Download App

Chapter 2: misi baru

"Penghasilan kamu untuk misi afrika." bapak rafi mengeluarkan paket yang di bungkus rapi dengan kain usang, tangannya halus satlat dia menangani item itu. Dengan hati-hati, dia menghasilkan dua lembar uang kertas seratus Ribu yang kusut, dan menyerahkan kepada seorang anak laki-laki yang menatapnya.

Arya tidak mengerti. itu adalah misi berisiko tinggi yang sudah dia selesaikan. dan misi yang sangat menuntut juga. bahkan dia harus berurusan dengan musuh yang paling tangguh. keuntungan kliennya sangat banyak dan berlimpah. bagaimana masuk akal kalau dia di bayar dengan sangat sedikit??

dari mana sampah tua itu mendapatkan misi ekstrim ini? mereka sangat sering mendapatkan misi harus mempertaruhkan nyawa, dan hadiahnya selalu berkisar mulai dari lima puluh dolar hingga beberapa ratus dolar.

dan itu sebenarnya adalah pembayaran yang sangat baik untuknya. terkadang pembayaran juga sangat rendah hingga bahkan tidak mencapai angka dua digit.

dia selalu merasa ingin menangis di dalam setiap kali dia memikirkan hal itu, bahkan dia ingin mengutuk ibu lelaki tua itu ketika dia menyerahkan dua ratus dolar dengan misi yang harus mempertaruhkan nyawanya.

akan tetapi bapak rafi itu tidak punya ibu. bapak rafi adalah yatim piatu yang tidak memiliki ibu dari kecil.

tetapi masalah nya bapak rafi yang mengajarkan dia kungfu dan juga yang melatih di rumah nya selama 15 tahun. karenanya dia berpendidikan dan mahir dalam bidang akademis dan bela diri. jika seandainya dia hidup di zaman kuno dia sudah menjadi pejabat tinggi.

tapi di sinilah dia yang menghabiskan hari-harinya seperti dia hanya seorang pelayan, apa-apaan ini??

dia mendengar bahkan pekerja konstruksi bahwa bisa memperoleh beberapa ribu dolar pertahun. dan jika dibandingkan dengan hari-hari yang sangat menegangkan bersama pak Rafi dia hanya bisa memperoleh dua ribu dolar pertahun.

"orang tua... kamu bercanda bukan?? dua ratus?? apa kamu sudah mengambil jatah aku atau sesuatu??" itu bukan pertama kalinya Arya memiliki kecurigaan, tetapi kehidupan pria tua itu tidak berbeda dari dia sama sekali. dia mengenakan pakaian yang sama, makanan yang sama, dan dia tidak terlihat Kaya sedikit pun.

"senang kamu memiliki uang dan bahkan sempat untuk mengeluh, kamu pikir menghasilkan uang itu mudah, bukan?" bapak rafi berkata dengan kasar dengan memutar bola matanya.

"apakah kamu tidak menginginkan nya? kembalikan saja padaku, sudah sangat lama aku tidak makan di restoran mewah."

Arya Sangat geram dan ingin memukul kakek itu tetapi dia tau dengan sangat baik pasti dia bakalan di pukuli lebih parah lagi.

namun dia juga tidak tau terlalu banyak, yang dia tau bahwa orang tua itu tidak pernah mengeluarkan kemampuan terbaik nya saat berlatih bersama nya. guru nya bapak rafi hanya akan mengeluarkan tenaga yang sesuai dengan tingkat Arya dan setiap kali arya membuat kemajuan dia selalu di kalahkan oleh gurunya.

"benar, ini mungkin tentang waktu, dan kamu sudah cukup berlatih beberapa tahun terakhir ini, dan kamu dewasa sekarang." kepala bapak rafi di turunkan ke tempat dia menghancurkan kacang, dia sedang berfokus untuk menyiapkan makanan.

"kerjakan satu misi lagi dengan baik, dan setelah itu kamu akan bebas." kata bapak rafi

"serius?..." Arya memang sudah pernah diberitahukan oleh bapak rafi di saat dulu ketika pertama dia di ambil sewaktu Arya masih menjadi anak jalanan bahwa studi dan pelatihan kungfu, kedokteran dan pengetahuan tentang dunia luar adalah sesuatu hal yang besar nantinya.

namun arya tidak bisa tidak meragukan kata-katanya bapak rafi yang biasanya sangat licik dalam menggunakan kata-kata, apakah hadiahnya begitu besar sehingga Arya tidak perlu bekerja lagi selama sisa hidupnya?

"kapan aku berbohong kepada kamu?" bapak rafi menggonggong saat dia melemparkan lebih banyak kacang ke dalam lubang, "kamu mau atau tidak? atau mungkin aku harus mencari orang lain?"

"tidak, tentu saja aku akan melakukan nya," teriak Arya tanpa ragu-ragu. orang bodoh macam apa yang melewatkan sesuatu seperti ini? satu misi untuk kenyamanan seumur hidup? dia tidak memiliki masalah untuk mempertaruhkan nyawa untuk yang satu ini.

