Download App

Chapter 3: Awal perubahan dari Kepribadian Buruk

Pada saat perjalanan, aku memikirkan semuanya yang di katakan pada diriku, dan soal kejadian yang hanya ayahku mengetahuinya. Itu ingatan yang buruk yang selalu ingin aku lupakan.

         "wah, itu cantik sekali?." aku melihat perempuan muda yang cukup cantik untuk bermalam denganku di taman, dia duduk di ayunan dekat kolam. Namun kata peramal itu aku harus berubah, jika untuk mengetahui alasan aku bermimpi hal yang sama.

         "Berhenti, aku akan pergi ke taman sebentar, tunggu di sini seperti biasa." Dengan sembari membuka tempat kaca mata yang aku simpan, aku bawa kaca mata yang cukup tua untuk anak muda sepertiku. Kemudian aku membawanya.

         "sepertinya aku sudah terpengaruh oleh peramal tua tersebut." Dalam pikiranku aku berbicara sendiri.

         "Baik tuan, saya akan mematuhi yang anda perintahkan." Balas penjaga dan kusir dengan serentak.

         "Sudah lama tidak aku keluarkan, sejak hari itu tidak pernah aku gunakan lagi." Berbicara pada diri sendiri dengan sambil menghampiri perempuan yang berada di taman tersebut.

        "Hei! kamu, Kenapa kamu sendirian disini, aku selalu melihatmu disini?." Aku menyapa dengan sedikit canggung untuk memulai percakapan.

        "Tuan muda, maaf aku tidak mengetahui anda, akan kemari dan membuat saya tidak menyambut anda dengan baik tuan." Dia menunduk seperti orang orang lain yang aku temui.

         "Tidak apa apa, aku melihatmu sendirian disini, jadi aku menghampirimu, tapi kamu disini sedang apa, sendirian disini."

         "Saya hanya ingin melihat anak anak disini, karena saya menyukainya tuan." Balas dengan santun sekali padaku, itu telah memperlihatkan posisiku di daerah kekuasan bangsawan khan.

        "Jika seperti itu kamu tinggal di dekat sini?" aku ingin mengetahui tempat tinggalnya, ini kebiasaan buruk  dariku.

       "Ya tuan, rumah saya ada di seberang sana." Dia menunjukan dengan tangannya ke arah rumah yang dia tinggalin, itu adalah rumah yang telah aku lewati tadi, rumah toko yang berjualan teh atau kopi, untuk para pendatang ataupun orang biasa.

        "Jika seperti itu siapkan aku beberapa kopi terbaikmu, aku ingin mencobanya." Aku pun pencinta kopi dan the, yang membuatku ingin merasakan, nikmatnya kopi.

        "Baik tuan saya akan mengantarkan anda." Dia mengangguk, kemudian kami berjalan ke tempat tinggalnya.

        "Akan ku tunggu." Balas ku pada perempuan itu

Sesampai di sana, aku melihat, beberapa lukisan pemandangan, bunga, hewan yang menakjubkan dan aku berkeliling melihat lukisannya.

            "Hah? Ini, sepertinya aku pernah melihatnya, aku pernah Melihat lukisan yang seperti ini, aku sering lihat tapi entah dimana." Ucapan ini dalam pikiranku sendiri.

Tiba tiba sekilas aku mengingat kembali yang aku  mimpikan setiap harinya, dalam pikiranku.

            "Tidak mungkin, sama dengan yang muncul di mimpi, gambar orang yang di dalam ini terlalu kecil, tidak kelihatan." Dengan sambil menggunakan kaca mata yang aku gantung di saku milikku.

            "Sepertinya tidak mungkin, ini kaca mata biasa, tapi apa kelihatan menggunakan kaca mata ini."

            "Tuan, tertarik dengan gambar itu ya, tuan mempunyai mata yang tajam menilai karya seni." Ucap perempuan itu, dengan membawa kopi.

            "Ah! Iyya, Apakah kamu tau mengenai lukisan ini dan ceri!!??.."  pembicaraanku terpotong saat melihat perempuan tadi.

