Download App

Chapter 8: Nona Wen, Jangan Khawatir, Sebentar Lagi Giliranmu

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Shengxia, Pangeran tidak kekurangan uang. Mengapa kau begitu repot-repot campur tangan dengan keluarga kami yang sederhana?" Mendengar ucapan Mo Nianchen, Wen Ting'er merasa tidak enak. Ia melangkah maju dan berkata dengan nada datar.

"Oh, jadi sekarang kalian sudah berubah menjadi keluarga yang sederhana?" Li Shengxia memasang senyum sarkasnya. Ia tidak bisa melupakan wajah sombong mereka.

Ekspresi wajah Wen Ting'er berubah menjadi sangat buruk. "Shengxia, aku tahu bahwa kau menyalahkanku karena telah merebut kekasihmu. Tapi, kamu jangan terlalu agresif. Kami juga saling menyukai."

Seulas senyuman muncul di sudut bibir Li Shengxia dan ia membalas perkataan Wen Ting'er, "Nona Wen, jangan khawatir. Sebentar lagi giliranmu."

Sepasang mata Wen Ting'er mendadak membelalak lebar mendengarnya.

Pada saat yang sama, Yin Tangyi mendadak melangkah maju dan memandang Li Shengxia dengan penuh amarah, "Sepuluh juta, kan? Aku akan membayarnya. Tolong jangan mempermalukan ibuku." Sambil berkata demikian, ia mengeluarkan selembar cek dan menuliskan nominal yang diminta, kemudian menyerahkannya kepada Li Shengxia.

Bagaimanapun juga, Qiu Haitang adalah ibunya. Selain itu, sang ibu telah rela memberikan berapapun uang yang dia minta kepadanya.

Li Shengxia terkejut melihat sikap Yin Tangyi. Setelah berpikir cukup lama, ia merasakan tatapan kesal Qiu Haitang yang ditujukan kepadanya. Ia tak ingin menganggap pemberian Yin Tangyi sia-sia, maka ia memutuskan untuk mengulurkan tangan dan menerima cek itu.

Mo Nianchen menyaksikan pandangan mata Li Shengxia kepada Yin Tangyi dengan perasaan yang sulit dimengerti. Seolah mendapat ide, ia menanggapi dengan nada dingin, "Sepuluh juta? Tadi memang cukup, sekarang tidak cukup lagi."

Pupil mata Yin Tangyi mendadak menyipit dan memandang Mo Nianchen dengan sengit! Ia merasakan bahwa sang pangeran ini jelas-jelas menyerangnya.

"Sudahlah," akhirnya Li Shengxia menengahi. Uang sebesar sepuluh juta sudah cukup membuat hati Qiu Haitang dipermalukan cukup lama. Lagipula, ia tak ingin melakukan sesuatu yang terlalu berlebihan kepada Yin Tangyi. Ia akhirnya berkata, "Aku terima uang sepuluh juta ini. Masalah ini …"

"Kau bilang berakhir begitu saja?" Mo Nianchen menyela kata-kata Li Shengxia dengan nada dingin.

Lagi-lagi dia! Napas Li Shengxia terhenti sejenak. Ia hampir lupa bahwa Mo Nianchen adalah orang yang tidak pasti.

"Aku tak tahu apa yang Pangeran inginkan?" Yin Tangyi akhirnya membuka suara.

"Tadi ibumu merasa bahwa tamparan di wajah Putri tak sebanding dengan sepuluh juta. Jadi, kupikir aku harus membuatnya selalu teringat."

"Aku mewakili ibuku meminta maaf."

"Minta maaf? Minta maaf harus tulus. Mana ketulusanmu?" Mo Nianchen menuntut.

"Apa maksud Pangeran?"

"Sepuluh tamparan di wajah. Tak boleh kurang."

Sudah mengeluarkan uang tapi masih harus ditampar? Qiu Haitang tak bisa mempercayai apa yang didengarnya. Ada kebencian yang begitu dalam di sorot matanya dan ia tidak menduga bahwa Li Shengxia akan menjadi begitu agresif! Saat Qiu Haitang hendak melampiaskan amarahnya, Yin Tangyi memberi isyarat kepada ibunya itu untuk tidak bicara. Jika tidak, tidak ada seorang pun yang tahu kapan Pangeran akan murka, dan itu akan membuat ibunya menderita. 

Qiu Haitang bukannya tidak mengetahui kemampuan sang pangeran, jadi ia tak berani memarahinya.

Namun, uang telah diberikan, tapi masih juga ditampar. Bukankah itu penipuan?

Yin Tangyi melemparkan pandangannya kepada Mo Nianchen dengan tenang.

Mo Nianchen juga melemparkan pandangannya kepada Yin Tangyi dengan kalem.

Li Shengxia melihat bahwa Qiu Haitang telah merugi dan amarahnya telah lenyap. Ia tidak ingin bergantung kepada Mo Nianchen. Ia baru saja ingin menjadi penengah antara Yin Tangyi dan Mo Nianchen, tapi siapa yang menduga bahwa Wen Ting'er maju selangkah di depan Yin Tangyi ...

"Jangan membuat malu Tangyi. Aku yang akan menggantikan ibu mertuaku dengan sepuluh tamparan!" Seru Wen Ting'er sambil menampar wajahnya sendiri beberapa kali.

Semua orang yang hadir tak kalah terkejutnya! 

Yin Tangyi menggerakkan tangannya dan akhirnya bereaksi. Ia menekan pergelangan Wen Ting'er erat-erat. Saat melihat bekas tamparan di wajah Wen Ting'er, ia melangkah tanpa suara mendekati Li Shengxia, seolah hendak menanyakan apakah gadis itu sudah puas atau belum.

