Download App

Chapter 6: Rencana Kabur Savira

" James..... kau tidak mengurus urusan kerjaan mu hari ini, ini sudah pagi tolong lepaskan aku....., aku sudah selesai halangan dan aku ingin pergi mandi." ucap Savira yang berusaha melepaskan diri dari pelukan King wolf itu.

James sebenarnya sudah terbangun dari tadi tapi James pura-pura memejamkan matanya agar bisa terus memeluk berlahan jiwanya yang cantik ini sepanjang waktu. Siapa yang akan menolak tubuh yang ramping dan seksi serta kulit yang sangat cantik sawo matang yang hanya khas di miliki oleh gadis Asia dan harum mawar serta kayu manis yang keluar dari tubuh Savira mampu membuat James nyaman didekatnya bahkan tidak pernah berniat sedikit pun untuk melepas belahan jiwanya ini dari depan hangatnya.

Savira yang merasa kesal langsung berniat untuk mencubit perut James yang sialnya malah bukannya mencubit tapi Savira malah kagum dengan otot-otot perut James yang bersusun seperti roti sobek itu, Savira berusaha menyadarkan diri dengan menggelengkan kepalanya sedikit keras untuk menyadarkan bahwa tidak boleh tergoda dengan laki-laki yang terus memeluknya erat ini. Karna yakin akan sulit mencubit bagian perut James Savira malah berusaha mencubit kencang bagian samping perut James yang tidak terdapat roti sobek.

"Bangun.....," ucap Savira sambil mengencangkan cubitan nya.

"Hahahaha...., apa yang kau lakukan Sayang.... hentikan hal itu sangat membuatku geli....," ucap James yang hanya merasakan gelitikan dari tangan mungil Savira yang berusaha mencubit nya.

Karna meliat respon James yang tertawa Savira tidak jadi mencubit James lagi, tapi mengelitikki James sampai pelukan laki-laki itu terlepas dan kemudian Savira pergi kekamar mandi dengan terburu-buru karna telah merasa kebelet dan juga malu.

"Lihat bukankah Queen ku itu sangat manis....." ucap Jay dalam pikiran James.

"Iya tentu.... dia bukan hanya Queen mu tapi dia juga Queen ku dan belahan jiwa ku!" ucap James dengan tegas.

"Baiklah..... dia memang adalah milik kita dan akan selalu akan menjadi milik kita selamanya....," ucap Jay yang kali ini sependapat.

"Ku akui kali ini kita sependapat." ucap James.

"Yang mulia King, ini hamba David ingin melaporkan bahwa keadaan Beta Ardian sekarang sudah mulai membaik." ucap David sebagai gama dari kerajaan wolf itu memberikan laporan melaui pesan bantin yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang terpilih saja.

Jika Ardian yang merupakan Beta yang merupakan wakil dalam mengurus kerajaan Ardian bisa dihukum berat karna memenjarakannya Ratu nya atas perintah rajanya sendiri, entah bagaimana nanti dengan nasib David yang merupakan tangan kiri dari James yang menggantikan posisi Ardian saat ini yang sedang menerima hukum ringan yang diberikan oleh James.

Jika hukum ringan saja sampai membuat Beta Ardian berada diambang Kematian selama 2 Minggu ini bangaimana dengan hukum beratnya mungkin hanya tuhan saja lah yang mengetahui kekejaman dari King Wolf itu.

"Setelah pulih pastikan dia menghadap kepada ku dan Queen!" balas James dengan datar.

"Baik yang mulia King, hamba izin memeriksa keadaan Beta kembali." ucap David yang kemudian memutuskan komunikasi karena tidak mendapatkan balasan dari King wolf itu.

Dikamar mandi Savira sedang memikirkan bagaimana caranya untuk pergi dari istana yang megah dan kokoh ini dan selain itu James sangat menjaganya dengan ketat biasa-bisa Savira akan terkena hukum dari James nanti, Savira masih mengingat tentang gosip yang tidak sengaja dengar dari beberapa omegan yang bertugas membersihkan istana ini mereka pernah berkata "Jika hanya karna ada satu omegan yang lancang menganti warna spray tempat tidur sang King dengan warna selain dari warna yang gelap omegan itu sampai menghilang tanpa jejak berserta dengan keluarganya." ucapan omegan itu selalu terngiang-ngiang dipikirkan Savira yang membuat nya sedikit takut dengan James Savira bukannya takut akan dirinya yang terluka tapi Savira Menghawatir mungkin teman-teman nya dan paman atau bibik nya akan menjadi sasaran dari kekejaman raja wolf itu.