            "Tentu saja aku yang menemukan lukisan ini tuan, dan pastinya aku mengetahui cerita dari lukisan ini." Balas perempuan tadi

            "Ghaahhh!! Apa itu, mon monster..? Tapi suaranya benar perempuan tadi kok, suaranya persis sama dengan perempuan tadi." Aku terkejut melihat wajah atau wujud yang sebenarnya dari wanita yang aku temui.

            "Lukisan ini menceritakan tentang lukisan peri yang asli, lukisan ini di peruntukan kepada bidadari supaya dia dapat tinggal dengan manusia, katanya ada seorang pemuda masuk bersama bidadari dan dia berkeliaran di dalam gambar, dengar dari pelanggan pelangganku, orang orang yang didalam gambar ini seperti hidup, tapi itu pastinya hanya gambar yang di lukis dengan baik sehingga terlihat hidup, tuan."

            "Ah iyya iyya, memang terlihat hidup." Ho ho ho ho Aku tidak fokus sama yang dia bicarakan dan dia terus berbicara.

            "Eh kakinya sama seperti seperti tapak burung yang aku lihat dekat pohon, jadi dia yang mencuri cincinku, sebaiknya aku bagaimana ini." Aku terdiam bingung dan berbicara pada diriku sendiri.

      "Oh Iyya dan matanya kenapa tidak di pakai?."

       "…"

      "Maksudku itu kamu mempunyai mata yang dapat melihat yang asli atau sebenernya, jadi matamu itu bagus sekali." Mengingatkanku apa yang di katakana oleh peramal tua itu.

            "Glek" aku menelan ludahku sendiri, dan  terdiam dengan menatap perempuan itu yang sedang memegangi nampan kopi pesanan dari diriku.

            "Ada apa tuan?, Apa kopinya tidak sesuai yang anda harapkan?." balas perempuan itu kepadaku karena tatapanku.

            "Ah tidak, sungguh sulit ya berdampingan dengan manusia." Aku melihat wujud aslinya yang seperti burung

semua terdiam sehingga terdengar suara jam dinding.

            "Apa ini? Apa dia menyadarinya." Suasana hening yang membuat diriku sangat gugup dan canggung dengan ke adaan ini

            "kau?, Kamu bisa mengenaliku, wah ternyata kamu juga siluman hehehe, kirain tuan muda yang sebenarnya, aku hampir saja membuat kesalahan karena tidak mengenali sesame siluman." Balas perempuan itu dengan senyumannya

            "Ah iyya, bisa di bilang begitu siluman hahaha." Balasku pada perempuan itu yang ternyata dia adalah siluman burung.

       "Fuhhh aku aman, aku harus berpura pura berbicara seperti siluman." Aku lega aku selamat hari ini dalam benak diriku.

       "Tapi...bangunan seperti istana  itu apa ya?." Aku bertanya untuk memulai obrolan dengan siluman burung ini.

       "Hmm? itu bukan istana, tapi semacam Pura untuk pernikahan dan persembahan, kamu tidak tau Pura Azalea? Kamu itu aneh ya?." Balas siluman itu

       "Hahaha bukan begitu, sudah lama jadi aku lupa hehehe, jadi seperti yang kamu jelaskan di dalam lukisan ini manusia beneran?." Dengan perasaan yang tidak nyaman karena aku pertama kali melihat langsung siluman. 

        "Tentu saja manusia kecil itu aku kumpulkan, perlu waktu lama untuk mengumpulkan manusia kecil sebanyak itu, kalau mau memenuhi gambar ini pasti akan memakan waktu lama, manusia kecil itu imut jadi aku kumpulkan hehehe."

       "Tidak mungkin!, Jadi mereka semua manusia hidup." Aku terus berbicara pada diriku karena tidak percaya yang aku lihat sekarang.

'Set set.' seorang yang ada di dalam gambar tersebut itu bergerak melambaikan tangannya. 

        "apa itu...ber...ergerak?." Dalam pikiranku. 

