Informasi yang baru saja Deril sampaikan telah membuat Louis geram hingga menunda keberangkatannya ke Indonesia. Kini, amarah dan ego yang bermain menguasai akal sehat.
Rahangnya mengeras, sorot mata berubah nyalang, kedua tangan mengepal erat hingga terdengar suara gemelatuk gigi. Sungguh, tak pernah Louis sangka sebelumnya bahwa perpisahannya sementara dengan Amira tak juga membuat hati wanita tersebut luluh.
"Tak bisakah kau hargai sedikit saja perjuangan ku, Amira!" Geramnya dengan kedua tangan mengepal erat. Tak tahan berteman rasa sakit yang telah melemparkannya pada amarah memuncak membuat Louis hilang akal sehat.
Arrgghh, teriaknya sambil meninjukan tangannya ke dinding berulang kali. Meskipun darah segar sudah merembas melalui sela - sela jari. Namun, hal tersebut sama sekali tak dia indahkan. Rasa sakit dihatinya lebih dominan dibandingkan luka yang tak seberapa ini.
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Amira. Kalau kalian suka dengan cerita Amira. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar. PS atau komentar dari kalian sangat berarti buat Amira. Terima kasih. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!