Download App

Chapter 25: Hal yang Dijanjikan Jangan Dilupakan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Huo Yanxi merasa urusan Huo Yao membuatnya sangat kerepotan. Setelah itu, percakapannya dengan Lu Xia sama sekali tidak fokus bahkan kurang memberikan pencerahan baginya mengenai surat penerimaan SMA Yi Zhong yang dimiliki adiknya.

Setelah makan, Huo Yanxi langsung mengantar Lu Xia pulang ke rumahnya.

Setelah sampai di depan pintu, Lu Xia yang melepaskan sabuk pengamannya juga menanyakan suatu hal kepada Huo Yanxi, "Kakak Huo, mau masuk untuk duduk sebentar? Ayahku sudah mengatakan beberapa kali untuk mengundangmu datang."

Tangan Huo Yanxi masih menggenggam kemudi mobil ini. Ia dengan tidak yakin melihat keluar jendela yang memperlihatkan rumah besar keluarga Lu. Namun sekejap kemudian ia menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak, sudah terlalu malam untuk bertamu ke rumah orang. Lain kali saja aku bertamu ke rumah ini." 

Lu Xia merasa agak kecewa, tetapi wajahnya masih tetap memperlihatkan sebuah senyuman manis itu, "Baiklah kalau begitu, Kakak berhati-hatilah saat mengendarai mobil ini. Aku pamit pulang dulu!"

Namun Lu Xia tampak berpikir sejenak dan seperti mengingat sesuatu. Ia pun mengedipkan mata kepada Huo Yanxi dan berkata, "Oh iya, jangan lupa janji Kakak padaku, ya!"

Huo Yanxi terdiam melihat Lu Xia dengan ekspresi yang tampak bingung.

"Waktu itu Kakak janji kepadaku akan mengantarku ke sekolah saat mulai masuk sekolah nanti. Apakah Kakak melupakannya?" Lu Xia sengaja menyentuh dadanya seolah sedang sakit hati telah dilupakan oleh mantan kakaknya ini.

Huo Yanxi menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Tidak lupa kok."

Lu Xia yang mendengar perkataan tersebut langsung tersenyum bahagia, "Baguslah kalau begitu, Kakak juga segera pulang kerumah. Aku turun dulu, sampai jumpa besok!"

Huo Yanxi mengiyakan dengan suara pelan. Namun saat Lu Xia membuka pintu dan turun dari mobil, tiba-tiba ia mengingat kekhawatirannya tentang Huo Yao dan memanggil Lu Xia lagi, "Xiaxia."

Lu Xia menoleh ke arahnya dan tidak mengerti maksud dari panggilan tersebut. Ia pun hanya menatapnya dan berkata, "Iya?"

Tatapan Lu Xia kelihatannya sangat menawan dan wajahnya yang cantik itu membuat orang merasa bahwa gadis ini adalah seorang putri yang sangat penurut dan baik.

Huo Yanxi yang melihatnya dengan perasaan yang demikian seketika hanya tersenyum sambil mengelengkan kepala. Ia pun segera mengalihkan hal yang dipikirkannya tadi dan berkata, "Oh bukan apa-apa. Aku hanya baru ingat untuk menanyakan waktu pendaftaran yang akan dimulai besok di sekolah tersebut."

Lu Xia mendengarnya langsung menghela napas lega dan meresponnya dengan bercanda, "Kakak kamu hampir membuatku terkejut, aku sempat mengira bahwa kamu akan izin untuk tidak mengantarku besok ke sekolah."

Tatapan Huo Yanxi mengelak, "Oh, bukan."

"Baiklah, kalau begitu kita akan berjumpa besok tepat pukul 8, ya!" Lu Xia mengakhiri topik ini.

Huo Yanxi pun mengangguk untuk mengiyakan.

Setelah tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, Lu Xia melambaikan tangan dan turun dari mobil. Ia segera melangkah menuju rumahnya.

Dari dalam mobil, Huo Yanxi masih menunggu Lu Xia masuk ke dalam rumah. Setelah itu, ia baru menarik pandangannya.

Seketika Huo Yanxi merenungi sesuatu. Ia pun mengingat perkataan Huo Yao yang tidak perlu diantarnya ke sekolah besok. Bila memang demikian, ia pun tidak perlu mengkhawatirkan suasana hatinya sampai menolak permintaan Lu Xia. Apalagi, Lu Xia masih dianggapnya sebagai adik kandungnya. 

Memikirkan seperti itu, rasa bersalah dalam hati Huo Yanxi langsung hilang. Kemudian, ia langsung mengendarai mobilnya dan meninggalkan rumah Keluarga Lu.

*****

Lu Xia baru masuk ke rumah, ibunya, He Xiaoman, kebetulan sedang duduk di sofa ruang tamu. Menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah, ia pun mengangkat kepala dan melihatnya, "Malam sekali, apakah ada temanmu sedang mengajakmu pergi jalan-jalan?"

Suaranya yang lembut dan ramah itu pun terdengar seakan tidak memiliki maksud curiga kepada Lu Xia.

Lu Xia berjalan ke arah ibunya, ia mengulurkan tangan dan memijit pundak ibunya, "Kakak pertamaku mencariku untuk membicarakan suatu masalah."

"Kakak pertama?" He Xiaoman yang mendengar panggilan nama tersebut langsung terlihat kebingungan sampai keningnya tampak mengkerut, "Apakah saudara dari keluarga orang tua angkatmu lagi?"

Lu Xia tentu menyadari bahwa He Xiaoman sangat memandang rendah keluarga Huo. Ia pun hanya bisa mengiyakan dengan pelan.

"Bukankah sudah aku katakan untuk mengurangi hubunganmu secara langsung dengan orang dari keluarga Huo?" He Xiaoman berkata dengan khawatir. 

"Ibu tahu kamu orang yang baik, tetapi orang-orang dari keluarga angkatmu itu bukanlah orang yang mudah diajak bicara, terutama beberapa kakak palsumu itu. Semakin kamu dekat dengan mereka, mereka mungkin akan memanfaatkanmu kedepannya," tambah He Xiaoman.

Lu Xia hanya menyipitkan mata dan mencibir di dalam hati. Ia merasa bahwa ibunya ini terlalu memandang rendah keluarga Huo. Bila hanya memandang dari hal yang mereka miliki, tentu tidak ada yang tahu bahwa mereka memiliki kemampuan yang tidak bisa diremehkan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C25
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login