Aku pernah ingat kata dari sahabatku teman satu satunya yaitu alex yang memberitahukan tentang anak anak yang hilang. Dan semua itu membuatku merinding.

        "Anak anak itu harus diselamatkan, tapi bagai mana aku menolong mereka, aku tidak tau caranya." Sepertinya aku mulai berubah dan ingin menolong anak anak yang ada di gambar tersebut, dan kata peramal itu pun, aku harus mengubah kebiasaan buruk dariku.

         "Ohh begitu ya, kalau sudah di taruh didalam apa ada cara mengeluarkannya, hanya ingin tau saja." Aku menanyakan itu dengan polosnya.

        "Kau itu tuan mudakan? Dan kau itu manusia kan? Sudah kuduga memang ada yang aneh."

'Brak!.' aku dicekik dan di dorongnya sehingga membentur gambar dan dinding, membuat wajahku memerah karena sulit untuk bernafas.

"Aku tidak tau bagai mana kamu mengetahuinya tapi sayang sekali kamu tidak pandai berbohong, tadi kamu Tanya bagai mana cara mengeluarkan mereka dari gambar, sebenarnya kau itu tidak pantas mempunyai cincin yang kau simpan itu, dan aku ingin memasukkan  tuan muda ini ke dalam gambar, baguslah sekarang aku akan memasukkan dirimu ke dalam gambar."

 'Grett!! srukkk!!!' Aku di cekiknya dan didorong sehingga, aku mau masuk kedalam gambarnya.

       "Ukhh!! Apakah aku berakhir seperti ini?, tidak, aku tidak boleh menyerah, sebelum aku menemukan perempuan itu." Terlintas perempuan yang ada di dalam mimpiku, dan aku berusaha agar tidak masuk kedalam gambar.

'ngungggg! ngunggg!!'

        "Itu!! stigma ?! huwaaaa stigma ! kutukan.. aku bisa terkena kutukan khiikkk khikk kepak." Dia berubah menjadi manusia setengah burung dengan kepala manusia dan tubuh burung pergi meninggalkanku.

         "Hah? Stigma apa yang dia katakan, sungguh beruntungnya diriku hah." Dengan nafas sedikit kesulitan bernafas setelah di cekiknya.

         "Yang dia katakan ini adalah kutukan, kenapa tiba tiba muncul. Di tanganku." Aku berfikir kenapa aku dapat memilikinya

         "Hanya Ini yang bisa aku lakukan semoga membantu." Aku mengingat kalau peramal itu memberikan sesuatu namun tidak terjadi apa apa.

         "Apa ini kerjaan dari peramal itu, berkat kutukan ini aku selamat, tapi kalau ini kutukan." Aku bersyukur sekaligus takut karena ini adalah kutukan.

Membuatku mengingat masa kelam dariku  pada saat aku masih di taman kanak-kanak, semua orang terbunuh kecuali aku.

        "Grey kamu selalu menyalahkan diri sendiri untuk sesuatu yang buruk, tetapi untuk seperti ini, kamu tidak boleh menyalahkan diri sendiri"

       "Ibu apa yang harus aku lakukan selanjutnya," aku menundukkan kepalaku karena mempunyai kutukan ini.

       "Ah iyya anak anak yang ada di gambar itu, aku harus menyelamatkan mereka yang ada di gambar itu." Aku langsung berdiri.

       "Tapi bagaimana caranya tadi dia tidak menjawab pertanyaan dariku, dan aku saja tidak ingat untuk menanyakan nama dari siluman itu.."

       "Aku tidak bisa menolong anak anak guru termasuk ibuku pada saat di taman kanak-kanak, lagi lagi aku tidak bisa melakukan apa apa." 

'Bhak!.' Dengan memukul gambar yang ada di depanku

'SY UK SYUKKKK ' tiba tiba tanganku masuk kedalam gambar, aku langsung mencoba meraih apapun yang bisa aku pegang dengan tanganku.

       "Ehh!! Aku memegang sesuatu? Syuuk." Aku menariknya dan ternyata benar anak anak berhasil aku keluarkan dari gambar.