Dengan raut wajah sinis dan bibir yang cemberut, jantung Li Shengxia mendadak berdetak lebih cepat.

Mo Nianchen tampak sangat puas menyaksikan ekspresi Yin Tangyi. Ia melemparkan senyum datar kepada Li Shengxia dan bertanya, "Sayangku, apakah kau sudah puas?"

"Ayo, kita pergi!" Li Shengxia menghindari tatapan mata Yin Tangyi dan membalikkan badannya. Ia hanya ingin meninggalkan tempat yang menyesakkan ini.

Sepuluh tamparan di wajah rupanya bisa menyembunyikan fakta bahwa Wen Ting'er-lah yang mendorong menara kaca dan menjebaknya? Itu adalah perhitungan yang bagus. Seulas senyuman baru saja terukir di sudut bibir Wen Ting'er ketika ada sebuah panggilan telepon masuk.

"Nona, nona! Gawat! Keluarga Wen bangkrut! Ada banyak orang di luar. Mohon Anda pulang secepatnya …"

Ponsel yang dipegang Wen Ting'er jatuh seketika itu juga. Gadis itu hanya bisa menatap punggung Mo Nianchen dan Li Shengxia cukup dengan penuh rasa tidak percaya. Ia butuh waktu lama untuk bereaksi.

"Tidak …"

Ia bergegas maju seperti orang gila dan menarik Li Shengxia seraya berteriak, "Shengxia, kau tidak boleh seperti ini kepadaku!"

Li Shengxia hanya bisa memandang Wen Ting'er dengan penuh keheranan, "Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!"

"Apa yang harus aku lakukan agar kau melepaskan keluarga Wen? Katakan, apa yang harus aku lakukan!" Wen Ting'er mencengkeram tangan Li Shengxia lebih kuat dari sebelumnya.

Li Shengxia merasa sangat tidak nyaman dengan sikap Wen Ting'er. Dengan sikap dingin, ia menyingkirkan lengan Wen Ting'er, tapi, siapa yang tahu bahwa Wen Ting'er terjatuh di atas serpihan kaca.

"Shengxia, kau sudah keterlaluan!" Yin Tangyi melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Li Shengxia mendorong Wen Ting'er dan terjatuh di atas serpihan kaca. Tubuh dan tangan Wen Ting'er bersimbah darah. Kemarahan di mata gadis itu telah mencapai titik ekstrem.

"Aku tidak sengaja!" Li Shengxia baru saja menyingkirkan Wen Ting'er. Ia sama sekali tidak ada alasan untuk mencelakai Wen Ting'er sejauh ini, bahkan ia juga terjatuh di atas serpihan kaca! Ini adalah akting Wen Ting'er yang sebenarnya.

Sambil menangis tersedu-sedu, Wen Ting'er berkata, "Shengxia, dulu kita pernah berteman. Kumohon, maafkan aku. Aku tahu aku salah. Tolong lepaskan keluarga Wen!"

Semua orang yang hadir dikejutkan oleh karakter Li Shengxia yang kejam dan berdarah dingin. Sebaliknya, mereka menunjukkan ekspresi simpati kepada Wen Ting'er. Wen Ting'er benar-benar gadis yang baik. Ia tidak hanya menampar wajahnya sendiri untuk ibu mertuanya, tapi ia juga melakukan hal ini untuk banyak karyawan yang bekerja untuk keluarga Wen.

Saat seseorang memakai rela melakukan sesuatu demi orang lain, semua hal rendah yang dilakukannya akan menjadi hal yang mulia.

Mau tak mau, Wen Ting'er berakting dengan sangat bagus.

Li Shengxia melihat mata Yin Tangyi yang penuh kebencian. Kapan Yin Tangyi melihatnya dengan sorot mata demikian? Meskipun Li Shengxia berharap Yin Tangyi membenci dan melupakannya, ia sama sekali merasa tidak nyaman saat ini ...

"Wen Ting'er sudah minta maaf dengan tulus. Apa yang masih kau inginkan?" Tanya Yin Tangyi kepada Li Shengxia.

Kedua mata Li Shengxia mendadak merasa sakit mendengarnya. Meski ia bisa dengan cepat melupakan masa lalu, tapi gestur tubuhnya bisa dilihat oleh Mo Nianchen. Apa Li Shengxia masih punya perasaan kepada Yin Tangyi?

Seluruh tubuh Li Shengxia gemetaran. Bukankah ini yang ia inginkan? Namun, ia tidak bisa dianiaya begitu saja!

"Akting Nona Wen agak kurang realistis. Ia memilih tempat yang hanya ada sedikit serpihan kaca."

Ketika Li Shengxia mengatakan hal ini, semua orang yang hadir mengetahui bahwa sebenarnya di sebelah Li Shengxia adalah tempat yang paling banyak serpihan kaca. Saat ini, Wen Ting'er sedang memegang tangan Li Shengxia. Jika Li Shengxia benar-benar menyingkirkan tangannya, ia seharusnya sudah jatuh di tengah serpihan kaca dan di tubuh Wen Ting'er pasti sudah terdapat banyak luka.

Namun, Wen Ting'er justru terjatuh ke tempat yang lebih jauh dan tidak ada serpihan kaca di bawahnya. Hal itu sama sekali tidak masuk akal.

Satu-satunya yang memungkinkan adalah, Wen Ting'er sengaja menjatuhkan dirinya!


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C8
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login