Download App
9.09% Za For Zo

Chapter 3: Bagian 3

Selesai dengan acara mandi memandikan, kini keduanya berada di dalam walk in closet dengan bathrobe membungkus tubuh keduanya. Warna merah muda untuk Kenza dan hitam untuk Kenzo.

"Seragam kamu mana?"

Kenza memiringkan kepalanya, "Mamah, seragam Kenza mana?" Teriaknya.

Reflek, Kenzo menepuk mulut Kenza pelan. "Nggak sopan," ujarnya menasehati.

"Kenza kok ada disini, sayang?" Safira datang dengan baju seragam milik Kenza.

"Kan tadi mamah suruh Kenza bangunin Kenzo." Jawab Kenza, sedangkan Kenzo hanya menatap datar.

"Kenza udah mandi?"

"Udah dong."

"Mandi sendiri?"

Kenza menggeleng, "Dimandiin Kenzo, terus Kenza tadi juga mandiin Kenzo. Badan Kenzo bagus, perutnya ada kotak-kotak." Kenzo menutup matanya begitu mulut Kenza ember kemana-mana. Dipancing sedikit saja, langsung meluber seperti keran bocor.

Safira terkejut, tapi kemudian tersenyum menggoda, "Jangan sampe jadi bayi ya sayang." Ucapnya sambil keluar kamar setelah sebelumnya memberikan seragam Kenza pada Kenzo.

"Jangan lupa sekalian dipakaikan."

"Maksud mama apa Kenzo, kok jadi bayi?" Tanya Kenza kepo, Kenzo hanya menghela napas, keingintahuan dan kepolosan Kenza yang seperti ini membuat Kenzo ingin mengurungnya. Ya, dia kurung untuk dirinya sendiri.

Kenzo mengecup bibir Kenza, "Bukan apa-apa sayang, sekarang kamu pake baju ya?"

Kenza mengangguk lalu di ikuti Kenzo yang memakaikan seragam Kenza.

"Udah, sekarang kamu turun ke bawah. Minta mamah sisirin rambut kamu," titah Kenzo.

"Tapi Kenza kebawahnya mau barengan sama Kenzo." Ujar Kenza keras kepala.

"Aku lama sayang, aku masih ganti baju sama nyiapin buku sekolah."

"Kenza tungguin ," Kenza masih kekeh.

"Nggak, aku lama."

"Sekarang kamu turun terus sarapan." Kenza tidak bergerak sama sekali, seakan pijakannya itu sudah diberi lem.

"Kalo kamu nggak turun aku marah," ancam Kenzo ditanggapi Kenza dengan keluar kamar sambil berlari.

"Kenza turun nih, Kenzo jangan benci Kenza." Teriaknya dari luar kamar.

Kenzo menggeleng kemudian memakai seragamnya dengan cepat. Karena dia yakin, gadisnya itu pasti akan menunggunya.

***

Kenza menggeleng ketika Safira berniat menyuapinya. "Kenza nggak mau mah, Kenza mau nunggu Kenzo," ucapnya membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangan.

Safira menghela napas, tidak ingin memaksa, meletakkan kembali sendok berisi makanan diatas piring. Tak lama kenzo dating sambil berkacak pinggang menatap tersangka utama yang duduk dengan kepala menunduk di meja makan.

"Kenapa belum dimakan?" sebenarnya bukan pertanyaan tapi pernyataan jika mendengar nada suara Kenzo yang dingin.

"Kenzo!" Tegur Safira.

"Kenza mau sarapan bareng Kenzo, mau disuapin juga," cicitnya takut, Kenzo memang baik dan perhatian. Tapi, jika Kenza melewati batas nada bicara Kenzo akan sedikit meninggi.

"Tadi kan aku bilang kamu duluan makannya," ucap Kenzo lembut.

"Kenza nungguin Kenzo," jawabnya serak dan pelan. Kepalanya semakin menunduk dengan bibir bergetar menahan tangisan.

"Kok nangis?" Kenzo mengusap pipi Kenza yang basah karena airmata.

Kenza menggeleng, terlalu takut jika bicara. Dia tidak ingin membuat Kenzo marah padanya.

Dengan gerakan pelan, Kenzo menuntun Kenza berdiri di depannya lalu menggendong didepan seperti koala.

Tangis Kenza pecah, "Hiks, Kenzo jangan marah. Kenza cuma mau makan bareng Kenzo. Jangan benci Kenza hiks," raung Kenza.

Kenzo terenyuh, bukan maksud membentak. Dia hanya khawatir Kenza belum makan dan tak sadar nada bicaranya sedikit meninggi.

"Maaf sayang, aku nggak maksud bentak kamu. Aku khawatir kamu nggak makan dan malah nunggu aku." Kata Kenzo mendudukkan dirinya diruang tengah bersama Kenza yang ada dalam pangkuannya.

"Kenza cuma mau makan sama Kenzo," tangis Kenza.

"Iya boleh, tapi lain kali jangan gitu lagi ya. Aku nggak mau kamu telat makan terus sakit gara-gara nungguin aku."

"Kenza nggak apa-apa sakit asal bisa sama Kenzo terus."

Kenzo mengumpat, darimana gadisnya belajar kata manis tersebut. Tak tahan Kenzo mencium bibir Kenza dengan sedikit kasar, menyesap bibir bawah dan atasnya bergantian. Lidahnya membelai bibir bawah Kenza meminta untuk masuk kedalam yang langsung diterima Kenza dengan senang hati.

"Uhh, ngghh Kenzohh." Kenza melenguh. Mereka seakan lupa jika sedang berada di ruang tengah yang siapapun bisa melihat kegiatan mereka.

"Kamu bisa lanjutin dikamar Kenzo!" Baru saja Kenzo ingin meremas buah kenyal kesukaannya, suara papahnya membuat Kenzo kembali mengumpat.

TBC


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login