'Bruk' aku menjatuhkan anak itu di lantai,

        "Maafkan aku telah menjatuhkan dirimu dengan kasar nak, karena aku memastikan kamu manusia atau siluman." Aku berbicara sendiri pada anak yang pingsan.

Dengan kejadian itu aku berhasil menyelamatkan anak anak dan aku kembali ke istanaku, aku kembali ke taman dan tidak ada orang yang mengetahui apa yang sudah terjadi tadi. aku langsung naik kereta dan pergi  kembali.

setelah itu aku pun di sambut dengan kehadiran Old White dengan senyum ramahnya padaku.

         "Tuan Muda, kali ini kamu harus tinggal di kastil dan biarkan Baker mengajarimu semua pengetahuan yang diperlukan." Kata White.

         "Apakah Ayah mengatakan itu kepada alex agar aku berlatih dengan paman baker disini?." Tanyaku padanya.

          "Ya, situasi di luar tidak bagus sekarang. Kami tidak berpikir membiarkan Anda tinggal di luar sendirian adalah ide yang bagus. Lebih penting lagi, Anda banyak menderita saat ini. Kami pasti akan membalas dendam, bahkan jika lawannya adalah Viscount Dunagan. " Kata White. Aku bisa merasakan betapa seriusnya pelayan tua itu.

         "Aku baik-baik saja dengan keputusan Ayah, tapi aku ingin ada tempat untuk menikmati sesuatu sendirian, kau mengertikan?. " aku setuju.

         "Saya mengerti Tuan, kami akan mempersiapkan tempay untuk anda menyendiri di dalam istana ini," Balas pelayan itu

        "Saat perjelanan aku melihat seperti istana di dalam hutan sekitar sini, apakah kamu mengetahuinya old white?"

        "Istana itu berbahaya tuan banyak hewan buas karena berada di dalam hutan dan dekat lereng gunung." Balas old wihte.

        "Itu bukan istana tapi Pura Azalea untuk Pernikahan dan persembahan yang di beritahu oleh siluman burung. Pure Azalea sama dengan seperti ada di dalam mimpiku, yang membuatku mengingatkan diriku pada wanita yang ada di dalam mimpiku." Aku akan pergi ketempat itu untuk melihat lihat dan bawakan penjaga terbaikmu untuk menjagaku."

        "Tuan maafkan saya, bukanya saya mengatur anda, tapi penjaga terbaik takutnya tidak akan dapat melindungi anda." Balas old white pada, dan aku sendiri.

         "Baiklah jika aku akan mendengarkan dirimu." Aku mendengarkan peringatan yang di ucapkan pelayan diriku, aku pun tidak mau mati konyol karena ingin menemui perempuan itu.

Kemudian aku mengikuti White ke aula utama, dan ada dua pelayan bersama mereka juga.

Dua gadis muda mengenakan farthingale putih sedang menunggu di sana, dan mereka membungkuk bersama ketika mereka melihat White membawa diriku.

          "Saudara grey." Gadis-gadis itu berkata bersama.

          "Carmila dan Maggie!." itu nama dari gadis gadis tersebut. 

Carmila adalah adik perempuanku, dan mereka memiliki ayah yang sama. Maggie datang dari keluarga miskin, dan dia datang mencari bantuan dari Keluarga Khan; Keluarga Maggie sudah lama menolak. Mereka semua lebih muda dariku sehingga mereka memanggilku 'saudara'.

Aku memiliki posisi penting dalam keluarga, jadi kerabat seperti Carmila dan Maggie harus berhati-hati ketika berhadapan dengannya. Ada banyak gadis lain seperti mereka di kastil, tetapi mereka tidak memiliki status tinggi. Baron tidak terlalu peduli dengan gadis-gadis itu. Kehidupan Carmila di kastil sebenarnya cukup baik; dia bisa mendapatkan sejumlah uang untuk dibelanjakan setiap bulan, dan memiliki pelayan untuk melakukan pekerjaan rumah untuknya. Dia berada di level yang sama dengan pemimpin pelayan.

