Download App
100% SNOW WHITE

Chapter 2: Awal Perkenalan

Namaku Putra Wijaya tentu saja aku adalah seorang Dokter di Rumah Sakit terkenal, keluargaku adalah keluarga Dokter dari turun temurun. Nenek moyangku dari pihak mamaku dulu adalah seorang Dokter Racun bahkan mamaku juga tertarik mengikuti jejak nenek moyangnya. Aku menyukainya juga, semua jenis racun aku kenal bahkan racun tanpa gejala. Racun itu bermacam-macam tapi racun bisa jadi obat seperti jaman sekarang virus mematikan bisa menjadi obat jika virus itu di lemahkan. Aku juga seorang CEO terkenal tentu saja ini karena usaha keluarga papaku yang dari dulu sudah kaya dari nenek moyangnya. Beruntungnya jadi anak orang kaya karena tanpa bekerja aku tetap bisa makan, itu menyenangkan.

Aku berenkarnasi menjadi anak kaya raya tentu saja sebelum aku berenkarnasi menjadi anak orang kaya aku menjadi pengemis. Itu menyedihkan di mana saat makan saja susah. Aku harus berusaha meminta-minta pada bangsawan yang lewat tetapi selalu di abaikan, tidak sedikit para bangsawan yang menghinaku. Aku tidak ingin mengingat masa lalu, aku ingin menikmati kekayaan ini.

Aku cinta pada kehidupan mewahku, aku memiliki tunangan yang cantik, tentu saja pertunangan ku dengannya karena pihak keluarga. Aku dan dia tidak saling cinta, itu menyedihkan tapi aku punya kekasih hati, begitupun dengan dirinya. Dia sering tidur bersama kekasihnya, dia mengira aku tidak akan tahu karena aku bodoh tapi sebaliknya aku mengetahui semuanya. Aku senang dengan kenyataan yang ada bahwa aku kaya, aku bisa melakukan hal yang aku suka di belakang tunangan ku, sama seperti dia yang berselingkuh di belakangku. Pria mana yang mau di bodohin? Hidup ku tidak sepolos itu.

Cinta? Cinta itu kotor, tidak ada cinta yang benar-benar tulus bahkan di cerita anak-anak Snow White pangeran jatuh hati karena wajahnya yang cantik. Bagiku Putri Snow White itu biasa aja, tidak cantik tapi bodoh, dia bodoh karena terlalu baik. Kenapa dia mau memakan apel dari orang yang tidak di kenalnya? Sudah jelas itu mencurigakan kenapa juga di makan pada akhirnya dia kena racun. Kalau aku jadi pemeran utama udah aku potong-potong itu nenek sihir.

Pagi yang cerah, aku selalu suka udah segar di temani oleh anggur merah yang berumur seratus tahun, ini anggur bangsawan.

"Tuan muda, nyonya memanggil tuan," ujar pelayan yang ada di taman.

"Kenapa nyonya memanggilku?"

"Maafkan hamba tuan, hamba tidak tahu."

"Katakan pada nyonya, aku akan segera ke sana."

"Baik tuan."

Haaa, aku membenci hariku di ganggu seperti ini, cukup menyebalkan. Putra pergi meninggalkan taman menuju ruang keluarga tempat biasa nyonya berada. Putra segera duduk di sofa, di sana sudah ada mamanya, Rose.

"Ada apa ma?"

Rose tersenyum pada Putra yang duduk di depannya sambil mengambil kue yang ada di meja. Rose menjawab pertanyaan anaknya tersebut, "Apa itu enak?"

"Permisi?"

Putra kembali bertanya pada Rose. Apa yang dia maksud? Apa yang enak?

Rose kembali tersenyum dan menunjuk kue yang ada di tangan Putra, "Kue itu."

Rose melihat senyuman di wajah anaknya dan mendengar jawaban dari anaknya, "Iya, ini enak."

"Aku akan meminta koki untuk membuatkan untukmu."

Putra tersenyum dan berkata, "Terima kasih."

"Aku memanggilmu ke sini ada sesuatu yang mau mama sampaikan," tegas Rose.

"Apa itu ma?" tanya Putra menikmati anggur yang di tuangkan pelayan.

"Pernikahanmu."