"Ya Tuhanku..... apa yang harus kulakukan...., bahkan sampai detik ini aku tidak mengetahui siapa orang tua kandung ku...," ucap Savira bergumam sendiri dikamar Mandi.

Savira sagat malas keluar dari kamar mandi ini bukan karna terlalu nyaman di kamar mandi tapi karna jika nanti Savira keluar dari kamar mandi hanya mengunakan mantel pasti akan terlihat memalukan jika sampai James atau Jay melihat nya, Savira sangat mengutik kebodohan nya yang lupa membawa pakaian sebelum masuk kamar mandi.

"Sepertinya dia tidak ada dikamar....., syukurlah." ucap Savira yang kemudian keluar dari kamar mandi dan langsung menuju lemari besar itu mengkin untuk sementara ini Savira akan meminjam baju yang ada di lemari besar itu.

"Sayang....," ucap James yang entah sejak telah duduk manis diatas kasur padahal tadi Savira bisa melihat bahwa tidak ada seorang pun di kamar ini.

"Hah....., bagaimana kau bisa ada disitu..?" tanya Savira dengan gugup dan sedikit takut.

"Kamu tenang saja sayang, aku baru saja sampai dan sangat disayangkan belum sempat melihat tubuh mu itu saat berganti...." ucap James dengan nada datar seperti biasanya.

"Huuft... syukurlah. " ucap Savira yang menghembuskan nafasnya dengan lega.

"Kenapa kau sangat terlihat seksi dengan rambut basah seperti ini?" ucap James yang telah memeluk Savira dari belakang dan meletakkan wajahnya diatara cekukan leher dan bahu Savira.

"Apakah yang kau lakukan James.... hal itu sangat membuatku geli....., tolong hentikan!" ucap Savira uang merasa tidak nyaman karna James yang terus mengedus-ngedus lehernya dari tadi .

"Tidak mau, aku akan membantu mu mengeringkan rambut mu yang indah ini...." ucap James yang berbisik secara sensual yang berhasil membuat Savira sangat merinding mendengar nya.

"Ti..dak... aku... bisa sendiri...," ucap Savira denga terbata-bata dan dengan sedikit keberanian mendorong wajah James agar menjauh dari tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan!" ucap James dengan marah.

Matanya telah merah menyala karna seumur hidupnya James tidak pernah menerima penolakan, keinginan yang mutlak selalu terpenuhi Ibunda dan Ayahandanya selalu menuruti keinginan nya dari kecil.

"Maaf....," cicit Savira yang telah terisak menahan tangisnya dan kemudian airnya perlahan turun karena rasa takut pada James.

Beberapa saat kemudian karna meliat Savira yang James pergi meninggalkan Savira untuk menetralkan emisinya agar Savira tidak menjadi sasaran kemarahan nya James pergi ke penjara bawah tanah dan menyiksa bebera tawanan yang merupakan mata-mata yang ingin menghancurkan nya.

"Kau harus menikmati hukum mu...., karena telah membuat istana ku ini hampir kotor karena pertumpahan darah." ucap James sambil tersenyum licik dan mematikan.

"Ampun yang mulia king wolf hamba hanya di ancam..... hamba tidak ingin keluarga hamba dibunuh tolong ambil saja nyawaku dan bebaskan lah keluarga ku..." ucap laki-laki yang merupakan bagian dari kerajaan wolf yang berhianat dengan alasan keluarganya itu.

"Kau tidak pantas meminta hal itu.... sert.....set.." ucap James yang langsung ngengoreskan kuku tajamnya pada wajah dan bahu dari penghianat itu.... kuku dari James yang tentunya menyalurkan racun atas keinginan dari James dan Jay tentunya.


CREATORS' THOUGHTS
Chesi_putri Chesi_putri

bismillahirrahmanirrahim tolong jangan lupa simpan keperpustakaan, komentar review dan vote terimakasih

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C6
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login