikis pun mengambil kesimpulan kalau Julia sedih karena Raka sedang bersama anak dan istrinya.

" kenapa Julia bang..?" selidik Kiki penasaran

" Biasalah...tuh liat..mas Raka sedang vc an sama istrinya." jelas Ikis.

" OOO..pantas la..." kata Kiki setelah melihat Raka sedang berbincang dengan istrinya.

" Bang...aku anter pulang aja lah.., gak enak gak ada Julia..?"

" Ya udah Abang bilang mas Raka dulu."

kata Ikis sembari berjalan menuju ruang tamu

dimana Raka duduk di sana.

" Mas aku anterin Kiki bentar ya.."

"OOO...iya..iya.."

" Aku pulang dulu bang .." sambung Kiki

" Iya hati-hati.." kata Raka.

" Siapa itu..., bukan Julia kan...?"

" Bukan...itu pacarnya asistenku.." jelas Raka

" Awas aja kalau Julia masih suka nyamperin kamu.." kata Amel

" Dia nyamperin aku itu karena aku yang minta.." jelas Raka.

" Jadi kamu butuh dia gitu..?"

" Aku juga bisa kok ngurusin kamu.., besok kalau boleh aku dan Arka bisa menyusul kamu di Medan.." tandas Amel

" What...!!!"

" Gak...gak..gak...kamu tetap di Jakarta.."

kata Raka agak keras

" Takut ya ketahuan masih selingkuh.." kata Amel ketus. Amel dan mama Raka ternyata mengira Raka sudah meninggalkan Julia, karena kemarin malam setelah Mama Raka SMS Raka membalas" iya " makanya Amel sering menelpon Raka .Padahal Raka mengatakan ya agar urusan cepat selesai.

Tapi malah Amel jadi sering menghubungi Raka.

Sementara itu Julia yang sudah berada di kamar sedang menangis tersedu-sedu.

Julia sudah merasakan perbedaan Raka dan Julia merasa Raka akan meninggalkan dirinya.

Julia butuh teman untuk curhat tapi tak mungkin bicara sama emak karena emak tak tahu cerita yang sebenarnya, emak hanya tau kalau Raka belum beristri.

Sedangkan Kiki masih sibuk dengan Ikis dia benar-benar tak ingin mengganggu kebahagiaan temannya.

Akhirnya esok harinya Julia mangkir kerja dia tak beranjak dari tempat tidur nya dan ponselnya gak online. Julia sengaja mematikan ponselnya, agar Raka tak bisa menghubunginya.

" kok gak kerja kak..?" tanya emak

" Males Mak.." jawab Julia singkat.

" OOO mau ke rumah Raka ya.."

" Gak Mak...aku cuman pengen istirahat aja."

jelas Julia.

" ya udah mamak mo ke kede dulu mo belanja.. kata emak sembari meninggal kan Julia.

" Iya mak..." kata Julia..

Setelah emak pergi, Julia kembali lagi mengingat Raka.

" Aku harus bisa melupakan bang Raka, jika ini adalah yang terbaik untuk aku dan dia." gumam Julia dalam hati.

Sedangkan di kediaman Raka, terlihat Raka sedang berusaha menelpon Julia .

"kok gak ol sih dari tadi...!" gumam Raka dalam hati. Berkali-kali Raka mencoba menelpon Julia tapi tetap saja tidak bisa karena Amel sengaja mematikannya.

Tak puas akhirnya Raka menelpon Kiki dari Kiki Raka tau kalau hari ini Julia mangkir.

Raka kemudian membuka perban di kaki kanannya karena dia merasa sudah tidak sakit lagi.

" kis...!" Raka memanggil Ikis

" Ya mas...."

" Anterin aku tempat Julia.."

" Iya bang.." kata Ikis, tapi saat Ikis datang dengan sepeda motor Raka menolak

" Pesenin grab ...aku belum...,"

Belum sempat selesai bicara Amel memanggil lewat Vidio call.

"huuuh...dia lagi..ahh.." Sebenarnya Raka malas mengangkat telpon dari Amel tapi nanti kalau gak diangkat pasti dia ngadu ke mama Raka.

" udah kos gak jadi.." kata Raka.

" Pasti istrinya nelpon.." kata Ikis berbisik seakan tidak senang.

" Katanya gak cinta tapi masih aja berhubungan..,hadeeh..gak ngerti aku.." kata Ikis sambil mencagak kan sepeda motor nya kembali.

"Hi..pa.." sapa Amel dari sebrang ponsel.

" Hi Arka..kata Raka dengan senyuman pas-pasan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C24
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login