"Apa ini sudah waktunya?"

"Tentu saja, kamu anak tunggal di keluarga ini, keluarga ini membutuhkan penerus selanjutnya."

"Putra mengerti ma, Putra akan ke London besok untuk bisnis."

"Bisakah di tunda ?"

"Tidak ma, ini demi perusahaan."

"Baik, lakukan sesukamu tapi ingat Minggu depan adalah hari pernikahanmu, jangan membuat papa dan mama malu."

"Hahaha Putra tidak akan membuat mama dan papa malu karena Putra," jawab Putra terkekeh.

Rose tersenyum dengan jawaban yang di berikan Putra padanya dan berpikir di benaknya, "Anakku sudah besar."

"Apa ini sudah selesai?"

"Iya, pergi lah."

"Baik," Putra pergi meninggal mamanya di ruang keluarga, Putra menuju taman mawar untuk duduk di tempat dia bersantai.

Putra berpikir di benaknya tentang pembicaraannya dengan mamanya, "Sial... Aku akan menikah minggu depan, apa ini akan baik-baik saja? Haruskah aku membuka perselingkuhan tunangan ku itu? Aku rasa aku harus bergerak sekarang, sudah cukup bersantainya."

Putra kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap pergi ke hotel tempat biasa tunangannya menghabiskan hari bersama kekasihnya, tentu saja informasi yang di miliki Putra sangat akurat. Tunangannya sekarang masih menghabiskan waktunya bersama kekasih hatinya di hotel tempat mereka bercumbu.

Putra mengendarai mobil Ferarri, mobil kesayangannya berwarna hitam. Putra menuju hotel tempat tunangannya bercumbu, tentu saja Putra membawa kamera untuk menyiarkannya di televisi. Putra membayangkan betapa happy nya dia saat itu semua terjadi.

"Aku akan bahagia," gumam Putra.

Putra sampai di hotel Night Full Star, hotel di mana tunangannya menghabiskan malam bersama kekasihnya. Putra masuk ke dalam hotel dan meminta pihak hotel untuk memberikannya kunci cadangan.

Putra segera menuju kamar 333, kamar yang istimewa di hotel tersebut. Putra mempersiapkan kamera di tangannya, tentu saja wartawan juga mengikut dengannya karena wartawan yang dia telpon sudah lebih dulu sampai di hotel tersebut. Putra membuka pintu kamar hotel.

Ctak... Lampu hotel di hidupkan.

"Siapa?" teriak wanita.

Putra dan wartawan menuju ke arah sumber suara. Wanita itu terkejut melihat pria yang ada di depannya. Putra membuka selimut yang menutupi tubuh tunangannya dan kekasih simpanannya.

"Tidak !" teriak tunangannya histeris.

Putra berhasil membuka selimut tersebut, tunangannya dan kekasihnya sekarang dalam kondisi tanpa busana. Wartawan terus memfotonya begitu pun dengan Putra. Tunangannya menangis sedangkan kekasihnya sangat marah, terlihat wajahnya yang memerah.

"Aku membatalkan pernikahan kita," ucap Putra.

"Ayo pergi," pinta Putra.

Wartawan mengikuti Putra meninggalkan kamar hotel. Tunangannya bergumam di kamar hotel, "Bagaimana ini bisa terjadi?"

"Aku akan menikah denganmu," ujar kekasihnya sambil memeluknya.

"Diam !" teriak wanita itu melepaskan pelukan kekasihnya.

"Aku akan di bunuh oleh papaku jika semua ini ketahuan," ketusnya.

***

Setengah jam setelah kejadian

Acara di televisi penuh dengan kejadian di hotel tentu saja kejadian ini menjadi topik nomor satu di kota. CEO perusahaan nomor satu mendapatkan tunangannya berselingkuh di belakangnya bersama pria lain yang bukan dari keluarga orang terpandang. Wanita tunangannya adalah anak angkat dari keluarga perusahaan nomor empat tetapi berani bermain api di belakangnya. Cerita yang awalnya Cinderella menjadi Anak durhaka. Itu cukup menyenangkan bagi Putra karena Putra menjadi pihak korban sedangkan mantan tunangannya menjadi terdakwa.

"Aku suka ini," gumam Putra.

****

To be continued...


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login