"hhhhmmmm.... baiklah, pergi ke Songshan, di mana ada perusahaan ini bernama pengzhan industries. cari tuan gunawan dan dia akan memberi tahu mu sisanya." senyum nakal merayap di bibirnya bapak rafi nyaris tidak terlihat. "tapi kamu sebaiknya mempertimbangkan ini dengan hati-hati, kamu tidak bisa mundur begitu kamu menerima nya."

"mengapa? mereka tidak membiarkan aku mundur bahkan ketika itu menjadi sangat berbahaya?" Arya bukan salah satu dari tipe pahlawan yang keras kepala, dia tidak akan melakukan sesuatu yang akan menyebabkan dia sekaarat.

"ah.. Arya kecilku, aku sudah membesarkan mu selama lima belas tahun, memberi mu makan, memberi mu air, bahkan membelikan mu laptop, kartu Internet 4G dan masih banyak yang lain..." pria tua itu mengomel ketika matanya berputar lagi. "berhentilah melontarkan begitu banyak pertanyaan kepada ku, ketika aku memberi tahu mu untuk melakukan sesuatu yang begitu sederhana, dan jangan memaksa aku mengatakan yang lain lagi, brengsek!!"

"brengsek" Arya tidak senang dengan apa yang di katakan pria tua itu. "ya, kamu benar, kamu membesarkan aku, selama tiga tahun pertama, Mulai dari setelah itu aku yang membuat makanan, aku yang menyiapkan kayu bakar, aku yang menenun sandal jerami untuk menghasilkan uang kamu gunakan, jangan memaksa aku mengatakan yang lain ok!!"

"aku tau apa yang kamu lakukan di waktu malam hari dengan tangan dan laptonmu!!" bapak rafi membentak dengan tatapan tajam. "ya.. ya... itu benar, kamu pikir aku tidak memperhatikan mu ya? kamu yang memaksa ini pada dirimu sendiri, juga kamu bahkan.."

"oke oke aku akan pergi untuk misi sampai selesai oke?" Arya menyela, wajahnya memerah karena malu, wajahnya memerah. dia tidak berharap kalau orang tua itu memperhatikan nya, padahal dia eksta hati-hati dengan aktifitas malamnya. jika di biarkan pria itu melanjutkan dan dia akan mengeluarkan beberapa adegan yang sangat tidak pantas.

jadi, Arya memakai tas bawaannya, dan naik kereta ke Utara. sepuluh ribu mil kemudian dia akan mencapai kota metropolitan yang modern yaitu Songshan.

Arya memutuskan kalau dia akan lebih hati-hati dengan lingkungan nya ketika dia aktifitas malam di kemudian hari, Mulai dari sekarang dia harus meningkatkan keamanan pribadi nya, juga harus menyembunyikan lebih dalam di beberapa folder.

dia memiliki kegembiraan yang tulus untuk misi nya saat ini, terlepas dari itu semua ini adalah sesuatu yang dia impikan, sebuah misi dengan imbalan yang cukup besar untuk dia bisa pensiun dini. dia bisa tahu dari cari bapak Arya berbicara kalau ini adalah misi yang sangat sulit, akan tetapi itu tidak akan menganggunya sedikit pun. toh, tantangan dari sebuah misi yang keras menghasilkan sensasi tantangan yang luar biasa.

pop terdengar dari seorang pria yang berwajah berbintik-bintik duduk di seberang Arya, dia baru saja membuka sekaleng coke terbuka, dan tidak membuang waktu untuk menuangkan minuman itu ke mulut nya. dia melemparkan tab penarik kebawah dengan lemparan lembut.

seorang pria dengan potongan rambut keriting memasang wajah acuh tak acuh ketika dia mengambil tab, mengangkat tangan nya dan melihat dengan lebih baik. dia berteriak tiba-tiba setelah memutar nya beberapa kali. "wow!!! woah woah woah, hadiah pertama!!"

lelaki keriting itu membuat keributan di dalam kereta tersebut. dan suaranya cukup keras untuk di dengar di telinga orang di dekatnya. mereka semua berbalik dan menatapnya, termasuk pria berwajah berbintik-bintik yang duduk tepat di sebelahnya.

pria berwajah berbintik-bintik itu panik, wajahnya cemberut ketika melihat tab itu dan menyadari bahwa itulah yang baru saja dia buang. "kembalikan, itu milikku.."

"milikmu? aku tidak melihat ada namamu di sini? pria berambut keriting itu membalas dengan teriakan, cengkraman nya menegang di tab saat dia melotot. "jadi bagaiman kamu bisa mengatakan kalau ini adalah milik kamu?

"tidak tidak maksudku akulah yang membuang tab tiket hadiah itu..." pria yang berwajah berbintik-bintik itu tampak nya takut kepada pria berambut keriting itu, akan tetapi dia tidak mau mundur untuk mengklaim sesuatu yang menurut nya adalah haknya.

lelaki berambut keriting itu mendengus. "kamu sendiri yang mengatakan bahwa kamu sudah membuangnya kan? jadi karna itu bukan lagi menjadi milik mu, jadi siapa pun yang mengambilnya akan bisa menyimpan nya."


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login