"Rahasia." Memikirkan dokter yang mengadopsi dirinya di kehidupan sebelumnya, bibir Fariza bergerak sedikit. Ekspresinya berubah. Tampaknya jika dia ada waktu, dia harus pergi ke Jakarta untuk melihat pria baik itu. Jika dia beruntung, dia mungkin benar-benar dapat melihatnya saat masih muda. Fariza sangat ingin tahu seperti apa orang yang sudah merawatnya itu saat masih muda.
"Kalau begitu, apakah kamu ingin membantu mengobati vitiligo yang diderita putra dari wanita tadi?" Dokter Wiguna bertanya dengan penuh semangat. Dia tidak sabar untuk melihat bagaimana Fariza akan mengobati penyakit semacam itu.