Download App

Chapter 2: SISA SEBUAH PERTENGKARAN

Dengan rambut yang masih basah Arion berjalan keluar di teras depan.

Sambil memegang gitarnya, Arion duduk di kursi bambu menghadap ke arah jalanan yang terlihat sepi.

Dengan memetik gitarnya Arion menyanyikan sebuah lagu milik Ari Lasso Perbedaan. Suara Arion yang lembut dan bernada tinggi sangat pas dengan karakter lagu-lagunya Ari Lasso.

Sendiri resapi

Heningnya malam ini

Tanpamu di sini

Hatiku sunyi

Berharap engkau kembali

Mengisi hari bersama lagi

Segala perbedaan itu

Membuatmu jauh dariku

Biarlah sang waktu

Menjaga cintamu

Nyalakanlah api cinta

Membakar ragu yang ada

'Ku 'kan selalu setia

Hingga saat tiba

"Hoi..Yon loe tidak keluar nih?" tanya Garry yang sudah duduk di samping Arion.

"Lagi malas, mau istirahat santai saja di rumah." jawab Arion tanpa menghentikan petikan gitarnya.

"Di kampung sebelah ada pasar malam, masih banyak ada kesempatan untuk mencari gadis desa Yon." ucap Garry yang masih membujuk Arion.

"Assalamualaikum." tiba-tiba ada suara dua gadis yang hampir bersamaan datang dari arah halaman depan.

"Waalaikumsallam." jawab Garry penuh semangat.

"Maaf Mas, kita ke sini mau mencari Bang Riswan, apa Bang Riswan ada?" tanya Suci dan ada satu gadis yang baru juga di kenalnya oleh Garry dan Arion.

"Riswan ya? baru saja berangkat ke pasar malam sama Niluh." jawab Garry tak lepas menatap wajah cantik Suci yang begitu polos.

"Ohh, padahal kita sudah ada janji untuk berangkat sekarang." ucap Suci dengan wajah yang terlihat sedih.

"Em, kalau kamu mau kita bisa mengantar kalian berdua ke pasar malam." tawar Garry dengan harapan Suci mau di antarnya.

"Tapi kita berdua, apa Mas bisa membonceng kita berdua?" tanya Suci sedikit takut dan ragu.

"Tenang saja, temanku juga akan mengantar kalian." jawab Garry dengan tersenyum ramah.

"Apa teman Mas tidak keberatan juga mengantar kami?" tanya Suci sambil melirik ke arah Arion yang masih fokus dengan gitarnya.

"Tenang saja Dek teman Mas baik kok orangnya, dengan adek siapa ya kalau Mas boleh tahu?" tanya Garry yang suka dengan wajah Suci yang natural.

"Suci Mas, kalau temanku ini namanya Abella." jawab Suci dengan tersenyum.

"Kalau Mas sudah tahu dengan teman adek, benar begitu kan Abell?" tanya Garry dengan ramah.

Abella hanya tersenyum mengangguk kecil.

"Arion, bantu gua mengantar mereka ke pasar malam." ucap Garry dengan tatapan mata memohon.

"Kan sudah gua bilang kalau gua lagi malas keluar Gar." ucap Arion yang tidak tahu ada Abela yang tertutupi pohon sedangkan yang di lihat jelas adalah Suci.

"Sebentar saja Yon, tidak akan lama." ucap Garry dengan wajah memelas.

"Gua kenapa harus ikut Gar, kan sudah ada loe yang mengantar dia." ucap Arion dengan heran.

"Memang gua jadi obat nyamuk apa di sana?" batin Arion dengan kesal.

"Gua memang sama dek Suci, dan loe sama Abella." ucap Garry yang sangat mengejutkan Arion.

"Mana dia?" tanya Arion sedikit terkejut saat Garry menyebut nama Abella.

"Abell agak ke sini sebentar, biar Arion bisa melihatmu." ucap Garry seraya menarik pelan lengan Abella.

Abella yang masih kesal dengan Arion hanya bisa diam dengan bibir cemberut.

"Tuh lihat Yon, benar tidak kalau dia Abella." ucap Garry dengan tersenyum kecil.

"Sorry ya..gua lagi malas keluar, kalau loe mau mengantar antar saja sendiri, gua mau tidur." ucap Arion mulai kesal melihat wajah Abella yang masih saja tidak ramah padanya.