Hidup Maggie itu mudah. Orang tuanya bekerja untuk baron di kastil, dan mereka dapat dengan mudah mendapatkan uang untuk bertahan hidup. Mereka seperti pekerja biasa di kastil, mungkin mereka bahkan diperlakukan sedikit lebih baik daripada yang berada di status terendah. Ada banyak kerabat miskin yang berusaha mencari bantuan dari Keluarga Khan, dan keluarga Maggie hanyalah salah satunya.

        "Sudah lama sekali.'' Aku berkata dengan senyuman yang aku miliki, pada mereka. Aku bermain dengan mereka dan berinteraksi kedua gadis itu dengan baik, karena aku relatif tampan, dan aku memiliki gaya yang bagus. Aku memperlakukan mereka dengan baik kapan pun aku ada, dan membuat kedua gadis itu merasa nyaman terhadap diriku, sehingga membuat mereka bersedia tinggal bersama diriku .

        "Kami mendengar Anda terluka, dan kami memutuskan untuk menunggu di sini untuk menyambut Anda kembali. Apakah Anda merasa lebih baik sekarang? "Tanya Maggie. Dia berusia tiga belas tahun dan suaranya terdengar muda, tetapi tubuhnya berkembang cukup baik. Maggie memiliki gaya yang bagus dan wajah yang imut. Pinggangnya ramping, dan payudaranya besar. Aku cukup tertarik padanya, dan aku menatapnya sebentar.

Sepertinya Maggie tahu aku menatapnya, dan dia mulai memerah. Dia tidak bertindak seperti dia memperhatikan tatapan dariku, tapi dia mencoba membuat payudaranya menjadi lebih menarik bagi matanya.

Tubuh carmila agak terbelakang dibandingkan dengan Maggie, dan dia sangat pemalu. Carmila memandang diriku seperti rusa muda, memiliki sedikit rasa takut di matanya. Dia meletakkan tangannya di atas perutnya, tampaknya menunjukkan kegugupan juga. Aku bisa merasakan kepolosannya.

Sebenarnya ada lebih banyak orang yang mencoba menyambut diriku kembali ke istana, tetapi kedua gadis itu memikirkan situasi dan memutuskan untuk datang lebih awal daripada yang lain. Orang-orang akan berpikir bahwa mereka dekat dengan diriku. jika mereka yang pertama menyambutnya. Mungkin orang tua mereka meminta mereka melakukannya.

          "Aku merasa jauh lebih baik sekarang, jangan khawatir. '' Aku menganggukkan kepalanya, dan berbicara sedikit dengan para gadis.

Old White pergi dengan diam-diam untuk melakukan pekerjaan lain, dan aku mengikuti kedua gadis itu ke aula dalam. Setelah banyak orang di kastil mengirim salam mereka di sana, aku akhirnya punya waktu untuk beristirahat.

Aku kembali ke kamarku sendiri, dan aku mengambil napas dalam-dalam.

Ada meja tulis di dalam kamar di samping tempat tidur. Di atas meja ada sepotong perkamen kuning tergeletak di sana. Sebuah pena tinta bulu diletakkan di samping botol tinta di samping, dengan tiga lilin menyala diatur ke dalam bentuk gunung. Aku bisa mencium aroma wangi dari lilin.

Aku menarik kursi dan duduk. Aku mulai membaca koran.

bersambung..

Spesial dari Author

Hai pembaca saya masih baru di storial ini, terus dukung saya dengan Like komen dan beri ⭐⭐⭐⭐⭐ sebanyak ini, agar saya semangat dalam membuat novel. Sekedar info saya Author baru dan sekaligus Guru sekolah dasar. 

bersambung..

spesial dari Author

 Maafkan saya lama update nya di karenakan saya juga seorang guru, dan sibuk merekap dan mengoreksi jawaban siswa siswa saya. Terima kasih yang telah setia mengikuti alur ceritanya.

dan jangan lupa komen dan like itu adalah dukungan buat saya Terima kasih😆


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login