"Wooii Yon!! tunggu!!" teriak Garry dengan kencang saat tahu Arion masuk ke dalam rumah.

"Sebentar ya Dek Suci, biar aku bicara dulu dengannya." ucap Garry menenangkan hati Suci kemudian berlari masuk ke dalam rumah menyusul Arion.

"Arion!! buka pintunya Hooiii." teriak Garry sambil mengetuk pintu dengan keras.

"Apa sih loe? gua mau tidur." ucap Arion seraya membuka pintu hanya separuh saja.

"Ayo dong Yon, ikut gua mengantar mereka, hitung-hitung loe kan juga ingin mengenal Abell." ucap Garry membujuk Arion.

"Gua tidak bisa, daripada nanti gua tidak bisa menahan bibir gua untuk cium dia kalau dia buat gua stress." ucap Arion dengan nada datar.

"Gua jamin deh, Abell tidak akan membuat masalah pada loe." ucap Garry masih dalam berusaha merayu.

"Sudah deh Gar, gua lagi malas beneran.. gua mau tidur capek." ucap Arion yang memang tidak ingin bertengkar dengan Abella.

"Baiklah Yon, kalau loe mau ikut gua mengantar mereka kamu minta apapun, akan gua berikan." ucap Garry yang juga memang anak orang kaya terpandang.

"Bener? apapun yang gua minta?" tanya Arion berniat mengerjai Garry.

"Ya deh apapun." ucap Garry putus asa.

"Gua minta ponsel yang keluaran terbaru." ucap Ariom dengan senyum kemenangan.

"Terserah loe deh, sekarang kita berangkat dulu." ucap Garry berjalan kembali keluar.

Dengan hati ringan Arion berjalan keluar mengikuti Garry setelah memakai jaket hitamnya.

"Ayo dek Suci kita berangkat, Abella biar dengan Arion." ucap Garry demi sukanya pada Suci dia rela memberikan motor keluaran terbaru.

"Baiklah Mas Garry." ucap Suci tersenyum naik ke atas motor Garry yang super besar.

"Arion!! cepat sedikit kasihan Abella menunggu terlalu lama." ucap Garry uang yang sudah ada di atas motornya dengan Suci duduk di belakangnya.

"Ayo cepat loe naik!!" ucap Arion nada suara yang datar.

Tanpa membalas ucapan Arion, Abella naik di atas motor tanpa berpegangan.

"Kalau loe naik motor gua, baiknya pegangan daripada loe nanti jatuh terpental." ucap Arion memperingatkan Abella.

Sekali lagi Abella tidak menjawab ucapan Arion, membuat hati Arion kesal dan sewot.

Dengan keras Arion mengegas motornya dengan keras hingga Abella hampir terjengkang ke belakang jika tidak langsung memeluk pinggangnya.

"Nah begitu lebih baik." ucap Arion menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi agar bisa menyusul Garry.

"Bisa tidak pelan sedikit!" ucap Abella dengan rasa takut jatuh.

"Aku tidak dengar loe bilang apa?" tanya Arion yang tertutup headset di telinganya.

"Jangan terlalu cepat-cepat!" ulang Abella dengan suara keras dekat telinga Arion.

"Gua tidak dengar!!" ucap Arion yang sebenarnya sudah tahu maksud Abella, tapi tetap saja Arion menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi hingga sampai di tempat parkir motor pasar malam.

"Kamu kenapa sih? tidak mendengarkan ucapanku?" tanya Abella seraya memukul pundak Arion setelah turun dari motor Arion.

"Gua tidak mengerti loe ngomong apa." jawab Arion dengan santai sambil melepas helmnya dan melepas headsetnya.

"Kamu memang sudah gila, percuma saja aku bicara dengan laki-laki gila seperti kamu!! kalau kamu naik motor dengan orang lain baiknya hargai nyawa orang lain, kecuali kalau kamu naik motor sendiri entah kamu tabrakan dan mati setidaknya kamu mati sendiri tidak dengan orang lain tahu!!" teriak Abella dengan kemarahan tingkat dewa, setelah dia tahu bicara banyak di atas motor tadi ternyata Arion tidak mendengarnya karena memakai headset.

"Loe ngomong apa barusan?" tanya Arion tersinggung, kemudian dengan cepat menarik tengkuk leher Abella dan kembali menyapu bibir Abella dengan sangat brutal.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login